❥4 ❥

57 22 1
                                    

"Batal?" Léa memasang wajah bingung, tangannya terkepal karna marah. Dia tentu saja merasa tidak terima, film nya yang baru akan mulai melakukan syuting sore ini. tapi dia tiba-tiba saja gagal menjadi pemeran utama, Padahal awalnya sudah dikonfirmasi kalau dialah yang akan membintangi film ini. tapi sekarang? Kenapa perusahaan produksi film itu memutuskan kontrak secara sepihak begini? Bahkan tanpa persetujuan dari dirinya.

Dia seolah di buang, kemana popularitas nya selama ini? Dia adalah artis yang sudah berkarir selama 15 tahun lamanya, sejak kecil dia sudah mendapatkan banyak pengalaman dalam bermain film. Bakatnya tidak bisa diragukan lagi, dan semuanya menghormati itu. Tapi, hari ini? Kenapa dia bisa di buang seperti sampah begini?

"Ini dampak dari semakin buruknya teror yang mengatasnamakan kolaborasi film biaskopmu, ada banyak orang yang mengajukan petisi. Karna film itu tak kunjung diberhentikan" Léa memasang wajah tidak percaya, tangannya mengepal kuat kertas-kertas naskah dramanya hingga terlihat kusut dan hampir tidak berbentuk.

"Kenapa? Kenapa karirku kena imbasnya?" mau bagaimanapun juga, Léa tidak pernah berpikir kalau karirnya akan jadi seperti ini. Karna kasus teror itu seharusnya tidak memengaruhi aktifitas karirnya, tapi melihat dirinya yang sekarang tiba-tiba saja dihempas dari peran utama membuatnya sadar kalau dampak dari kegagalan film itu sudah mulai terlihat jelas.

Dia bukan di geser dari peran utama untuk dijadikan peran pembantu, tidak dia tidak digeser, tapi dihempas. Dia benar-benar dikeluarkan dari list pemain, peran utamanya telah diganti.

"Hubungi produser film nya! Apa yang kau lakukan hah?!" esmosi nya sudah tidak bisa dia tahan lagi, harga dirinya, karirnya, semuanya terasa akan hancur saat itu juga.

"Kami sudah menghubunginya sejak pagi tadi, kami juga sudah berusaha untuk berbicara dengannya, namun sayangnya kami tidak berhasil menyakinkan nya untuk kembali memasukanmu sebagai peran utama. Dia, tidak mau ambil resiko. Mempertahankan dirimu yang jelas jelas sedang terlibat suatu masalah sekarang hanya akan membuatnya cemas" mendengar hal itu, tentunya Léa semakin merasa tidak terima.

Tangannya semakin terkepal, merusak kertas-kertas naskah film yang sudah sangat dihafal nya. Usahanya, karirnya dan segala hal yang telah ia bangun seakan-akan tidak berharga, dia bahkan dikeluarkan dari list pemain tanpa pertimbangan sama sekali.

Memulai dari awal terasa lebih baik daripada terjatuh langsung kedasar seperti ini.

"Baik, tidak masalah kalau dia ingin begitu. Biarkan saja dia bertindak sesuka hatinya, lalu lihatlah bagaimana dia akan menyesal nanti. Aku akan terus mengingatnya sampai kapanpun" léa membuang kertas yang sudah tidak berbentuk itu sembarangan, pandangan matanya jelas terlihat tidak terima.

"Aku masih punya tawaran film yang lain kan?" léa bertanya dengan raut wajah yang mulai santai, dia tidak ingin terus larut dalam amarah seperti tadi.

"Kenapa diam?" karna tak kunjung menjawab pertanyaannya, léa merasa ada sesuatu yang telah terjadi. Managernya itu terlihat sedikit murung, dia terlihat merasa bersalah.

"Jawab aku!" tanpa sadar nada suara yang léa keluarkan jadi sedikit meninggi, managernya yang tidak kunjung merespon pertanyaan nya tadi benar-benar membuatnya cemas.

Pikiran negatif menyerangnya secara bertubi-tubi, léa benar-benar tidak bisa berpikir jernih.

"Sepuluh menit setelah kau dikeluarkan dari list pemain utama, perusahaan produksi film yang lain juga menarik kembali tawaran bermain film mereka. Jadi sekarang kau tidak punya jadwal apapun selain pemotretan akhir tahun" hening.

Setelah sang manager memberitahukan hal itu, ruangan itu tampak hening. Léa, kehabisan kata-kata untuk mengekspresikan seperti apa kondisi  hatinya sekarang.

The Secret 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang