Chapter 11 - Jadi ... Siapa Cebong Itu? ☕

3.6K 687 210
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Cukup cokelat yang menjadi canduku, jangan kamu.

•Semanis Cokelat•

By JaisiQ

🍫🍫🍫

"Lunaa ...." panggil Troy.

Luna yang baru selesai mencuci wajan, dan mengelap tangan, langsung mendekati si Sous Chef yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dalam memotong daging sapi.

"Ambilkan siput laut di kulkas, ya?"

"Siap!" Luna bergegas mengikuti perintah.

Terdengar suara batuk-batuk yang berasal dari tempat Brian berdiri. Bukan hanya sekali atau dua kali. Terlihat si Chef tidak sedang baik-baik saja kalau dilihat dari wajahnya yang tidak sesegar biasanya. Cara bekerjanya juga tak secekatan biasanya. Banyak diam dan memperhatikan.

"Chef sakit, ya?" tanya Aldo.

"Sedikit. Aku sedang meradang!" Brian mendelik ke arah Troy, bersamaan dengan kehadiran Luna di dekatnya sambil membawa sewadah siput laut.

"Tolong keluarin siputnya dari cangkang-cangkangnya, okay?"

"Siap!" Dengan senang hati, Luna mengerjakan apa yang diperintah Troy.

"Maaf ya kemarin nggak bisa antar pulang. Nggak tau kenapa itu, motorku bannya tiba-tiba kempes. Padahal waktu paginya baik-baik aja. Heran, deh." Troy mulai berpikir keras. Karena itu sedikit tidak masuk akal. Tapi ia tetap berpikir positif. Mungkin dalam perjalanan ke restoran, bannya menginjak sesuatu yang tajam tapi ia tak menyadarinya.

Brian yang sedari tadi mencuri dengar mulai senyum-senyum. Ternyata idenya berjalan mulus. Menusuk ban motor si Sous Chef dengan paku. Tepat sasaran.

"Nggak pa-pa, kok. Kamu baik banget, sih! Aku udah biasa naik angkutan umum."

"Tapi, kan, nggak baik. Perempuan cantik itu rawan digoda."

"Emang begini sih nasib perempuan cantik. Walaupun pantatnya rata, tapi itu nggak mengurangi kadar kecantikannya, kan? Cuma lelaki pemilik mata telanjang yang suka sama perempuan berpantat lebar!"

"Kalian selesaikan ini! Aku ke lantai atas dulu!" Brian melangkah pergi meninggalkan dapur. Pening di kepalanya semakin menjadi-jadi. Batuk pun tak reda. Semakin meradanglah dia apalagi harus menyaksikan kedekatan Luna dengan si Troy. Haruskah ia menjahit bibir Troy supaya berhenti menggoda Luna setelah ia berhasil mengempeskan ban motornya? Mengingat Serly yang sedang mengikuti konser Ji Chang Wook pun semakin membuat dia sebal sendiri. Kenapa semua orang begitu menyebalkan?!

Termasuk tubuhnya sendiri juga. Kenapa harus tumbang? Sisi malaikat bersayap dari dalam dirinya mengatakan bahwa ini karma karena sudah merusak barang orang lain--motor Troy.

"Aku nggak percaya karma!"

Luna melihat kepergian Brian dengan mimik bertanya-tanya.

"Chef Brian kenapa?" tanya Luna pada Aldo.

"Lagi nggak enak badan, Teh. Butuh istirahat mungkin."

"Sakit?!"

Ketiga lelaki yang ada di dapur langsung melihat Luna ekspresi bengong. Sedikit kaget melihat reaksi Luna yang terlihat berlebihan.

Cepat-cepat Luna menormalkan air mukanya lagi. Dan kembali mengupas siput, so sibuk, padahal khawatir dan kepo.

Mereka kembali fokus pada kerjaannya masing-masing.

Semanis Cokelat √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang