Dia Alvaro

34 11 13
                                    

Ara terus memandangi layar ponselnya. Cewek itu sudah menunggu sekitar 10 menit di parkiran, namun Leo belum datang juga. Ia juga sudah menelpon kembarannya itu, tapi hasilnya nihil. Leo menghilang tanpa kabar, biasanya kalau Leo pulang telat, ia akan mengabari Ara.

"Leo kemana sih?" Decak Ara yang mulai kesal.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, mohon coba beberapa saat lagi.

"Arghhh Lele lo di mana?!" Ara mulai frustasi. Cewek itu pun memutuskan untuk duduk di bawah pohon yang ada di parkiran itu, kebetulan ada kursi taman di sana. Setidaknya hal itu bisa membuat Ara tidak kepanasan dan kelelahan karena terus berdiri menunggu si ikan Lele itu.

Ara memperhatikan sekelilingnya, siapa tau tiba-tiba tanda kehidupan Leo terlihat. Tapi, ia tak menemukan cowok itu. Yang Ara lihat hanya ada beberapa siswa yang habis mengikuti kegiatan ekskul sedang bergegas untuk pulang.

"Tau-tau gini gue pulang sama Siska aja." Guman Ara.

Ketika Ara sedang fokus memperhatikan siswa-siswi yang bergegas pulang, ada seorang cowok yang sepertinya ingin menghampiri Ara. Wajahnya tidak asing dipenglihatan Ara. Cowok bertubuh tinggi, dengan rambut sedikit pirang, berkulit putih dan bermata coklat terang.

"Lo gak pulang?" Tanya cowok itu.

"Nunggu Leo," jawab Ara seadanya.

Cowok itu mengangguk paham lalu duduk di sebelah Ara tanpa basa-basi. Sontak Ara terkejut dengan itu, bisa-bisanya dia duduk seenak jidat tanpa permisi dulu.

Ara pun sedikit menggeser posisi duduknya agar tidak terlalu dekat dengan cowok itu. Ara dapat merasakan hidungnya terganggu karena bau rokok dari tubuh si cowok yang sekarang ada di sampingnya ini. Ia juga merasa sangat aneh duduk bersebelahan dengan cowok yang tidak terlalu akrab dengannya ini.

"L-lo gak pulang?" Tanya Ara. Ia merasa tak benar-benar tidak nyaman.

Cowok itu menatap Ara dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Ara yang sadar di tatap olehnya langsung membuang mukanya dengan cepat.

"Bukannya di jawab, malah di tatap!"

"Gue lagi nunggu pacar selesai rapat OSIS." Jawab cowok itu santai.

Ara membulatkan kedua matanya mendengar jawaban cowok itu. Apa katanya? Pacar? OSIS? Wah keren sih, berandalan satu ini pacarnya anak OSIS rupanya. Huh, bisa-bisanya dia menjalin hubungan asmara dengan anak organisasi paling teladan di sekolah.

"Kece sih, kisah cintanya kayak di novel. Bad boy vs OSIS" batin cewek itu.

Cowok itu bingung dengan reaksi Ara barusan. Cewek itu terlihat seperti terkejut namun, seperti sedang berfikir juga.

"T-terus lo ngapain duduk di samping gue?" Tanya Ara lagi. Entah kenapa dia menjadi sangat gugup berbicara dengan cowok ini. Entah karena Ara takut atau mungkin dia belum terbiasa berbicang dengan cowok ini.

"Gue mau duduk aja,"

"Hah? Duduk aja? Duduk aja matamu. Apa dia gak tau kalo duduk aja bisa bikin rumor?"

"Kenapa? Gue gak boleh duduk di sini?" Tanya cowok itu.

"Bu-bukan gitu. Gue cuma takut di bilang yang nggak-nggak sama pacar lo," ucap Ara jujur.

Cowok itu malah terkekeh mendengar jawaban Ara tadi. Di mata cowok itu, ekspresi Ara tadi sangatlah lucu. Cewek itu terlihat sangat panik.

"Ara!" Panggil Leo dari kejauhan.

Ara dapat melihat wajah cowok itu yang berlari ke arahnya dengan raut wajah letih. Banyak sekali keringat di pelipisnya. Sepertinya dia habis kena hukum guru.

Luka (L)Ara [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang