"Kenapa bisa begitu?" Dita menatap sang manager dengan pandangan menuntut, dia menginginkan penjelasan lebih dari informasi yang baru saja managernya katakan.
"Petisinya" astaga, Dita melupakan hal itu. Ya walaupun karir mereka terselamatkan, dan film itu sudah diberhentikan penayangannya. Tetap saja nyatanya teror itu tidak berhenti, justru semakin menjadi-jadi sehingga masyarakat beramai-ramai kembali membuat petisi.
Mereka menuntut para pemain dan juga para kru untuk bertanggungjawab, mereka ingin semua yang terlibat dalam pembuatan film ini menghentikan kekacauan yang terjadi. Tentunya dengan menangkap pelaku, semuanya akan selesai.
Namun masalahnya, 3 pelaku yang ditangkap rupanya hanya korban tuduhan saja. Nyatanya teror itu masih terus berlangsung meskipun orang yang diduga sebagai pelakunya ini sudah ditangkap oleh polisi.
"Kepalaku" pusing, tentu saja. Dirinya hanya pemain, tidak tahu menahu tentang apapun. Apalagi kasus yang sedang terjadi sekarang ini, Dita juga tak tau kalau dampaknya akan jadi seperti ini.
"Sialan sekali orang kurang kerjaan itu" dibilang orang iseng pun tidak bisa, karna pengirim pesan teror ini terlampau niat. Berapa kartu yang dia beli setiap harinya? Berapa ponsel yang dia pakai selama melakukan teror ini? Dita yakin pelaku sebenarnya ini sudah mempersiapkan semuanya dari jauh jauh hari.
Tapi masalahnya, teror ini terjadi setelah 4 hari penayangan filmnya. Jadi bukankah waktu 4 hari ini terlalu singkat untuk mempersiapkan segala teror yang persis seperti di film Bioskopnya? Pelakunya pasti sudah tau film ini jauh-jauh hari sebelum penayangan pertamanya di bioskop.
"Aku yakin sekali kalau pelakunya adalah orang yang terlibat dalam film" ada banyak hal yang membuatnya yakin, ini hanya masalah waktu.
"Haruskah aku menghubungi produsernya? Kau bisa mengatakan pendapatmu padanya, siapa tau dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat" Dita mengangguk setuju, mengikuti saran dari managernya.
Karna masalah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, semakin lama teror ini berlangsung, maka semakin lama pula karir mereka terancam.
*
*"Aku tidak mengerti, tidak paham. Tidak mau tau, tidak mau dengar. Tidak mau bicara" Soodam mengerutu, benar-benar merasa tidak terima dengan petisi baru itu.
Yang ingin dia tanyakan hanya satu, kenapa?
"Tunggu sebentar lagi, pihak mereka meminta waktu 3 hari untuk menyelesaikan masalah ini" lagi? Astaga Soodam rasanya bosan sekali mendengar permintaan waktu itu.
Sampai kapan mereka akan terus meminta waktu? Ini sudah hampir 1 bulan lamanya semenjak film bioskop kolaborasi mereka diberhentikan penayangannya. Dan selama itu pula masalah ini tidak kunjung menemukan titik terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret 2
Детектив / Триллер(ini lanjutan dari cerita "the secret" loh ya, jadi untuk yang mau baca cerita ini harap baca cerita pertamanya dulu) Sesuatu hal yang tidak direncanakan memang terkadang tiba-tiba saja terjadi. Tapi, apakah mungkin hal seperti ini tidak direncana...