30 desember ; 2020.

9 0 0
                                    


















siang-siang tengah hari bolong, aska dikejutkan dengan datangnya aldo ke depan sekolahnya. tepat setelah laki-laki manis itu keluar dari gerbang, yang lebih tua langsung menghampiri cowok itu, "ka, ayo bolos!"

"huh? bolos apa? bolos gimana?" dahi aska berkerut heran.

"ayo bolos kerja. temenin aku. sehari aja."




























































































aska setuju buat diculik aldo hari ini. dia bolos kerja, padahal biasanya nggak pernah begitu.

tapi dia nggak bisa nolak aldo. aska juga nggak tau kenapa.

sekarang mereka lagi naik motor aldo, aska pegangan di jaket pemilik motornya. aska nggak tau dia mau dibawa kemana, tapi dia tau aldo nggak berani aneh-aneh.

aneh-anehnya sekarang aja, gimana, ka?

"ini kita mau kemana, aldo?" aska mulai percakapan.

"mau jalan-jalan, cantik. kan bentar lagi mau tahun baru?"

"terus kalo mau tahun baru kenapa?"

"rayain sama aku, mau nggak?"

"mmm... boleh."

aldo senyum seneng, "tanggal 31 malem tunggu di depan kafe A, ya. aku bakal datang."

aska ngangguk, "heheheh, iya." habis itu, dia kepikiran sesuatu lagi. "kamu nggak kerja, do?"

"kerjaan aku kan mikirin kamu~"

"serius ih!"

aldo ketawa, terus geleng. "nggak. aku juga masih sekolah. emang muka aku kayak om om ya?"

"kayak calon imam aku, nggak sih?"

lapor, seorang aldo dinyatakan tewas karena ia begitu letoy setelah diserang aska.




























































































aldo sama aska berhenti di lapangan bola. nggak ada apa-apa sih sebenernya, cuma ada anak SD lagi main bola. tapi di samping lapangannya tuh ada jajan jajanan, terus ada ayunan juga. aldo mau ngajak aska kesana, mau main-main.

aldo parkirin motornya di depan, terus gandeng aska ke samping lapangan. dia duduk di ayunan yang kebetulan lagi kosong, terus nepuk nepuk ayunan di sampingnya. "sini ka, kita duduk."

"aldooo, itu buat anak kecil tauuu..." cicit aska.

lawan bicaranya ketawa pelan, "nggak apa-apa. kamu masih bayi di mata aku."

"ih, aku tuh bukan bayi! kamu tuh bayi!" katanya, tapi tetep duduk di ayunan itu.

"ka, suka warna apa?" aldo ngalahin topik.

"suka biru, kenapa?"

"kita samaan, jodoh nggak sih?" aldo naikin alisnya.

"jodoh..." aska senyum simpul. terus aldo teriak dalem hati.

aldo gerakin kakinya, biar ayunannya goyang. habis itu dia ngubah topik lagi, "ka, menurut kamu, aku tuh kayak gimana, sih?"

"jamet ngeseliin, aneh, jelek, maltese!"

"hahahahah. gemes banget."

aska gembungin pipinya, terus dongak. "kalo menurut aldo, aska kayak gimana?"

aldo senyum simpul, sebelum dia jawab dengan mantap, "kamu itu jablay lucu kesayangan aku."

"MALTESE!!!"




























































































sekarang udah sore. aldo sama aska habis beli kembang api buat tahun baru. tempatnya nggak jauh dari lapangan bola, jadi mereka jalan kaki. lumayan, hemat bensin.

"ka, lebih suka tanggal 31 desember, apa tanggal 1 januari?" tanya aldo, sambil ngeliatin plastik yang isinya kembang api yang baru dia beli itu.

"1 januari sih, kenapa emangnya?"

"mau milikin kamu." aldo jawab santai, sambil noleh natap aska. aura gantengnya keluar.

"diem deh!" aska ngalihin pandangan. aldo gemes lagi. mau cium, tapi waktu itu belom pacaran. ciumnya sekarang aja boleh nggak, ka?

"eh, itu ada kucing!" aldo nunjuk kucing kampung warna abu-abu belang-belang yang lagi tiduran di pinggir jalan.

"mana, mana???" aska nanya semangat, sambil nengok nyari kucingnya.

"tuh!"

aska langsung nyamperin kucing itu dengan antusias. terus dia jongkok, badan kucingnya dia elusin. "lucu banget!" mata aska berbinar-binar.

aldo nyamperin aska, terus ikut jongkok. "kamu suka kucing?"

"suka banget! kucing tuh gemesiiin!"

"tau nggak?"

"hum?"

"gemesan kamu."
















you are just too attractive, aska.

[ii] jikalau kita nyata.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang