neng aska jablay lucu
ka|
sekarang udah malem, tapi gue nggak bisa tidur|
bisanya mikirin lo|
kita baru ketemu, tapi gue udah kangen|
gue sayang lo, ka|
00.05"selamat pagi, pujaan hati." aldo nyapa aska tepat di depan rumahnya.
iya, cowok itu dateng lagi. mau nganterin aska ke sekolah. dia datengnya pagi-pagi banget, aska aja masih tidur waktu dia nyampe. mukanya langsung sumringah begitu dia ngeliat gebetannya jalan keluar rumah sambil bawa tas sekolah, tepat habis salaman sama keluarganya.
"cantik banget," aldo gumam. ngebayangin sepuluh tahun lagi, anak mereka keluar dari rumah habis salaman sama sarapan pakai masakan aska. persis kayak yang aska lakuin.
"loh, aldo? kok ada di sini?" aska ngerutin kening. tapi laki-laki itu pinter, jadi dia tau aldo pasti mau nganterin dia ke sekolahnya. diam-diam dia senyum kecil, seneng.
"mau jemput masa depan," yang ditanya ngejawab, terus nyengir lebar.
"lo... naksir bapak gue???" aska nanya, pura pura nggak peka. dia lagi becanda gitu, tujuannya.
"masa gue naksir sama calon mertua?" aldo ketawa pelan, terus nepuk jok motornya. "naik, sayang."
aska senyum malu, habis itu nurut. dia naik ke jok belakang, pegangan di jaket supirnya itu.
"kereta kencana segera meluncur, tuan putri!"
motor aldo berhenti di depan gerbang sekolah aska. yang lebih muda turun, terus natap pemilik motor yang dia tumpangin barusan. "makasih, kak aldo~"
gila.
aldo sering dipanggil kak, tapi kalo sama aska, rasanya beda. rasanya dia mau tewas.
aldo megangin dadanya. rasanya kayak cenat cenut gitu, tiap liat aska. dia tau dia udah nyimpen hati di manusia yang baru ia kenal baru baru ini.
his love came too early, tapi nggak apa apa. dia bahagia soalnya, tiap liat aska.
"apa sih yang nggak buat kamu, dek?" aldo ngebales, nggak mau tewas sendirian.
pipi aska memanas. dia geleng nggak bisa diem, terus ngalihin pembicaraan. "helm lo ketinggalan lagi tuh."
iya, helm aldo ketinggalan lagi. soalnya aska nggak tau dia mau dianter pagi pagi. aska kira aldo bakal nagihin helmnya di kafe, waktu dia udah mau pulang.
"iya, gue nyampe nggak bisa tidur." aldo jawab, santai.
aska ngernyit heran. dia jadi ngerasa bersalah gara-gara belum balikin helm aldo. "besok gue balikin deh,"
aldo geleng, terus natap aska serius. "gue kepikiran."
"iya maaf, ntar gue—"
"kepikiran lo terus, maksudnya." ujar aldo sambil senyum tipis. kebiasaan, ngalus terus. aska kira aldo marah gara-gara helmnya ketinggalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] jikalau kita nyata.
No Ficciónjikalau kita nyata, dunia menggila pun aku tak apa.