بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bagaimana rasanya cokelat? Rasakan saja dulu. Agar kamu tahu iman pun memiliki rasa yang sama seperti cokelat.
•Semanis Cokelat•
By JaisiQ🍫🍫🍫
Hari demi hari sudah terlewati, hingga akhirnya Brian sudah diperbolehkan pulang lantaran lukanya sudah sembuh, namun harus tetap rutin mengganti perban.
Brian memasuki restorannya yang sepi. Troy, Sandi, Julian, dan Aldo ada di dapur. Semuanya terkejut melihat kehadiran Chef mereka karena datang secara tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Brian.
"Nggak pa-pa, Chef. Apa Chef sudah sembuh?" tanya Troy.
"Liat sendiri." Brian menunjukkan kebugaran tubuhnya. Yang lain mengucap syukur.
"Aku akan menutup restoran ini."
"Menutup?"
"Ini gaji terakhir kalian." Brian meletakkan empat buah amplop berisi uang di meja. "Kalian bisa mencari pekerjaan lain."
"Tapi, Chef!"
"Ini keputusanku."
"Kenapa ini tiba-tiba?" tanya Troy.
Brian menggeleng. "Aku nggak mungkin cerita apa penyebabnya. Intinya, restoran ini akan ditutup."
"Tapi di mana lagi ...."
"Kemampuan kalian luar biasa bagus, aku yakin kalian bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak lagi dengan gaji yang lebih tinggi." Brian menepuk bahu satu per satu pegawainya yang memasang wajah sedih. Mereka adalah karyawan yang sudah banyak berjasa dalam membangun restoran Heavens Food.
Walaupun sebagai atasan Brian kadang menyebalkan dan galak, Troy, Sandi, Aldo, dan Julian nyaman bekerja di bawah naungannya. Mereka juga sudah menganggap Brian teman.
Di balik sikap pelitnya, Brian tidak benar-benar pelit. Dia hanya gengsi saja untuk berbagi.
Setelah berpikir berulang kali, akhirnya Brian memutuskan ini. Menutup restorannya, dan pindah entak ke mana. Brian tidak mau bergantung lagi pada kekayaan ayahnya. Brian juga berat mengambil keputusan ini, tapi mau bagaimana lagi? Ini satu-satunya cara agar Brian bisa lepas dari ketergantungannya terhadap sang ayah yang mungkin akan segera bercerai dengan ibunya.
Brian berhasil membujuk ibunya untuk meninggalkan sang suami dan memulai hidup yang baru, berdua. Brian akan berusaha membangun semuanya dari nol, hasil kerja kerasnya sendiri dan membuktikan bahwa dia bisa karena kemampuannya, bukan karena bantuan orang lain.
Troy memeluk Brian, dia menangis hiperbola. "Chef, aku bakal kangen."
"Lebay!" Brian melepas pelukan Troy.
"Cheeef ...." Giliran Aldo yang maju dan memeluk Brian bak adik kepada kakaknya. Brian menepuk punggung Aldo.
Kemudian Sandi si jangkung yang memeluk, terakhir Julian. Dia yang paling kalem, ekspresi sedihnya sudah mewakili semuanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Kamu ganteng! Pasti nggak sulit untuk mencari pekerjaan baru!" puji Brian. Terbukti dengan adanya Julian, pembeli perempuan banyak yang mepet ke restoran ini karena katanya ada Chef yang ganteng juga ramah dan murah senyum.
Setelah kepergian mereka, restoran berubah sangat sepi. Brian memandangi tiap sudut restoran yang menyimpan banyak sekali cerita. Banyak kenangan yang sudah terbangun di tempat ini. Dari mulai membangun, merekrut pekerja, bereskperiman menu baru, bercengkerama, bersosialisasi dengan para pelanggan, dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semanis Cokelat √
Ficción General"Kamu tahu rasanya cokelat?" "Tentu saja." "Manis, bukan?" "Ya." "Itulah rasanya iman. Manis seperti cokelat." Bagaimana jadinya ketika seseorang yang pernah bermasalah denganmu di masa lalu kembali Tuhan pertemukan di masa depan?