"Uwon gabiasa hehe"
--Toko Roti "Jaya"
Disinilah jungwon berada sekarang, ditoko milik kedua orangtuanya.
Jungwon harus belajar secara online disitu karena masalah pribadi jungwon dengan orangtuanya beberapa bulan lalu.
Sejak masalah itu datang, kepercayaan orangtua jungwon terhadap nya sudah hilang total. Jungwon sendiri sangat kesal dengan keputusan orangtuanya.
Jujur saja dia tidak terlalu suka dengan kondisi toko. Walaupun sangat memadai, tetap saja jungwon lebih nyaman berkomunikasi dengan guru via zuum dan lainnya saat berada diatas kasur yang empuk.
Dan terlebih lagi, jungwon tidak suka ditoko orangtuanya karena terlalu memperlihatkan jungwon saat sedang belajar.
Seperti toko kue kebanyakan, pintu depan toko tersebut terbuat dari kaca tembus pandang. Sedangkan jungwon belajar online disebelah kasir.
Tidak terlalu kelihatan sebenarnya. Tempat jungwon ada di paling ujung dan tertutup oleh rak kue.
*kira kira kaya gitu ya. buat yang masih bingung, aku jelasin menurut warna aja..
biru, putih : pintu depan (kaca semua)
coklat tua : rak kue
merah : kasir
hitam : tempat jungwon belajar
hijau : pintu ke ruangan belakang (kamar)
pink : tangga ke lantai 2
--Jungwon jadi bingung sendiri dengan orangtuanya.
Bagaimana bisa mereka berpikiran seperti ini "Ga apa kali, kalau kamu di kamar belakang (hijau) kalau ada pelanggan kan susah. Maksud mama, kalau mama sama papa lagi keluar gimana?".
Alasan yang basi, tapi jungwon mencoba untuk menerima kenyataan bahwa orangtuanya memang aneh.
Jungwon mengambil kesimpulan itu bukan karena satu alasan, tapi sepertinya beribu ribu alasan.
"Hiks uwon mau peluk" gumam jungwon dengan tangan yang menopang dagunya.
Kriing
Bel toko berbunyi, bertanda ada orang yang masuk. Jungwon berdiri bersiap melihat siapa yang masuk ke dalam tokonya - toko orangtuanya -.
Ternyata yang masuk adalah seorang pemuda tampan dan tinggi yang mungkin lebih tua dari jungwon. Badannya yang tinggi dan style nya yang terbilang gaul membuat jungwon terpaku.
"Em, dek?" ucap pemuda tinggi tersebut.
"Ah, iya kak? Ada yang bisa dibantu?" jungwon tersentak kaget. Dengan senyum canggung nya dia bertanya ramah pada pemuda tadi.
Yang ditanya hanya terkekeh sambil menyodorkan secarik kertas dengan tulisan diatasnya.
"Bunda saya nitip ini, kayanya mau borong. Buat sekitar 1 minggu lagi sih" pemuda tinggi itu tersenyum sambil memberikan kertas tersebut.
Jungwon sudah terbiasa dengan pesanan seperti ini. Kata mamanya, pembeli boleh membayar sebelum atau sesudah pesanan jadi, asal tidak mengutang.
"Oh ya! Bayarnya mau sekarang atau kalau pesanan nya udah jadi?" tanya jungwon lagi.
"Setengahnya dulu aja sekarang, sisanya nanti. Kalau bunda saya sama tamu nya puas bakal saya kasih tip deh"
"U-um.. Bentar ya aku hitung dulu harga nya berapa, kalau ada yang kurang atau lebih, maklumin ya.. Uwon gabiasa hehe" jungwon tersenyum dan memamerkan dimple lucu nya ..
"GEMES BANGET BUNDA, JAY MAU CULIK" begitulah kira kira isi kepala jay - si pemuda tampan -
Selesai acara membayar, jay meminta nomor jungwon untuk sekedar informasi tentang kue. Nyata nya jay hanya modus belaka.
Setelah jay keluar dari toko, orangtua jungwon masuk dengan membawa paper bag. Jungwon tidak tau apa isinya, dia menebak bahwa itu bukan untuknya.
"Dek, pelanggan di atas aman?"
Oh! Author lupa menjelaskan bahwa dilantai dua ada tempat seperti restoran. Tapi kebanyakan menunya berisi dessert.
"Aman kok mah, pelayan yang diatas juga aman"
"Ini paper bag nya taro di bawah meja."
"Iya" jungwon mengangguk, lalu menaruh paper bag tersebut pada tempat yang mamanya katakan.
"Ada yang mesan banyak lagi, ma. Itu kertasnya" ujar jungwon tiba tiba saat teringat wajah jay.
"Nomor kastamernya?"
"Itu paling pojok bawah, tadi anaknya yang bawa. Nomor anaknya jungwon pegang, gatau juga sih dia yang awalnya minta" jelas jungwon panjang lebar dan meninggalkan toko orangtua nya.
"Jungwon mau pulang dulu, cape hari ini lumayan banyak tugas yang dikasih dari sekolah"
Jungwon berlalu begitu saja dengan bayang bayang wajah jay dikepalanya.
"Tumben dia ngitung nya bener" kata mamanya jungwon dengan bangga saat menghitung ulang harga pesanan bunda nya jay.
"Sebentar, jungwon kenapa senyum senyum?" kali ini papa jungwon yang angkat suara, kaget aja anaknya jadi kaya gitu. Biasanya jungwon mukanya murung kalau pulang dari toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
jungwon's story - jaywon
Random"Kalau ga ada kak jay, mungkin jungwon lagi gentayangan. Bukan duduk disini bareng kakak" bxb, jangan salah lapak.