Berawal dari ujaran kebencian yang terus muncul dalam salah satu video yang diunggah oleh sunbaenim-nya, seorang pria manis perawakan mungil kini tengah terbaring dikasur, bergelung dalam selimut dan berpura-pura tertidur namun nyatanya sedang menangis dalam sunyi.
_____________
"Pergilah penggoda sialan!"
"Apa dia benar-benar tidak sadar bahwa Jungkook sangat tidak nyaman dengan tingkahnya?"
"Lihatlah ekspresi Jungkook yang menjelaskan segalanya haha enyahlah dari hadapan Jungkook dan Taehyung"
"Tenang saja, Jimin melakukan itu hanya untuk asupan penggemarnya hahaha aku tau, jikook shipper (atau apapun sebutannya) pasti sedang haus momen *UPS"
"Aku tau Jimin terobsesi pada Jungkook... tapi, hei bukankah Jungkook adalah kekasih Taehyung?"
"Vkook is real"
_______________Jimin kembali meremat selimutnya, melampiaskan segala perasaan yang terus membuncah. Beberapa kalimat kebencian yang menganggap dirinya sebagai ‘pengganggu’ dalam hubungan seseorang tak berhenti terlitas dalam benak.
Mengapa mereka sangat kejam? Bahkan dibandingkan dengan ribuan benda tajam yang menyerang dan menusuk tubuhnya secara bersamaan, mungkin jari-jari mengerikan itu lebih berpontensi menuntunnya masuk ke dasar jurang yang amat sangat dalam.
Ya, bukankah mereka sebagai pembenci ingin melihat Jimin mati secara perlahan?
Setidaknya itulah pertanyaan yang selalu Jimin pikirkan setiap kalimat kebencian itu mulai bermunculan.
Cklek
Terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya.
“Hyung?” tiba-tiba sepasang lengan dari belakang melingkar dipinggang ramping Jimin “Kau tidur?” ucap pria tampan itu lembut dan semakin mengeratkan pelukannya.
Bukannya menjawab, pria manis itu justru mulai terisak pelan.
“Kau belum tidur?” tanyanya lagi penasaran sambil membalik tubuh dan membuka selimut yang masih menutupi wajah mungil kekasihnya itu.
Mata sembab,
Air mata yang mengalir deras,
Jungkook membelalak terkejut melihat wajah kekasih manisnya, “K-kenapa kau menangis sayang?” tanyanya khawatir.
Alih-alih menjawab, pria manis itu justru semakin menangis terisak. Tangan pendeknya juga sibuk menutupi wajahnya yang sudah pasti terlihat menyedihkan.
“Sssssttt jangan menangis.. heum” tak tega melihat kondisinya, Jungkook pun membawa Jimin ke dalam pelukannya.
Sambil menepuk pelan punggung pria manis itu, mata Jungkook tampak berputar menjelajahi seluruh ruangan. Memikirkan alasan mengapa kekasihnya bisa menangis seperti ini, hinggaㅡ
Sebuah ponsel dengan layar menyala di atas nakas mengalihkan atensinya. Jungkook mengulurkan lengan, meraih ponsel yang ia yakini milik kekasihnya.
“Kau menangis karna ini lagi?” Jungkook melepaskan pelukannya lalu menunjukkan layar ponsel yang ternyata berisi komentar jahat.
“Berhenti melakukan itu, mereka hanya orang-orang tidak penting Jimin. Lagipula bukankah hal seperti ini sudah biasa terjadi? Kau tidak bisa selamanya menangisi—”
“Pergilah..” potong pria manis itu kemudian perlahan membalik tubuhnya.
Jungkook terdiam sejenak. Membiarkan otaknya memproses satu kata yang keluar dari bibir kekasihnya. Hingga seperkian detik kemudian ia tersadar dan langsung kembali memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOOKMIN STORY
FanfictionCerita one shoot, two shoot, dan three shoot Kookmin. Genre: Random P.S: Setiap cerita yang mengandung unsur dewasa, di judul PASTI akan dicantumkan '🔞' jadi mohon bagi yang usianya belum cukup, menyesuaikan aja yaaa readernim..