One Fine Day

11 1 0
                                    

"Vanilla Latte dan cappucino nya satu ya, kak." Ucap gadis cantik berseragam SMA bersama seorang pria dengan seragam yang sama.

Setelah membayar pesanan tersebut mereka beranjak memilih tempat duduk outdoor yang sekiranya sudah hampir satu tahun ini mereka kunjungi.

"Besok ada acara?" Tanya pria bername-tag Raska.
"Engga ada, mama dan papa baru pulang minggu depan"
"Baiklah, tuan putri mau kemana besok?"
Si tuan putri tersenyum mendengar ajakan dari pria di hadapannya kini.
"Hmm... kemanapun tapi pakai MRT"
"okay"

Pesanan mereka pun sampai, "Terima kasih." Ucap Kyra kepada pelayan.

Dan ya, benar. Sudah hampir satu tahun sejak pertemuan pertama Raska dan Kyra di rooftop, masih dengan Raska yang sibuk membuktikan bahwa banyak sekali kebahagiaan yang tersembunyi di semesta ini dan Kyra yang perlahan mulai kembali percaya pada semesta yang telah mengambil adik kesayangannya dalam kecelakaan yang terjadi lima tahun lalu.

Dulu Jakarta sangat asing dengan Kyra namun mungkin sekarang Jakarta adalah Raska dan Kyra. Ah ralat, Jakarta adalah cerita tentang Vanilla latte dan Cappucino.

--------

Aku di depan.

Kyra tersenyum saat melihat pesan di ponselnya, segera Ia berlari menemui lelaki dengan sejuta destinasi yang menurutnya menjadi tempat paling nyaman saat bersamanya kemanapun mereka pergi.

Kyra tersenyum menemukan Raska dengan mobil hitamnya di halaman rumah Kyra, "loh, aku kira pakai motor, nanti mobil nya parkir di mana?"
"Nanti parkir di dekat sana aja, sengaja aku bawa mobil, prediksi google sih nanti sore akan hujan"

Kyra mengangguk saja, Raska pasti sudah memikirkan rencananya matang-matang tak mungkin Ia melakukannya dengan sia-sia. Kyra lalu mengecek ramalan cuaca di ponselnya dan benar saja sore nanti akan ada hujan deras disertai petir.

--------

Lebih dari satu destinasi wisata mereka hari itu. Bunderan HI, Taman Menteng dan Rooftop.

Rooftop 10 lantai itu kini menjadi tempat mereka bersinggah, hari sudah mulai siang mereka memilih makan siang di Rooftop yang mempertemukan mereka itu.

Hening. Tak pernah ada percakapan selama mereka berada di sana, mungkin mereka sama-sama sibuk bernostalgia dengan pikiran mereka masing-masing.

Selama setahun ini sebenarnya tak banyak yang berubah dari sifat mereka namun mungkin banyak kebiasaan yang berubah sekarang. Kyra yang dulu selalu enggan menghabiskan hari liburnya di luar rumah kini selalu merelakan waktu liburnya untuk berbagi waktu bersama Raska yang selalu membawanya ke tempat yang belum pernah dikunjungi Kyra.

Raska menepati janjinya untuk membuat Kyra kembali percaya pada kebahagiaan semesta, kebahagiaan kecil yang jarang Ia sadari karena terlalu sibuk mencaci maki waktu dan semesta.

Bunderan HI sekarang menjadi jalan favorit Kyra apalagi saat malam, Ia betah berlama-lama di sana entah terjebak macet atau penat karena menyusuri jalanan Jakarta yang terlalu luas.

"Udah selesai? pulang, yuk! sudah mulai mendung"
Kyra mengangguk menuruti ucapan Raska tak ingin kembali merepotkan Raska jika tiba-tiba saja hujan datang sebelum mereka kembali.

------

Syukurlah saat hujan turun mereka sudah berada di dalam mobil Raska, Raska melajukan mobilnya di tengah hujan deras sore ini, menikmati kota tak pernah mati dengan suara hujan yang dulu sangat di takuti Kyra, terlalu banyak hal yang di takuti Kyra namun Raska selalu membuat Kyra merasa aman dan baik-baik saja dengan caranya sendiri.

"Hujan pernah melahap masa lalu kamu dan suaranya melahap tangis kamu tapi dia selalu berhasil buat kamu kembali dengan keberanian yang lebih. Jangan tanya kenapa, jawabannya sudah pasti karena kamu melaluinya sendirian, dia berhasil membuat kamu menjadi gadis yang kuat dengan semesta yang menyenangkan dimataku" ucapnya masih dengan tatapan yang teduh itu, juga diiringi dengan obrolan ringan yang membuat Kyra lupa akan rasa takutnya.

-------

Mobil Raska berhenti di depan rumah Kyra, mereka menghembuskan nafas malas menyambut perpisahan singkat itu.

"Yuk, aku antar sampai pintu," ucap Raska
"Gak usah, kamu langsung pulang aja"
"serius? okay. Oh, iya tadi kata kamu om dan tante pulangnya minggu depan berarti di rumah cuma ada bibi?"
"Iya, itu pun dia izin 2 hari"
"Gak ajak Kinan nginep?"
"Engga, Kinan pasti sibuk menyiapkan SBMPTN pun dengan kita, lagi pula hanya 2 hari aku gak sepenakut itu"
"Siapa yang bilang Kyra penakut,  hm?"
"Gak ada sih, yaudah aku pulang. Kamu juga langsung pulang ya! belajar sana."
"Siap tuan putri, Hubungi aku kalau ada apa-apa."

Kyra hanya mengangguk dan menuruni mobil Raska melambaikan tangannya namun Raska akan tetap berada di tempatnya sebelum Kyra memasuki rumahnya.

Kyra merasa sangat bersyukur diperlakukan seperti itu oleh Raska.
Tidak ada hal yang lebih bahagia dari menyambut pagi dan bersiap dengan semua kejutan yang diberi semesta untuknya.

Dulu, itu memang bencana baginya namun sepertinya Raska sudah benar-benar menghapus ketakutan itu dengan segala rencana menyenangkannya.

Sekiranya sampai saat ini.

Singgah (short story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang