Tentram, damai, rukun dan bersahaja. Jaman dahulu kosan Jayapura begitu tenang, nggak juga, sih. Namun, itu semua berubah ketika orang bernama Arya datang. Hanya Christoper Bagaskara sang pemilik kosan yang dapat mengusirnya, tetapi ketika semua orang menginginkan hal itu dia malah mengadopsi si pembawa sial.
Sudah banyak sekali sebutan untuk tokoh utama kita. Ada anak miskin, korban tiang listrik, pembawa sial, dan orang gila baru. Orang tuanya pasti sudah mencoretnya dari KK jika tahu anaknya seperti ini.
Gak ada yang nyariin Arya sebenernya, tapi, ya, gak bakal ada cerita nanti. Pemuda itu tengah tertidur di sebuah kamar dengan cahaya penerangan yang minim. Tidak, ia tidak sedang dijadikan tumbal. Dirinya dipindahkan ke kamar Abdul setelah mendapat ciuman gratis dari sebuah mug logam.
Ada luka di dahinya, orang-orang rumah pun setuju untuk membalut dahinya dengan perban. Bukan karena lukanya itu parah, tetapi Arya terlihat cocok menjadi mumi.
Di tengah rumah, semua penghuni sedang mengadakan emergency meeting. Kris sedang diinterogasi habis-habisan. Karena dialah yang membawa orang baru itu. Buset, ya, Arya di kehidupan sebelumnya kayaknya kriminal, deh, lo.
"Om, serius, deh. Kita berdelapan aja, tuh, tingkahnya melebihi setan." Baru kali ini ada orang yang ngaku tindakannya kayak setan. Pasti setan disekitarnya bangga.
"Ih, nggak, sih. Lu aja itu mah, Ga," balas seorang laki-laki dengan rambut coklatnya yang bersinar.
"Diem, lu. Udah tahu elu raja setannya," balas si pelempar mug tadi siang.
"I agree with Kak Raga, Om. Pas di rumah sakit juga kelihatan he is so despicable! Udah mah video dia teriak-teriak di depan rumah Pak Hehe muncul terus in my FYP," tambah Lele yang tengah sibuk membuat adonan.
"Wah, deminya masuk FYP? Eh, bawa berkah banget Kak Arya!" Siswanya malah senang karena video yang ia buat akhirnya masuk halaman utama. Pasalnya sudah beberapa kali dia mengedit para member kosan dengan suara jedag-jedug tetap saja belum pernah menangkring di halaman tersebut. Padahal bisa dibilang kakak-kakaknya ini memiliki visual di atas rata-rata.
"Ye, ni anak satu malah star syndrome. Lu sepertinya sangat berdedikasi, ya, dengan editan jedag-jedug ala konser dangdut."
"Woiya, jelas dong, Kak Ji! Dangdut is my life." Dan tepat saat itu juga Abdul menyetel lagu mati lampu dari Nasar Oppa.
"Jayapura digoyaaang!"
Baru saja Abdul akan mengeluarkan goyang Bang Jali, ponsel di tangannya terjatuh ke lantai dan berhenti bersuara. Sebuah mug plastik pun jatuh bersamaan. Tak lain tak bukan pelempar mug itu adalah Raga Alfian Fakhri. Si atlet pelempar mug dari fakultas teknik.
"Rag, kalem dong. Lu mah apa-apa lemparin mug." Pria disebelahnya kini angkat bicara. Ia mengenakan baju polos, celana jeans hitam dan juga kalung rantai di lehernya. Ya, maklum rata-rata penghuni kosan ini memiliki style edgy. EDan hideungG kabeh gaYana. Atau dalam bahasa Indonesia artinya hitam-hitam kayak lagi di pemakaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Jayapura
HumorKehidupan mahasiswa sudahlah perih. Tapi, bagaimana jika beban itu ditambah lagi? Arya Wigun--- maksudnya Langit Arya Saepullah memilih kosan Jayapura sebagai tempat tinggalnya dan itu adalah pilihan yang salah. Memang tarifnya sangat ekonomis, tap...