Sebelum memulai, siapkan hati dan jiwa kalian untuk melihat ke uwuan ya.. Dan sebelumnya, gue mau kasi tau kalo eps ini kebanyakan dialog,,
.
.
.Telepon Tya berdering, padahal gadis itu sedang asyik menonton film. Dia kesal, apalagi setelah melihat siapa yang menelepon nya.
"Ada apa?"
"Wa'alaikummussalam,"
"Assalamu'alaikum, sorry lupa,"
"Wa'alaikummussalam, turun ke lobby, Va,"
"Hah? Ngapain? Mager,"
"Gue di bawah,"
"WHAT THE FUCK," Tya yang kaget langsung mengatakan kata itu tanpa di sensor. "Eh, sorry, tapi lu ngapain?"
"Udah makan?" Angga malah mengalihkan pembicaraan.
"Belum,"
"Yaudah, kebawah, ayo makan di luar," ajak Angga.
"Lu yang bayar, baru ayok,"
"Iya, gue yang bayar deh," Angga hanya bisa pasrah, lagi pula dia juga tau diri, dia yang mengajak dia juga yang akan membayar.
"Okish, gue ganti baju," setelah itu sambungan di matikan. Dan Tya memakai kemejanya. Tadinya Tya hanya memakai baju crop top dan celana pendek, karena dia sendiri tentu saja.
Tya turun ke lobby hanya dengan celana dari set piyamanya, dan atasan berupa kemeja hitam overaized. Tanpa jilbab seperti tadi.
"Lu enggak pake jilbab?" Angga yang heran tentu saja bertanya.
"Gue enggak tiap saat pake jilbab, jadi gak?"
"Jadi, ayok," Angga langsung berjalan menuju parkiran. Mimik wajahnya dia kondisikan senormal mungkin, padahal di dalam hatinya, dia sangat terkagum-kagum dengan paras Tya tanpa jilbab, rambut panjangnya yang dijepit benar-benar mengalihkan dunia lelaki itu.
Sesampainya di mobil, Tya duduk di samping Angga. Meletakkan dompetnya di dasbor, lalu memasang sitbelt. Angga pun demikian.
"Gak mau nyetir?" Angga yang iseng menawarkan Tya untuk menyetir.
"No, thank you," jawab Tya sambil tersenyum kesal. Angga hanya terkekeh dan mulai mengendarakan mobilnya.
Mereka menggunakan mobil Tya. Penampilan Angga masih sama, kaos hitam, kemeja flanel kotak-kotak dan celana panjang. Dia belum berganti pakaian sedari pagi.
"Ih, lu gak pulang dulu?" Tya yang menyadari itu bertanya.
"Belum, kenapa?" Angga menengok sebentar menatap Tya.
"Jorok ih,"
"Ya sorry,"
Keadaan sunyi untuk beberapa saat. Sampai Tya menyalakan lagu di mobilnya itu.
"Angga," Tya memanggil nama Angga, dan si pemilik nama hanya menjawab dengan dehaman dan tetap fokus menyetir.
"Drive true Mcd aja, males makan di luar," Tya memberitahu keinginanya.
"Sayang dong, udah keluar masa balik lagi, nge-gojek aja kalo gitu," Angga yang masih berusaha memberi saran lain.
"Enggak, terus jalan aja, makan di mobil, jangan balik," lanjut Tya.
"Maksutnya?"
"Kita ke Mcd, terus drive true, terus lu nyetir aja ngelilingin Depok, ampe nyasar kalo bisa," ucap Tya dengan nada yang naik turun membuat Angga gemas sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Predavam [END√]
RomanceCerita tentang seorang pemuda yang jatuh hati pada sapaan pertama