Chanyeol kembali menatap Baekhyun dengan dalam. "Iya, aku mencintaimu Byun Baekhyun."
Baekhyun berhambur memeluk Chanyeol yang terlihat terkejut dengan 'serangan dadakannya'. Entahlah, Baekhyun hanya merasa bahagia mendengarnya.
"Aku juga mencintaimu Park Chanyeol."
Chanyeol membatu setelah mendengar pengakuan dari mantan suaminya itu. Baekhyun juga mencintainya? Apakah ini mimpi? Tapi ini terlalu manis jika hanya mimpi.
Chanyeol mendorong pelan Baekhyun, ia menjulurkan tangannya dan memegang pipi lembut Baekhyun, memaksa Baekhyun agar menatapnya. "Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan, Baek?" tanya Chanyeol ragu-ragu. Karena ia takut Baekhyun mengatakan sesuatu yang membuatnya 'jatuh'.
Baekhyun memperlihatkan senyuman candunya untuk Chanyeol. "Aku sadar, Chanyeol. Aku benar-benar mencintaimu."
Baekhyun melihat mata Chanyeol yang menjadi memerah, Baekhyun terkejut sesaat Chanyeol yang mulai menangis dihadapannya. Apa ia mengatakan sesuatu yang salah dan menyakitinya hingga dia menangis?
Chanyeol menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Kau tahu? Aku sudah lama mencintaimu, aku selalu ada keinginan untuk memilikimu seutuhnya, bukan hanya status saja akan tetapi hatimu juga, Baek," ucap Chanyeol disela-sela tangisannya.
Ini pertama kalinya Chanyeol menangis dihadapannya selama Baekhyun mengenal Chanyeol. Baekhyun memeluk Chanyeol dengan lembut, ia menepuk pelan punggung besar itu yang bergetar karena tangisannya.
"Aku pun, selalu ada keinginan memilikimu dengan seutuhnya. Setiap kali aku ingin mengaku padamu, selalu ada pemikiran bahwa bahagiamu itu bukan diriku." Baekhyun teringat dengan pesan-pesan yang selalu menerornya dengan mengatakan bahwa ia lah yang menghalangi kebahagiaan Chanyeol.
Chanyeol memeluk Baekhyun dengan erat seolah-olah jika ia melonggarkannya, Baekhyun akan pergi meninggalkannya. "Tidak, Baek!! Aku selalu memimpikan bisa hidup bahagia berdua denganmu, hanya kau dan aku. Aku sangat mencintaimu."
Manik mata bulat Chanyeol menatap dalam kepada manik mata sipit Baekhyun. Mereka larut dalam suasana yang bahagia dan haru, karena akhirnya mereka bisa mengatakan sesuatu yang ingin sekali mereka ungkapkan. Chanyeol memperpendek jarak diantara mereka, ia melihat Baekhyun menutup matanya, ia tersenyum dan menutup matanya juga.
Manis dan lembut, Chanyeol mencium bibir mungil namja mungil yang sedang memeluknya, itu adalah ciuman pertama mereka yang menjadi saksi bahwa mereka saling mencintai. Jantung mereka berdegup dengan kencang, dan perut mereka seperti terdapat kupu-kupu yang menggelitik. Tidak terlintas dalam benak Baekhyun maupun Chanyeol bahwa Cinta mereka terbalaskan. Namun amat disayangkan, mereka harus mengetahui fakta itu setelah mereka resmi berpisah.
Setelah ciuman itu, tidak ada dari mereka yang membuka mulut untuk berbicara. Mereka hanya saling berpelukan melepas rindu yang telah ditahan selama ini. Mereka menikmati detik demi detik yang telah berlalu dengan kasih sayang yang mereka perlihatkan. Chanyeol sesekali mengecup pucuk kepala Baekhyun, dan Baekhyun akan tertawa kecil kemudian memeluknya dengan erat. Bahagianya mereka sederhana bukan?
"Kau belum makan bukan? Aku kan memasaknya untukmu. Kau tunggu sebentar disini." Baekhyun mendorong pelan Chanyeol agar bisa lepas dari pelukannya.
"Aku merindukan masakanmu." Chanyeol mengikuti Baekhyun yang berjalan menuju dapurnya.
Chanyeol duduk tak jauh dari Baekhyun memasak, ia memperhatikan namja mungil itu yang dengan pandainya mengolah bahan-bahan seadanya di dapur, seadanya? Tentu saja.. Karena semenjak mereka bercerai Chanyeol tidak pernah berbelanja bulanan lagi, itu semua selalu Irene yang menyiapkannya saat dia mampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR
Fanfiction(Complete) . Demi kebahagiaan pasanganmu, Kau rela melepaskannya, Kau rela mengorbankan perasaanmu, Kau rela melakukan apapun asalkan pasanganmu bahagia. Meski hatimu merasa nyeri seolah tak ikhlas melepaskannya. Cobalah menjadi egois bila kau tida...