Nevan Arga Ricolas

77 12 8
                                    

Wangi air hujan sangat menenangkan cowok yang duduk di pondok kecil yang ada di halaman rumahnya. Ia terus menatap setiap rintikan hujan yang jatuh menimpa bunga Camelia di sana. Ada beberapa kertas berisi coretan angka-angka aljabar sedikit berantakan di mejanya.

Nevan menghirup udara segar sambil memejamkan matanya. Rasanya tenang, sangat-sangat tenang.

"Gue harap bisa ngerasain ketenangan ini sama seseorang yang bikin gue takut ditinggalkan." Guman Nevan.

Ia pun membuka matanya dan kembali fokus pada coretan angka-angka aljabar. Nevan mengambil bolpoin yang ada di dekatnya lalu mulai kembali menghitung.

"Pak Andi selalu aja ngasih pr segampang ini!" Gerutu Nevan. Orang jenius emang beda.

Ia masih terfokus dengan pekerjaan rumahnya walaupun keadaan sekitarnya sedang hujan. Menurutnya mengerjakan pr dengan suasana hujan membuatnya lebih berkonsentrasi.

Dari dulu Nevan sangat menyukai hujan. Katanya bisa membuat suasana lebih tenang. Sedikitnya orang yang beraktivitas ketika hujan membuat suasana tenang. Walaupun demikian, dia pun juga tidak suka hujan jika hujan itu membuat aktivitasnya di luar rumah terganggu.

"Kak Nevan!" panggil seorang cewek bertubuh mungil dari rumahnya.

Nevan sontak menoleh ke arah suara yang menyerukan namanya tadi. Ia mendapati Vira, anak asisten rumah tangganya, Bi Ati. Nevan mengembangkan senyumnya ke cewek itu membuat kadar ketampanannya meningkat. Hal itu membuat jantung Vira berdegup lebih cepat.

Vira berlari menerobos hujan yang mulai mereda. Nevan langsung kaget melihat Vira yang menerobos hujan dengan baju seragam yang masih ia pakai. Apalagi jarak antara rumah dan pondok yang Nevan tempati cukup jauh.

"Eh nanti baju lo basah." Ucap Nevan mengingatkan. Namun Vira tak menggubris ia tetap berlari menghampiri Nevan.

Nevan langsung berdiri ketika Vira sampai di hadapannya dengan baju yang kebasahan.

"Gakpapa kak," Vira tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang rapih.

"Gakpapa apanya? Lo gak dingin apa?" Kata Nevan yang mulai melepaskan kancing kemejanya.

"Kak Nevan mau ngapain?" Vira langsung menutup matanya menggunakan kedua tangannya.

"Gak usah sok nutupin mata deh, tiap lagi berenang aja lo suka liat roti sobek gue." Nevan langsung memasangkan kemejanya ke Vira.

Blush
Seketika pipi Vira terasa panas mendengar ucapan Nevan barusan. Ya memang benar sih. Ketika Nevan sedang berenang Vira pasti akan melihat dada bidang cowok itu. Karena setiap Nevan berenang, Vira akan selalu datang sambil membawa nampan berisi susu dan roti.

"T-tapi kan itu di suruh ibu Vira. Vira kan di tugasin bawain makanan buat Kakak." Kata Vira yang masih menutup kedua matanya.

"Emang, tapi lo juga nyuri-nyuri kesempatan buat liat gue gak pake baju kan?" Goda Nevan.

"Ngga! Kakak sok tau! Kakak kege-eran." Vira membuka kedua tangannya.

Vira langsung terkejut melihat dada bidang cowok di hadapannya. Biasanya ia melihat hanya dari jauh, namun ini benar-benar di depan mata.

"Pake!" Titah Vira yang menyodorkan kemeja Nevan sambil membuang mukanya ke arah lain.

Nevan menahan tawa melihat reaksi Vira yang berlebihan. Padahal Nevan hanya iseng menggodanya, tapi hal itu membuat Vira seperti salah tingkah.

"Gak mau!" Tolak Nevan mentah-mentah.

"Ih pake! Dingin tau kalo gak pake baju!"

"Lo aja yang pake, baju lo basah nanti masuk angin." Kata Nevan santai.

Luka (L)Ara [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang