Tiva: Jangan telfon gue lagi, gue masih gak mau nge block lu, tapi kalo lu ngeganggu gue kayak gini terus, gue bisa nge block lu,
jangan jadi bodoh Anggara
Anggara melempar handphone nya ke kasur dengan emosi setelah membaca pesan dari Tya.
Amelia membuka pintu tanpa mengetuk dan langsung menutup pintu kamar Angga kembali. "Lo kenapa sih, Mahesa?"
"Anjing lo Kak, ketok dulu kek,"
Amelia tidak peduli dan malah menyenderkan tubuhnya di kepala kasur Angga.
"Abis di tolak?" tanya Amelia
"Di tolak sebelum memulai,"
Amelia langsung tertawa.
"Anjing beneran lu Kak," Angga langsung melempar bantal kearah Amelia.
"Cerita coba,"
"Jangan ketawa tapi,"
Setelah itu Angga menceritakan semua kejadian kemarin di rumah Tya, tanpa menceritakan adegan bersentuhan bibir yang disusul tamparan dan tendangan dari Tya.
"Oh, gitu, kasian amat adek gue," bukannya malah memberi saran atau semangat Amelia malah sedikit mengejek Angga.
"Tapi kok lu gak cerita kenapa lu pulang, masa pulang gitu aja," Amelia menyadari ada keanehan dan ada sesuatu yang tidak Angga ceritakan.
Angga langsung gugup. "Ya bisa aja,"
"Boong lu, ga pinter,"
"Janji lu jangan ketawa, jangan bilang Mama sama Papa, mati gue,"
Amelia langsung menatap Angga curiga. "Okey, gue janji gak bilang Mama Papa, tapi kok lu mencurigakan ya,"
"Janji lo, gue pegang,"
"Buru cerita,"
"Jadi, pas Tya lagi ngomong soal alasannya minta gue jauhin dia, gue gak tau kesambet setan apa, gue nyium dia," jelas Angga gugup.
"ANJING LU MAHESA! BELAJAR DARI MANA LU!" Amelia langsung memukul Angga dengan bantal bertubi-tubi. Dia tidak pernah berfikir adiknya akan senekat itu.
"YA GUE JUGA KESEL, BEGO BANGET BERANI NEKAT KE DIA!" Angga balas berteriak.
"LO GAK WARAS SUMPAH! HARUS DI BERI HUKUMAN!"
"Maap sumpah, beneran gak berani lagi gue aneh-aneh sama dia, sakit sumpah," maaf Angga yang sudah duduk berlutut dengan kedua tangan di atas kepala.
"Kalo mau ngejar lagi boleh, tapi wakar aja. Tapi kalo gue jadi Tya gue ogah deh sama modelan kayak lo," cibir Amelia lalu pergi meninggalkan kamar Angga.
Angga benar-benar menyesali perbuatannya semalam. Dia benar-benar benci dirinya sendiri sekarang.
Angga mengacak rambutnya kasar. Dia sedang mencoba berfikir bagaimana caranya supaya tetap bisa berhubungan dengan Tya.
Dia punya pilihan untuk hanya menjadi teman Tya. Tapi dia tidak mau mengambil pilihan itu.
***
Sedangkan di rumah Tya. Dia sedang di introgasi oleh Yessa dan Karissa.
"Serius dia kaya gitu Tya?" Yessa tidak percaya bahwa Angga senekat itu, dan dia memastikan sekali lagi.
"Iya ya Allah Yessa, bagus lo jangan suka lagi sama dia," dengus Tya kesal dnegan sahabatnya yang menanyakan hal itu berkali-kali.
"Udah enggak kok, Deffta lebih menarik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Predavam [END√]
RomanceCerita tentang seorang pemuda yang jatuh hati pada sapaan pertama