7.

3.3K 529 40
                                    

     “Lima hari, kalau untuk baju maid sepertinya bisa, baiklah besok akan kemari lagi”, ucap Mitsuya.

     “Waah arigato”, (Name) berbinar.

     “Tapi sepertinya aku pulang agak telat yaa”, (Name) menatap Baji, Baji mengangguk dan mengusap rambut (Name).

     “Aku ikut”, Mikey mengangkat tangannya.

     “Bol-“

     “Kau hanya akan menggangu Mikey, lebih baik jangan”, Draken.

     “Aku ikut membantu ya?”, Kazutora.

    “Waah, baiklah besok akan aku kabari”, (Name) tersenyum.

   Setelah makan malam, semua teman teman Baji pamit. Baji membantu (Name) mencuci piring dan membersihkan lainnya, setelah selesai mereka duduk berdua didepan tv dan menonton film bersama.

     “(Name), baju maid itu”

     “Kenapa?”, (Name) menatap Baji.

     “Apa harus maid? Ga yang lain?”, tanya Baji dengan wajah gelisah.

     “Memangnya kenapa, pantas saja kau tidak terlalu banyak bicara”, (Name) menangkup wajah Baji dengan tangannya.

     “A-aku, tidak ingin tubuh mu dilihat banyak orang”, Baji merona.

     “Tapi aku bisa menggunakan kaus kaki yang panjang, tidak apa”, (Name) tersenyum dan mengelus rambut panjang Baji.

     “Tetap saja, tubuh mu akan pas dibaju itu”, Baji.

     “Hey tenanglah, hanya sebentar setelah itu akan ku ajak keliling sekolah”, ucap (Name).

     “Beli yakisoba ya?”, kegelisahan Baji sudah sedikit berkurang.

     “Tentu”, setelah itu, mereka tidur dikamar masing masing,  saat memasuki kamar (Name) mencoba bando dan kaus kaki nya dengan baju sekolah. Benar juga, tubuh (Name) mungkin akan pas dengan bajunya.

     “Tapi ini sekali dalam hidup ku”, (Name) melepas semua aksesoris, baju sekolah yang dia pakai tadi sudah berubah menjadi piyama. (Name) berbaring dan membayangkan wajah Baji yang terlihat gelisah.

     “Kawaii”, tak lama setelah itu (Name) tertidur.

---

     “(Name), coba ini”, Lolita memberikan paperbag besar dan berisi sesuatu didalamnnya, itu adalah baju maid milik kakak nya Lolita dulu.

     “Bukannya kita akan membuat bajunya?”, tanya (Name).

     “Yaa aku tau, hanya memastikan bentuk dan ukuran baju nya pada mu”, jelas Lolita.

     “Baiklah, akan ku coba”, (Name) dan Lolita pergi ke ruang ganti perempuan, saat ingin pergi menuju kelas, Lolita menutupi tubuh (Name) dengan kain berukuran besar agar tidak menarik perhatian.

     “Yoo minna, inilah model kita”, Lolita melepas kainnya dan menunjukan rupa (Name) yang terkesan imut, seksi dan cantik dalam saat bersamaan.

     “Ke-kenapa begini”, (Name) merona hebat sambil menutupi bagian depan, bajunya sedikit pendek dibagian depan.

     “Ka-kawaiii”, sorak satu kelas.

     “Tomoya juga sudah”, Josua mendorong Tomoya yang sudah menggunakan jas layaknya bussiness man.

     “Bagaimana jika Tomoya memangku (Name), pose itu akan sangat cocok”, usul anak perempuan.

     “Najis banget”, tolak (Name) dan Tomoya bersamaan.

     “Ayolah, hanya sekali, kelas kita mungkin akan mendapat penghargaan”, ucap teman Josua.

     “Aku malu”, wajah (Name) kini mirip dengan tomat, Tomoya duduk dikursi dan menarik lengan (Name) sampai gadis itu sudah duduk dipangkuannya.

     “Tomoya!!”, (Name) kaget dan mencoba menjauh, Tomoya malah mengeratkan tangannya dipinggul (Name).

      “Turuti saja”, bisik Tomoya lalu tersenyum.

      “B-baiklah, demi kalian, cepatlah”, (Name) gugup, namun wajah memohon mereka terlalu manis jadi enggan untuk menolak permohonan mereka. (Name) melingkarkan tangannya dileher Tomoya dan melihat wajah Tomoya, begitu juga sebaliknya. Mereka berdua tersenyum dan banyak yang memotret mereka, hanya orang yang didalam kelas.

      “Haaaa sudah sudah”, setelah merasa waktu yang diberikan cukup, (Name) langsung turun dari pangkuan Tomoya dan mengganti bajunya.

      “Wajahnya terlalu lucu”, gumam Tomoya.

     “Memalukan”, (Name) merona hebat.

   Setelah selesai mengurus keperluan lainya, (Name) pulang bersama Lolita. (Name) sudah bilang kalau teman Baji, Mitsuya akan membantu dalam mengurus pakaiannnya. Jadinya Lolita meminjamkan paper bag yang berisi pakaian maid tadi.

      “Aku pulang”, (Name) membuka pintu dan duduk didepan pintu.

     “Selamat datang, hari mu indah hari ini ya?”, sapa Baji, namun wajahnya terlihat sangat marah.

     “B-baji, kau tak apa?”, tanya (Name).

     “Jika aku tidak suka melihat ini, apakah aku baik baik saja?”, Baji menunjukan foto (Name) dan Tomoya, itu adalah foto saat disekolah tadi, siapa sangka Baji melihatnya diakun instagram Josua.

     “Ba-baji, itu hanya berfoto, aku dipaksa”, (Name).

     “Kenapa mau? dan juga ini kurang terttutup”, ucap Baji.

     “Baji, aku bisa menjelaskannya”

     “Mau menjelaskan apa, (Fullname)?”








tbc

ʙᴀᴊɪ ᴋᴇɪsᴜᴋᴇ ' sʜᴇ's ᴍɪɴᴇ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang