Bagian 08: Lo bahaya

180 51 71
                                    

Citra berjalan tergopoh-gopoh menuju kamar kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Citra berjalan tergopoh-gopoh menuju kamar kakaknya. "A Syakir, tolong ketikin chat di hape aku dong." Kedua telapak tangannya kotor akibat terkena masker wajah berwarna hijau tua. Wajahnya juga sama, gadis itu tengah memakai masker di wajahnya.

Syakir mengernyit. "Lah, eta kamu tinggal cuci tangan aja mereun. Riweuh amat." Ujar Syakir dengan logat Sunda kentalnya. ( eta: itu, mereun: kali, riweuh: ribet. )

Citra menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak mau, ah. Males." Jawab gadis itu sembari duduk di tepi kasur milik kakaknya.

Ting tong!

Suara bel pintu rumah kakak beradik itu berbunyi. Syakir dan Citra saling bertatapan. "Siapa, tuh?" Tanya Citra.

Syakir mengangkat bahu. Tidak tahu menahu. "Teu nyaho, coba kamu buka." ( Nggak tahu. )

Citra melirik malas kakaknya. "Aa' nggak lihat tanganku kotor?" Gadis itu kembali menunjukkan tangannya yang masih berlumuran cairan masker hijau.

Syakir berdecak. Dengan malas, lelaki itu berjalan menuju pintu utama rumahnya.

Tok tok tok tok tok!

"Sabar dulu dong, woy! Ngucap salam kek, gitu." Sebal Syakir.

Cklek!

Pintu terbuka, menampakkan kedua anak kembar berdiri dihadapannya sembari tersenyum lebar. Sangat lebar malah.

"Assalamualaikum!" Salam Haris dan Yukira secara bersamaan.

Syakir menatap keduanya malas. "Waalaikumsalam. Telat burik!" Sewot lelaki kalem tersebut.

Keduanya nyengir.

Haris kemudian merangkul bahu Syakir. "Kalem nyet, jangan ngegas dulu. Lagian tumben lo ngegas gini." Heran Haris sembari berjalan menuju ruang makan.

Yukira dibelakang mereka tiba-tiba menyeletuk. "Tau, nih. PMS ya lo?" Tudingnya ke arah Syakir.

Syakir melirik Yukira. "Tau dah, iya kali." Ucapnya asal.

Yukira mengambil air minum sendiri. Gadis itu bagaikan tuan rumah saja. Dia melirik Syakir yang sudah duduk bersama Haris di meja. "Umi mana, Kir?" Tanya Yukira.

"Lagi nginep sama abi di Bandung."

Yukira mengangguk-angguk.

"Siapa sih, 'a yang dateng?" Celetuk Citra yang baru saja membersihkan wajah dan tangannya di kamar mandi.

Syakir menunjuk kedua anak kembar itu menggunakan dagu. "Tuh, dua kutil samping rumah." Tangannya mengoleskan selai stroberi si atas lembar roti.

Citra mengangguk-angguk mengerti. Kemudian gadis itu duduk dengan anggun disamping Haris.

[✔️] Vermilion Class : You Know What To DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang