ONE 8

162 33 5
                                    

Date : 10.05 2021/07/23

SugaVAuthor

Belum usai Taehyung berkabung atas kepergian Park Sunhee. Kini ia harus menerima kenyataan bahwa Sang Ibu beristirahat untuk selamanya. Setelah selama delapan tahun terakhir menahan rasa sakitnya sendiri, akhirnya Sang Ibu tutup usia.

Rasa sakit hati dan rasa sesak yang ia rasakan membuatnya berpikir akan bagaimana hidupnya ini tanpa sesosok ibu? Bagaimana ia akan menjalani hidup tanpanya yang sekarang telah pergi? Satu-satunya seseorang yang menjadi alasan mengapa ia masih bertahan sampai saat ini.

Taehyung menyesal karena ia terlambat. Terlambat membawa Sang Ibu untuk berobat. Hari-hari yang ia lewati hanya sibuk bekerja mencari uang disela-sela belajarnya. Tapi rasanya setelah apa yang terjadi, semua hanyalah sia-sia. Ia tidak bisa membawa Sang Ibu berobat. Ia sangat terlambat untuk melakukan hal itu.

Taehyung menatap batu nisan bertuliskan nama mendiang Ibunya. Matanya tidak berhenti mengeluarkan airmata sejak kemarin. Ia bahkan masih menggunakan seragam sekolahnya, tidak ada waktu untuk kembali ke rumah. Ia harus mengurusi pemakaman Sang Ibu sampai pagi tadi.

Berdiam di samping gundukan tanah tempat dimana Sang Ibu beristirahat dengan tenang, ia sudah di sana selama setengah hari. Ia tidak beranjak sedikitpun. Enggan meninggalkan Sang Ibu di sana sendiri. Ia ingin menemani Sang Ibu untuk beberapa saat.

Kim Yonsu ada di sana menemani Taehyung sejak pagi. Ia menemani Taehyung karena pemuda itu hanya sendiri sejak tadi. Tidak ada seorangpun yang datang ke pemakaman ibunya setelah wanita paruh baya yang berada di rumah sakit kemarin. Tidak ada seorangpun, jadi Yonsu memutuskan untuk menemani pemuda itu sampai setengah hari.

"Kau akan tetap berada di sini?" Yonsu ragu-ragu bertanya hal itu. Ia tidak mendapat balasan apapun dari Taehyung. Pemuda itu masih sama sejak pagi tadi, tidak membalas pertanyaan apapun.

"Baiklah, aku pamit."

Yonsu melangkah pergi dari sana. Baru beberapa langkah ia menjauh dari sana, ia dapat mendengar Taehyung menangis dengan isakkan pilu. Erangan pilu yang ia dengar cukup membuat dirinya memejamkan mata. Ia akan membiarkan Taehyung di sana, pemuda itu pasti butuh waktu untuk sendiri.

 Ia akan membiarkan Taehyung di sana, pemuda itu pasti butuh waktu untuk sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung memeluk batu nisan itu dengan isak tangis yang tak bisa ia tahan lagi. Terlalu sesak untuk ia pertahankan disaat hatinya benar-benar merasa hancur. Patah hati yang sesungguhnya sangat menyakitkan untuknya.

Cuaca yang berawan tanpa sinar matahari seakan mengetahui kabar duka itu. Angin dingin yang berdersik menerpa daun-daun di setiap ranting pohon. Kesunyian tempat pemakaman itu semakin membuat Taehyung leluasa menangis di sana.

Taehyung memilih pemakaman yang cukup elit untuk peristirahatan terakhir Sang Ibu. Berniat membalas apa yang tidak bisa ia lakukan saat Sang Ibu masih hidup. Ia tidak bisa membawa Sang Ibu untuk berobat. Maka ia menghabiskan seluruh tabungannya untuk memakamkan Sang Ibu di tempat terakhir yang indah dan berkelas. Tabungan yang ia simpan untuk pengobatan ibunya, ia jadikan sebagai tempat peristirahatan Sang Ibu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Doughty [Taehyung FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang