LIAR 11

801 100 4
                                    

Baekhyun duduk di halte bus. Pandangannya lurus kedepan, tidak Baekhyun tidak sedang memperhatikan apapun, tatapannya kosong. Perkataan Seulgi terus mengiang di otaknya.

'Orang kejam merebut kebahagiannya.'

Apa Baekhyun orang kejam? Kebahagiaan? Baekhyun tahu, mungkin kebahagian Irene adalah Chanyeol tapi kebahagiaan Baekhyun pun Chanyeol. Apa Baekhyun harus melepaskan kebahagiaannya untuk orang lain? Baekhyun orang baik, ia tidak ingin menjadi egois yang hanya memikirkan kebahagiaannya.

'Aku harap orang kejam itu segera sadar dan melepaskan Chanyeol.'

Melepaskan Chanyeol? Bahkan Baekhyun tidak pernah terlintas dalam pikirannya melepaskan Chanyeol. Baekhyun terus berpikir apa yang terbaik bagi mereka berdua. Apa mereka harus terus bertahan dengan pernikahan tanpa di dasari saling cinta atau melepaskan dan membiarkan pasanganmu bahagia dengan kekasihnya.

Baekhyun itu labil. Kadang ia berpikir Chanyeol itu normal dan hanya mencintai kekasih wanitanya, kadang pula Baekhyun berpikir Chanyeol mempunyai perasaan yang sama dengannya. Baekhyun tidak bisa langsung menanyakan apakah Chanyeol mencintainya atau tidak karena bila Chanyeol menjawab 'tidak' itu akan membuat keadaan menjadi canggung seperti semula.

"Kenapa busnya lama sekali?!" Baekhyun mulai lelah menunggu bus yang tak kunjung datang. Hei ini sudah 1 jam ia menunggunya dan yang lebih parah lagi taxi pun tidak ada.

Baekhyun mengeluarkan ponselnya dengan niatan meminta Kris menjemputnya. Baekhyun mendengus kesal saat ia mendapati ponselnya mati. "Oke bagus. Tidak ada kendaraan satu pun dan sekarang ponselku mati."

Baekhyun bangkit dari duduknya dan ia sudah putuskan untuk berjalan kaki. Ia tidak mau menunggu bus atau pun taxi hingga langit menjadi gelap. Sekarang saja hari sudah mulai senja.

Sungguh hari yang sial untuk Baekhyun. Acara berjalan-jalan dengan Chanyeol berantakan karena Seulgi yang membuat ia pulang sendirian, bus atau taxi seolah berhenti beroprasi yang mana tidak ada satu pun kendaraan yang bisa mengantarkan Baekhyun untuk pulang, ponsel Baekhyun mati, dan yang terakhir hujan menemaninya berjalan kaki.

"Apa-apaan ini?!—hiks." Baekhyun menangis di tengah hujan yang mengguyurnya. Cobaan yang tiada henti untukmu Baek.

Dingin. Sungguh cuaca kali ini sangat dingin bagi Baekhyun. Baekhyun mengeratkan jaketnya yang sudah basah kuyup. Jarak dari taman hiburan dan apartementnya tidak lah dekat. Kaki Baekhyun sudah pegal, ia lelah berjalan dan wajah Baekhyun sudah memucat. "Aku ingin segera pulang—hiks." Baekhyun tidak berhenti menangis meratapi kesialannya hari ini.

XXXX

Chanyeol duduk di sofa dengan gelisah. Ia sedang menunggu Baekhyun pulang namun Baekhyun tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Ini sudah 2 jam dari Chanyeol meninggalkan Baekhyun di taman hiburan seharusnya Baekhyun telah pulang namun saat Chanyeol sampai di apartement hanya gelap yang menyambutnya. Saat Chanyeol berusaha menghubungi Baekhyun hanya operator yang menjawabnya, ke khawatirannya kian bertambah saat di luar hujan begitu deras untung saja hujan kali ini tidak di iringi petir.

"Kau kemana eoh?" Entah kepada siapa Chanyeol bertanya. Chanyeol teringat satu nama yang mungkin saja sekarang sedang bersama Baekhyun. "Tapi bila dia sedang bersama Kris seharusnya dia memberitahuku."

Cklek

Pintu apartement terbuka di susul dengan pria mungil masuk ke dalam apartement, pria mungil yang membuat Chanyeol khawatir. Mata Chanyeol membola saat melihat keadaannya. Pakaiannya yang berantakan dan basah, rambutnya yang lepek, dan terakhir wajahnya begitu pucat.

"Ada apa denganmu?" Chanyeol bertanya kepada Baekhyun yang tidak bergerak dari tempatnya.

Kepala Baekhyun tiba-tiba pening. Wajah Chanyeol menjadi buram hingga ia terjatuh tak sadarkan diri di pelukan Chanyeol. Chanyeol sendiri membawa Baekhyun menuju sofa dengan khawatir.

LIAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang