Bagian 13: Kesempatan

140 27 0
                                    

Di sore hari ini, udara di Kota Bogor cukup sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sore hari ini, udara di Kota Bogor cukup sejuk. Apalagi sekarang mereka sedang berada di dalam mall.

Dengan tangan kanan yang memegang permen kaki, Syakir menajamkan penglihatannya. Dengan sebal, lelaki itu mengemut permen kaki tadi berada di tangannya. Kedua mata Syakir menyipit menatap lelaki yang lebih tua 5 tahun darinya. Lelaki itu--- Danish sedang menyeruput minuman berkafein yang baru saja mereka pesan.

Aneh, Syakir yakin bahwa cuaca saat ini cukup cerah dan berangin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aneh, Syakir yakin bahwa cuaca saat ini cukup cerah dan berangin. Tapi mengapa dia merasa kepanasan di sini?

Dihadapan Syakir, kedua alis Aurellia tertaut heran. Gadis itu sedari tadi hanya menatap diam tingkah Syakir yang sangat mencurigakan. Lelaki itu hanya menatap abangnya dengan raut serius.

Dengan tidak sabaran, dia mencolek punggung tangan kiri Syakir yang berada di atas meja. "Oi!" Tegurnya sedikit berbisik.

Atensi Syakir otomatis melebur, tergantikan oleh sosok temannya yang baru saja menegurnya. "Napa?" Tanya lelaki itu.

"Lo normal kan?" Tanya Aurellia ambigu.

Alis Syakir menukik. "Hah? Apanya?" Tanyanya tidak mengerti.

"Lo cowok tulen kan? Lo nggak belok kan?" Frontal Aurellia.

Syakir mengelus dadanya yang rata. "Astaghfirullah. Anjing ya lo! Gue normal tau!" Sembur lelaki itu sebal.

Perkataan di atas jangan di contoh ya?

Aurellia berdecih. "Ya lo liat abang gue biasa aja dong! Muka lo nggak nyewot tau! Kayak lagi ngajak orang berantem."

"Ya, gue emang mau ngajak orang berantem."

Kedua manik mata gadis itu mengerjap. "Hah? Emang mau ngajak siapa?" Tanyanya bodoh.

Syakir memutar kedua bola matanya malas. "Ya abang lo lah! Dia harusnya ngajak ngomong Yukira, bukannya diem aja! Kan, dia yang ngajak kita makan, gimana sih? Walaupun Yukira ini gebetan gu---"

Gadis berwajah manis itu melotot. Sangat tidak kontras dengan wajahnya yang imut. Kedua tangannya menggebrak meja makan mereka berempat. Bahkan gadis itu sampai berdiri dari tempat duduknya. "GEBETAN!?" Alisnya menukik tajam. Gadis itu amat terkejut.

Walaupun Aurellia sudah menduga ini sebelumnya bersama Lion, tapi mendengar perkataan yang baru saja di ucapkan Syakir benar-benar membuatnya terkejut setengah mati.

Suara gebrakan meja serta pekikan Aurellia yang berasal dari meja tengah--- tempat mereka berpijak dan menyuap nasi membuat beberapa orang dari meja lain menatap mereka.

Mata Syakir ikut melotot terkejut. Dengan tangannya yang lebar, dia menampar bibirnya setengah kencang. Kenapa harus keceplosan sih!? Teriaknya dalam hati.

Yukira menatap Syakir terkejut, bahkan kedua alisnya sampai mengernyit. Sebab kawannya itu secara tiba-tiba menampar bibirnya sendiri hingga memerah. Bahkan bunyinya saja bisa dia dengar sendiri.

Tangan gadis itu terangkat guna menahan lengan Syakir untuk menampar bibirnya sendiri. "Jangan di tampar, nanti berdarah." Serunya khawatir.

Bukannya kenapa, tapi Yukira hanya khawatir karena Syakir itu temannya. Ah, atau bisa di bilang sahabat? Karena dia dan Syakir sudah berteman sejak menginjak sekolah dasar.

Tolong garis bawahi, karena Syakir itu temannya.

Dan berhasil. Syakir berhenti melakukan itu.

Danish menuntun adiknya untuk segera duduk di bangkunya. "Duh, dek. Jangan teriak-teriak, kita lagi di mall." Lelaki itu memulai omelannya.

Aurellia meringis. Merutuki suaranya yang kelewat cempreng. "Iya deh, maaf." Sesalnya.

"Jadi kenapa Kak Danish manggil kita ke sini?" Tanya Yukira.

Danish menarik nafas, bersiap untuk bercerita. "Jadi gini, Kakak mau—" omongan Danish baru saja terpotong. Sebab ponselnya berdering, menandakan ada telepon masuk.

I can do this all day. Back it up, back it up~

Sona ♡

Nama itu lah yang tertera di sana.

Dengan segera, Danish mengangkat telepon itu dengan senang hati. Sebuah senyum cerah terbit dari bibirnya, yang justru membuat hati Yukira tercubit nyeri.

Gadis bermata kucing itu menatap pemandangan di hadapannya dengan sendu. Tampak Danish yang tengah mengobrol dengan Kak Sona, bahkan pipi lelaki itu sedikit merona.

Kalau seperti ini, apakah Yukira masih mempunyai kesempatan?

Kalau seperti ini, apakah Yukira masih mempunyai kesempatan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kim Doyoung as Danish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Doyoung as Danish

Choi Jisu as Aurellia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Jisu as Aurellia

[ jum, 06 ags 2021 ]

[✔️] Vermilion Class : You Know What To DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang