ONE 5

116 28 0
                                    

Date : 20.53 2021/06/03

SugaVAuthor

Suasana malam ini rasanya begitu suram. Cuaca yang mendung tanpa ada bintang yang menghiasi langit malam. Semua tampak mendukung suasana duka.

Salah satu sudut lorong rumah sakit yang awalnya sunyi sekarang penuh tangisan dan isakan. Tidak ada yang bisa mereka harapkan lagi. Semua telah usai setelah kabar buruk itu diberitakan oleh dokter.

Park Sunhee, menghela napas terakhirnya pukul 23.34 KST. Setelah berjuang di ruang operasi selama enam jam. Gadis itu kehilangan banyak darah dan dinyatakan mati otak. Kondisi dimana seluruh aktivitas otak terhenti secara permanen.

Sunhee dinyatakan mati otak setelah operasi usai. Gadis itu dalam keadaan koma dan tidak akan sadar kembali. Dokter memberi kabar itu begitu keluar dari ruang operasi.

Keluarga dari Park Sunhee, merelakan Sunhee setelah satu jam mereka mengucap selamat tinggal untuk terakhir kalinya. Dokter kemudian melepas seluruh alat bantu dan Menyaksikan alat monitor berdenging menunjukan garis lurus tanpa grafik. Dokter menutupi tubuh Sunhee dengan kain putih polos. Setelahnya, para perawat memindahkan Sunhee ke kamar mayat untuk di simpan.

Besok pagi, keluarga Park Sunhee akan memakamkan Sunhee. Mereka memutuskan untuk segera memakamkan Sunhee tanpa menundanya. Walaupun salah satu anggota keluarga belum hadir sampai saat ini. Mereka tepat memutuskan hal tersebut.

Taehyung berada di sana, menyaksikan kepiluan dengan rasa sesak di dadanya. Tidak menyangka bahwa Sunhee akan pergi secepat ini. Ia bahkan belum sempat membelikan Sunhee sebuah hadiah ulang tahunnya yang ke-19 tahun. Tak disangka rupanya takdir telah menuliskan usia Sunhee hanya sampai 19 tahun lamanya.

Taehyung masih di sana sampai pukul satu malam. Ia tidak pulang sampai Ayah Sunhee, Park Joon Seon memintanya untuk pulang. Taehyung pulang diantar Paman Jang.

Paman Jang sejak tadi juga berada di sana, menemani Tuan dan Nyonya Park. Duka juga ia rasakan. Sedih saat mengetahui Sunhee, gadis yang ceria itu harus meninggalkan dunia lebih dulu. Bahkan diusia yang masih begitu muda.

Paman Jang fokus mengemudi dengan sesekali melihat Taehyung di sampingnya. Pemuda itu dalam keadaan yang buruk. Jaket dan seragam sekolahnya berlumuran darah dan surainya berantakan. Pemuda itu belum membersihkan pakaiannya sejak tadi.

Sesampai di depan rumah Taehyung, Paman Jang membuka pintu untuk pemuda itu. Ia merapikan surai Taehyung dan membersihkan pakaian Taehyung dengan tisu basah. Ia tidak ingin Taehyung tampak begitu menyedihkan saat bertemu dengan ibunya.

"Jangan bersedih. Tuhan punya rencana yang lebih baik dari apa yang kita rencanakan."

Taehyung menatap Paman Jang dengan airmata yang turun perlahan dari pelupuk matanya. Ia telah menahan airmata itu sejak kedua orangtua Park Sunhee datang di depan ruang operasi. Ia tidak ingin menambah rasa sedih untuk keduanya. Jadi, ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di sana.

Taehyung memeluk Paman Jang erat. Menangis di bahu pria paruh baya itu. Ia tidak bisa lagi menahan airmatanya. Setelah berusaha terlihat kuat, nyatanya ia tidak sekuat itu. Ia telah kehilangan satu sahabatnya untuk selamanya.

Paman Jang menepuk punggung Taehyung guna menenangkan pemuda itu. Ia tahu rasanya pasti sangat sakit saat ditinggal oleh orang yang sudah dekat. Ia bahkan lebih tahu rasanya karena Sang Istri meninggalkan dunia lebih dulu, tiga tahun lalu.

Paman Jang melepas pelukan erat itu. Menatap Taehyung sejenak dan menghapus airmata pemuda itu. Ia kembali merapikan surai pemuda itu.

"Park Jimin pasti lebih merasa terpukul karena tidak bisa hadir diakhir hayat adik kembarannya. Besok pagi, datanglah ke pemakaman dan hiburlah dia. Aku tahu kau belum pernah bertemu dengannya. Tapi, Jimin pasti lebih membutuhkan dirimu. Ia pasti mengenalmu dengan baik."

Doughty [Taehyung FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang