YMD. 11

36 2 0
                                    

"Reyna!" Gavin mencoba berlari menyusul Reyna yang sedang berjalan dengan jarak beberapa meter di depannya. Perempuan itu sama sekali tidak mendengarkan teriakannya. Dia masih saja berjalan melewati koridor. Dengan kedua tangan yang sibuk memainkan ponsel nya itu.

"Reyy." Gavin menarik kencang tangan Reyna menggunakan kedua tangannya sekaligus. Hingga membuat langkah kaki perempuan itu terhenti. Dan langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut.

"Kalau di panggil itu nengok!" seru Gavin deru nafas laki laki itu kini terdengar tidak teratur. Mungkin karena terus-terusan berlari mengejar Reyna yang jalannya begitu cepat.

"Sorry," sahut Reyna seraya melepaskan earphone yang berada di kedua telinganya. Kemudian manaruh benda kecil itu di dalam saku rok.

"Kenapa lo manggil gue?"

"Mau minta maaf. Kali ini gue serius bener-bener mau minta maaf sama lo atas kejadian beberapa bulan yang lalu."

"Buat apa? Lo nggak punya salah sama gue."

"Punya kok," balas Gavin secara refleks.

"Lo tuh aneh!" cetus Reyna

"Yang ada lo yang aneh Reyna, kemana aja selama ini? Gue nyari lo kesana kesini, ke rumah temen temen lo, ke tempat biasa lo nongki dll. Kenapa nggak ada. Lo kemana selama ini??!"

"Gue ikut bokap Vin." Gavin sempat terdiam, ia tidak bisa menjawab apa yang baru saja Reyna ucapkan.

Gavin langsung mengalihkan topik agar tidak saling diam diam an "Gue aneh kenapa?" tanya nya.

"Biasanya kalau orang punya salah itu nggak mau ngaku. Tapi sekarang lo malah ngakuin kalau lo punya salah," jelas perempuan itu. Gavin yang mendengarnya hanya mengangguk dengan mulut yang membentuk huruf O.

"Lo tuh amnesia apa gimana si Rey? Bisa lupa semua nya begitu aja dalam beberapa bulan lo menghilang."

"Karena itu Vin gue menghilang nggak ada kabar buat NGELUPAIN masalah itu, tapi kenapa lo selalu bahas itu terus si?" batin Reyna

Reyna tidak mau menjawab nya ia juga membalas nya dengan memindahkan topik yang seharus nya tidak di bahas "Bukannya tadi lo lagi makan di kantin. Kenapa sekarang ada di sini?" tanya Reyna, ia melihat sekilas ke arah tangan kanannya yang masih di pegang erat oleh Gavin. Kemudian kembali melihat wajah laki laki yang sedang berdiri di hadapannya itu.

"Mau nyusulin lo," jawab Gavin. "Gue takut kalau lo marah sama gue. Gara-gara waktu itu gue sempat mengekang lo berlebihan."

Reyna tiba-tiba saja tertawa. Membuat Gavin  menatapnya bingung. "Lo nggak perlu takut. Karena gue nggak udah nge fine in masalah itu, mungkin waktu itu gue nya lagi emosi dan kebawa suasana, akhirnya jadi kayak gitu deh. Sorry banget ya." ungkap Reyna, kayak percuma aja marah marah nggak jelas padahal udah berapa kali Gavin minta maaf kepadanya.

"Maafin gue ya vin, udah marah marah nggak jelas sama lo selama ini" ucap pada diri nya sendiri yang merasa bersalah atas sikap nya selama ini.

"Jadi lo selama ini udah maafin gue?" tanya Gavin yang di angguki Reyna dan tersenyum kecil.

"Lo nggak salah kok Rey. gue yang salah disini udah ngatur ngatur ke hidupan lo, padahal gue juga bukan siapa siapa lo dan nggak ada hak juga." lanjut nya

"Iya udah gapapa vin, maafin gue ya atas sikap gue selama ini ke lo. Yaudah gue cabut dulu ya ke kelas, kasihan Melinda di kelas sendiri." baru beberapa langkah tangan Reyna kembali di pegang erat, siapa lagi kalo bukan Gavin.

Reyna membalikan tubuh nya menghadap ke arah Gavin. "Kenapa?" tanya nya

"Sekarang lo mau ikut gue atau nggak? Urusan Melinda biar nanti gue suruh Raka yang nemenin dia."

You're My Destiny ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang