waktu itu aska udah nyampe kafe A, tapi belum masuk jam kerjanya. dia kan kerja part time.
jadi rencananya dia mau ke indomaret dulu, mau beli es krim. kepengen es krim deh rasanya, apalagi cornetto rasa silverqueen. enak tuh.
sekarang dia lagi milih es krimnya, bingung mau pilih yang rasa silverqueen apa rasa oreo. kayaknya dua duanya enak deh.
"dua duanya aja kali ya?" aska ngomong sendiri, sebelom ngambil dua es krim itu dari tempatnya. habis itu dia jalan ke kasir.
"loh, aska?" orang yang ngantri di belakangnya tiba-tiba manggil aska. aska tau, itu suara aldo. kebetulan banget. dunia emang suka bercanda.
aska nengok ke belakang, mendapati aldo dengan dua batang cokelat di tangannya. "aldo ke sini juga?"
aldo mengiyakan, "kebetulan banget, jodoh sih ini."
"gombal terus."
aldo nyengir, tapi ekspresinya langsung berubah begitu dia liat dua cone es krim di genggaman aska. "itu ada dua? buat siapa?"
aska senyum kecil. oh, dia lagi cemburu.
"buat siapa yaaa?" aska ngegodain aldo. biar samaan, aldo juga sering.
"buat keluarga bukan?"
"bukan, buat orang penting nih~" aska lambaiin es krimnya di depan muka aldo.
aldo ngambil es krim itu dari tangan aska, terus dia pegangin. "nggak boleh." katanya. serem, kaya maling.
aska ketawa cantik, "aldo, itu belom dibayar loh?"
"nggak apa-apa. yang penting kamu nggak jadi beliin orang." jawab aldo, kaku.
"lucu banget!" aska godain aldo lagi.
aldo diem, masih ngambek. nggak lama mereka keluar bareng dari minimarket. es krim aska yang satu lagi jadinya aldo yang bayarin. biar sekalian, katanya.
di depan Indomaret, aldo nyerahin es krim oreo aska ke pemiliknya. habis itu dia juga ngasih sebatang cokelat yang tadi dia beli. "nih buat kamu, tapi jangan beliin orang lain lagi."
aska nyimpen cokelatnya ke tas, terus dia buka bungkus es krimnya. "makasih, tapi aku nggak bilang mau beliin orang lain, loh?"
"hah?"
"es krimnya tuuuuh buat aku dua duanyaaaa, gitu." jelas aska, agak kesel juga soalnya dia nggak jadi makan es krim silverqueen. tapi tetep dapet cokelat silverqueennya sih. tapi kan dia maunya es krim.
aldo senyum lebar, terus ngebuka bungkus es krimnya. habis itu dia gigit. "aku udah makan yang punya kamu, gimana nih?"
aska cemberut, "gapapa deh. yang penting aku punya cokelat." katanya, habis itu gigit es krimnya juga.
aldo ketawa. "ka, ini aku udah pake baju biru. kamu kan suka warna biru. sekarang udah suka aku belom?"
"udah!"
jangan tanya kondisi aldo. yang jelas dia tewas.
aldo jemput aska jam sepuluh di rumahnya. night ride dulu sih, keliling-keliling diterpa angin.
mereka mau ngakhirin 2020 bareng-bareng, ngawalin 2021 bareng-bareng juga. yang jelas tahun baru kali ini aldo lebih gugup dari biasanya. soalnya dia punya niat mau minang aska malem ini.
aldo yakin dia bakal diterima, tapi agak ragu juga soalnya mereka baru kenal seminggu. dia tau perasaannya nggak bertepuk sebelah tangan.
when you love someone, if they love you too you'll know. if they didn't, you'll be confused.
tapi aldo takut aska masih ragu. emang wajar sih kalo dia ragu. cuma kalo aldo ditolak, rencananya dia mau pulang ke kota asalnya.
soalnya satu-satunya alasan aldo masih ada di sini itu, cuma aska. dia terlalu sayang aska. aldo nggak pernah ngerasa seseneng ini waktu bisa ngabisin waktu sama seseorang.
his first even never make him feels like this.
balik lagi, aska keluar make helm aldo yang waktu itu ketinggalan. sekarang aska udah berani, jadi dia pegangan ke punggung aldo. bikin empunya senyum seneng. emang belum resmi, tapi besok mudah-mudahan udah resmi, kan?
"aska," aldo mecahin keheningan. wajahnya masih terbalut helm, jadi suara aldo ikut pecah. suaranya samar, tapi aska masih denger.
"iya?" si manis di belakangnya nyaut.
"kamu tau kan, aku sayang banget sama kamu?"
nggak, do. aska pikir aldo cuma main-main. soalnya aldo emang terlalu terang-terangan. kayak buaya.
tapi daripada suasananya berubah, aska iyain. "tau,"
aldo senyum, "bagus. harus tau," katanya, sebelum hening kembali menyelimuti.
aldo mengemudikan motornya menuju kafe A, berhenti di depan sana. habis itu dia noleh ke belakang, "ka, tunggu di sini, ya? aku mau ngambil sesuatu,"
"huum," aska turun dari motor aldo. aldo bantu dia buka helmnya, habis itu dia nyimpen helmnya di belakang.
aska duduk di bangku depan sana. aldo ngelambaiin tangan, pamit. habis itu dia melesat pergi.
aska agak ragu, soalnya sekarang udah jam sebelas malam. terus cowok manis itu duduk sendirian di seberang jalan.
takut aldo nggak balik.
you are an enough reason for me to stay.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] jikalau kita nyata.
Non-Fictionjikalau kita nyata, dunia menggila pun aku tak apa.