❥2 ❥

59 22 0
                                    

Denise berjalan dengan langkah pelan dan terkesan sengaja diperlambat, dia kebingungan dengan pesta yang katanya kecil ini.

Pesta kecil mana yang dihadiri hampir seluruh staf yang bekerja pada saat proses pembuatan film? Bahkan artis-artis pendukungnya pun turut hadir dalam pesta ini, ditambah lagi banyak juga beberapa produser film lain yang hadir dalam pesta perayaan ini.

Terlalu ramai, itulah kesan pertama Denise saat datang ke gedung yang disewa oleh perusahaan produksi filmnya itu. Banyak sekali orang yang hadir, sebagian besar bahkan tidak turut serta dalam pembuatan filmnya. Tapi kenapa mereka hadir juga?

"Ini bukan pesta kecil namanya" Denise menghentikan langkah kakinya, kesal ketika hanya suara bising yang dia dengar. Sejauh matanya memandang, dia hanya bisa melihat orang-orang yang saling berbincang-bincang.

Pesta ini terlalu ramai, kedatangannya bahkan tidak disambut sama sekali.

"Oh Hai? Kau sudah datang?" Denise menoleh kearah seseorang yang menyapanya tadi, dan rupanya orang itu adalah dita. Dia terlihat cantik dengan gaun hitam elegan nya.

"Ya begitulah" Denise tersenyum canggung, bingung harus bagaimana disaat pesta yang katanya kecil ini malah jauh lebih besar daripada sekedar pesta perayaan.

"Terkejut ya? Awalnya aku juga kebingungan, kenapa pestanya jadi seramai ini?" dita tertawa canggung setelah bicara seperti itu, dia juga sebenarnya kurang suka dengan pesta yang terlalu meriah ini. Padahal pada awalnya dia sangat bersemangat untuk bertemu teman-teman sesama aktrisnya ini. Tapi setelah sampai disini, semangatnya tiba-tiba saja hilang entah kemana.

"Dimana produser film nya?" dita mengangkat bahu, tanda tidak tau. Sejak dia datang kemari 15 menit yang lalu, sang produser film belum terlihat diarea pesta.

"Tau begini lebih baik aku tidak datang saja" Denise sedikit berbisik saat mengatakannya, membuat dita tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Astaga!" baik Denise ataupun dita, keduanya sama-sama langsung menoleh kearah pintu masuk. Disana Léa baru saja datang dengan ekpresi wajah yang tidak terkontrol, dia benar-benar terkejut ketika melihat banyaknya orang yang hadir.

"Aku akan membawanya kemari, tunggu sebentar ya" Denise mengiyakan ucapan dita, matanya hanya mengikuti pergerakan dita yang sedang menghampiri Léa.

Setelah terlihat berbincang-bincang sebentar, dita dan Léa kembali ke tempat Denise berdiri. Mereka saling melempar senyum canggung.

"Aku terkejut" Léa jujur saat mengatakannya, dari ekpresi wajahnya saja sudah terlihat kalau dia masih kebingungan dengan semua ini.

"Aku juga" Denise tersenyum kecil, dia ingin kembali saja rasanya. Suasana ramai ini, teramat sangat menganggu.

"Oh astaga ternyata kalian disini, ayo keruangan itu. Produser ada disana" Léa, dita dan Denise dikejutkan dengan kehadiran tiba-tiba jinny diantara mereka. Perempuan itu tersenyum senang ketika menemukan mereka bertiga tengah berkumpul di sudut ruangan pesta.

"Apakah manusia sebanyak ini diundang secara sengaja?" dita sedikit berbisik kearah jinny, bertanya dengan hati-hati.

"Undangan yang diberikan bahkan jauh lebih banyak dari orang yang datang saat ini, sepertinya produser film benar-benar sengaja ingin memamerkan kesuksesan filmnya" jinny juga berbisik saat menjawabnya, dia juga perlu waspada ditempat ramai begini.

Tidak ada yang menjamin wartawan akan menerobos masuk, siapa tau mereka sengaja diundang juga oleh sang produser film. Maka dari itu, sebagai publik figure mereka harus selalu menjaga perkataan dan sikap mereka saat berada ditempat ramai.

The Secret 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang