°9°

1.1K 188 8
                                    

Usai
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ︎✧
┊ ┊ ✯
┊ . ˚ ˚✩

1 Desember,

Waktunya Kunimi (name) balik ke Osaka. Masa cutinya selesai. Tidak dia sangka, sudah sekitar sebulan dia berada di kampung halamannya

Rasa tidak ingin pulang tentunya ada. Tapi, sikap profesional sebagai pekerja juga hal utama. Demi masa depan yang cerah

Kerja lembur bagai Jean. Dibayar pakai duid walaupun tidak sebanyak duid om Kambe. Duid tersebut di pakai untuk kumpulin aset seperti Catarina yang terobsesi dalam berkebun untuk menghindari Bad End. Jangan lupa untuk membahagiakan diri seperti Suneo.

Prinsip kerja milik Kunimi (name) seperti itu. Maklum, otaku yang menerapkan sisi positif karakter anime di kehidupan nyata

Kalian juga kalau bisa begitu, ya. Jangan malah sok nolep karena anime, manga atau game. Contohlah Aoi Hinami dari JakuChara. Walaupun dia gamers, skill dalam bersosialisasi dan kemampuan akademik maupun nonakademik tetap dia jaga

Azek, saya keren juga.

Btw saya serius, loh. Jangan karna anime, kalian yang awalnya bisa ataupun berusaha come to real life malah mundur alon-alon

Eak eak

Astagfirullah, ini (name) mau balik Osaka kagak jadi-jadi.

Oke, fokus.

Jam di Bandara menunjukkan pukul 8 malam. Iya, (name) naik penerbangan malam dan memakan waktu 1 jam 20 menit jika tidak ada hambatan

Katanya kalau naik pesawat malam enak. Sampai bandara, pulang ke apartement, tepar. Besok pagi baru unboxing seluruh barang yang dibawa.

Dia naik kelas ekonomi, kok. Walaupun menaiki maskapai penerbangan terbaik Jepang yang kelas ekonomi serasa VIP

Yah, anggap aja beda.

"Pesawat Kakak berangkat pukul 8:30. Sekarang penumpang lagi turun" Akira begumam sambil menatap layar yang menampilkan jadwal seluruh pesawat

Orang tua mereka fokus mengecek barang bawaan (name). Sang Ibu sibuk mengecek koper dan tas jinjing. Ngomong-ngomong beliau telah melakukannya sebanyak 6 kali.

Sedangkan, Sang Ayah sibuk mengulang pertanyaan yang sama berkali-kali

"Tiketmu? Kamu pakai kaus kaki'kan? Jangan sampai kedinginan. Tas selempangmu ada charger, power bank dan MP3'kan? Tidak tertinggal di rumah, bukan? Hati-hati saat naik pesawat. Berdoa. Jangan terlalu excited, ga baik"

(Name) hanya mengiyakan. Dia bete sebenarnya. Bersyukur atuh diperhatiin sama orang tua walaupun umur otw kepala tiga, itu kata hatinya

"Kak"

(Name) berbalik menatap Akira yang masih fokus dengan layar jadwal pesawat

"Kamu udah bisa masuk. Penumpangnya sudah turun semua"

Ucapan Akira membuatnya mereka terdiam,

Sang Ayah menepuk dan mengelus rambut putrinya. Senyum khas seorang Ayah di pasang disana. Manik serupa putrinya memancarkan sinar sendu dan tegar bersamaan

"Ingat semua yang Tou-san bilang. Hati-hati, nak"

Sang Ibu memeluk tubuh putrinya. Senyum lembut yang sedikit bertegar terbentuk. Telapak tangan beliau mengelus halus punggung putri satu-satunya

𝐒𝐔𝐆𝐀𝐑 𝐍𝐄𝐄-𝐒𝐀𝐍?! || LFP #2 || [Kunimi Akirɑ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang