Prolog

99 26 10
                                    

Kotak sialan apa itu?!

Kenapa sampai sekarang tidak ada seorang pun yang memberi tahu aku? Warnanya hitam, dengan pita merah sebagai pengikatnya. Sudah berdebu, memang. Namun, aku tidak pernah salah mengenali wajah Edwin, suamiku, yang ada di sudutnya meski di foto itu memang terlihat lebih muda, rambutnya masih sangat cepak, bahkan cenderung botak seperti tentara. Jenis potongan rambut yang tidak aku sukai dan sejak tiga tahun kami menikah, aku tidak pernah melihat Edwin menghabisi rambutnya seperti di foto itu lagi. Aku lebih suka melihat suamiku memelihara rambut tebalnya dan menyisakan sedikit poni ke arah kanan. Bagiku, itu terlihat manis.

Tunggu, ini bukan waktunya membayangkan Edwin Wijayanto yang empat tahun lalu meluluhkan hatiku dengan mengatakan aku ini bagai secercah mentari yang muncul setelah badai salju menghantam kehidupannya. Aku menemukan kotak itu ketika sedang membersihkan gudang di lantai dua rumah mertuaku. Benar-benar hal menyebalkan!

Aku tidak pernah membayangkan suamiku mencoba untuk menipu. Oh, tidak! Selama pernikahan aku tidak pernah melihatnya melakukan hal yang melanggar janji pernikahan. Selama aku menjadi istrinya, tidak sekali pun Edwin membuatku sedih, bahkan melakukan sesuatu apa pun yang membuatku curiga, terlebih lagi saat hari-hariku menjelang menstruasi. Dia sangat memahamiku, lebih dari pada diriku sendiri. Jadi, kalau keberadaan kotak itu membuat kecurigaanku mengintip, apa aku salah?  Apalagi semua orang seolah-olah tidak menganggap penting keberadaan kotak itu, termasuk isinya.

Oh, mungkin kamu akan berpikir, itu sebuah kotak biasa, kenangan masa lalu ketika masih menjalani cinta monyet, atau bisa saja berisi merchandise suatu klub bola atau klub olah raga yang diidolakan.

Hei, kotak itu berwarna hitam, dengan pita merah manis yang belum rusak sedikit pun, dan ada foto Edwin yang berbentuk ... entahlah, mungkin awalnya berbentuk hati, tapi di kotak itu aku hanya melihat berupa separuh hati. Jadi, sebagian lainnya mungkin sudah disobek. Apakah mungkin digunakan untuk menyimpan barang-barang itu?

Ah, kepalaku mau meledak setiap mengingat kotak sialan itu dan berusaha menerka-nerka apa hubungan isi di dalamnya dengan Edwin. Aku yakin kamu tidak akan menduga apa yang ada di dalam kotak itu, bahkan aku pun berharap yang kulihat tidaklah benar! Yang pasti sama sekali bukan sesuatu yang menunjukkan klub bola atau klub apa pun yang dia gemari. Namun, dengarkan aku baik-baik. Isi kotak itu menunjukkan suatu kisah di balik masa lalu Edwin yang katanya diterpa badai! Dan semua keluarganya sepakat tidak memberitahu aku.

Aku yakin ada sesuatu yang Edwin, oh, maksudku pasti ada sesuatu yang semua keluarganya sembunyikan dariku. Entah apa tujuannya, tapi sejak awal pernikahan, semua berjalan baik-baik saja. Setidaknya sampai aku menemukan kotak itu.

Andai aku dan Edwin tidak menginap di rumah mertua, aku tidak akan menemukan sesuatu yang membuat hatiku seakan mendidih setiap kali mengingatnya. Aku ralat, mendidih, setiap aku melihat suamiku. Sejujurnya aku terlalu takut membayangkan hal buruk terjadi dalam rumah tanggaku, seperti drama-drama keluarga yang heboh di televisi.

******

Selamat membaca, Teman.
Terima kasih sudah menyempatkan diri mampir di lapak Gavet Lou.

Jika berkenan, tinggalkan vote dan komen, yuk. Lalu, ajak teman-teman lain ikutan membaca kisah ini.

Salam,
Gavet Lou

Sun in the WinterWhere stories live. Discover now