“Baji?!”
“(Name), lama tak jumpa”, ucapnya sambil tersenyum, memperlihatkan taring manisnya.
“Baji”, (Name) berdiri dari kursinya dan memeluk Baji erat.
“(Name)?”, Baji kaget.
“A-aku merindukan mu”, (Name) terisak.
“Maaf aku meninggalkan mu tiba tiba”, Baji mengusap surai (Name).
“Tidak ku maafkan”, (Name) melepaskan pelukannya dan memukul dada Baji kuat.
“Baji?!”, temannya kaget, Lolita dan Josua mengangga.
“Aku sudah tidak lemah (Name)”, Baji mencubit kedua pipi (Name).
“Kenapa kau menghilang tiba tiba”, tanya (Name).
“Gomen na, aku dimasukan ke skolah lain”, Baji mengusap pipi (Name).
“Umm, nee jalan jalan yuk”, ajak (Name).
“Baiklah, Chifuyu ikut?”, tanya Baji.
“Ga, gua disini aja nunggu y/n”, Chifuyu membuka hp nya dan menelfon seseorang.
“Josua Lolita?”, (Name).
“A-aah aku disini bersama Josua”, Lolita mengedipkan matanya.
“Baiklah, hanya kita berdua”, Baji.
“Hehee”
“Tidak apa, kita bisa menghabiskan waktu, hanya berdua”, Baji sedikit menekan kata berdua.
“Ba-baiklah”, (Name) merona, halitu membuat Baji terkekeh.
“Ayo”, Baji menarik tangan (Name) dan membawa (Name) jalan ke taman.
“Bagaimana skolah baru mu, tidak seperti smp kmaren kan?”, tanya (Name).“Yaa, aku bertemu Chifuyu dan lainya, aku merasa nilai ku bertambah baik”, ucapnya sambil tersenyum.
“Hee, baguslah”, (Name) tersenyum.
“Bagaimana dengan mu? Apa baik baik saja?”, tanya nya.
“Tidak semenjak kita berpisah”, ucap (Name).
“Maaf”
Canggung, meskipun mereka sudah sampai ditaman, mereka ingin berbicara namun terasa berat. Mereka duduk dikursi taman, melihat matahari senja yang indah. Baji melihat wajah (Name), manik coklat yang cantik karena terkena sinar mentari, rambut (Name) yang tersisir angin, wajah lembutnya yang ingin Baji sentuh, dan bibir pink milik (Name) yang ingin ia cium.
“(Name), mau yakisoba?”, tanya Baji dengan jantung yang jedag jedug.
“Ma-mau”, (Name) merona.
Baji berdiri dan pergi menuju toko yang menjual Yakisoba, (Name) tau kalau Yakisoba itu kesukaan Baji. Saat smp dulu Baji sering membawa bento berisi Yakisoba dan makan bersama (Name), (Name) menyukainya.
“Maaf menunggu lama”, Baji datang membawa 2 buah Yakisoba Bread.
“Tidak kok”, (Name) mengambil Yakisoba yang Baji berikan.
“Masih suka Yakisoba yaa”, (Name) terkekeh.
“Yaa, sepertinya kau juga”, Baji memakan Yakisobanya, (Name) juga begitu.
“Enak”, ucap mereka bersamaan, mereka saling bertatapan dan tertawa bersamaan.
“Andai aja kita satu sekolah”, Baji.
“Iyaa, aku rindu melihat Baji yang kesusahan mengerjakan matematika”, (Name) tertawa.
“Itu dulu, aku sudah pintar lho”, Baji mencubit pipi (Name).
“Hee, apa benar”, (Name) melanjutkan memakan Yakisobanya.
“Tentunya”, Yakisoba Baji habis dalam sekali gigit.
“Kau tinggal dimana?”, tanya (Name).
“Di apartement, aku dapat potongan harga yang cukup besar disana”, ucapnya.
“Tetap membayar?”
“Iyaa”
Hening lagi, (Name) dan Baji melihat orang orang yang berlalu lalang ditaman. Matahari telah tenggelam sepenuhnya, (Name) dan Baji pulang kerumah, rumah (Name). Baji memutuskan untuk singgah sebentar selagi ia bersama (Name).
Saat masuk, (Name) melihat sepucuk surat diatas meja makan.
‘(Name) anak ku, maafkan ibu yaa? Ibu akan pergi bersama suami baru ibu, kau akan disini bersama nenek, jangan lupa kunjungi dia yaa?!, aku sudah memasak dan meninggalkan kartu credit serta uang tunai disana. Biaya sekolah tak perlu khawatir, sudah ibu atur dengan ayah baru mu. Gomen na (Name), ibu akan kembali tapi tak tau kapan, aku menyayangi mu (Fullname).
“Pantas saja selama ini dia sering keluar malam, dan tak pernah kembali selama seminggu, semoga bahagia ya”, (Name) membuang surat itu dan berlari kedalam kamarnya, Baji mengambil surat itu dan membacanya, ia kaget ibunya meninggalkan dirinya seperti ini. Baji menyusul (Name) dan melihat gadis itu sedang terbaring dikasurnya, Baji duduk dilantai dekat kasur (Name).
“Baji”, (Name) menatap Baji, wajahnya dipenuhi air mata dan wajahnya memerah.
“Yaa, aku tau”, Baji mengusap rambut (Name), (Name) semakin terisak.
“Shhtt, sudah sudah”, Baji tidur disebelah (Name) dan memeluk tubuh mungil (Name), (Name) memeluk Baji seerat eratnya.
“Kau lelah ya? Lebih baik tidur, aku akan menjaga mu”, Baji mengusap rambut (Name) dan mengecup pucuk kepala (Name).
“Baji, jangan pergi lagi”
“Tidak akan pernah”
tbc
20-06/21
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴀᴊɪ ᴋᴇɪsᴜᴋᴇ ' sʜᴇ's ᴍɪɴᴇ '
Fanfiction(Name) itu milik ku paham? Jangan sentuh dia bajingan. Seorang preman bernama Baji jatuh cinta? Apa benar? ༶•┈┈⛧┈♛ 𝓔𝓷𝓭 ♛┈⛧┈┈•༶ 16+ mungkin ooc 15-06/21