p.s : latar tempat dan cerita di chapter ini diambil di masa lalu, menceritakan kisah Rin dan Arum sebelum berpisah.____________________
Lupa kuberitahu kalau Rin dan Arum itu juga suka sekali minum minuman keras bersama, mereka itu sama dan selaras. kecuali soal rokok ---- dulu Arum benci rokok sebelum akhirnya jadikan rokok teman sejati yang selalu dibawa di kantong.
Seperti saat ini, mereka dengan 3 botol minuman keras yang sudah kosong dan 3 lainnya yang masih penuh berserakan di sekitar keduanya. Rin segera membuka botol lainnya untuk dituang ke gelas dan meminumnya habis. Sedangkan Arum sudah mabuk berat, matanya sayup-sayup hampir tertutup dan mulutnya sibuk meracau hal tidak jelas.
"mata Rin mirip fox..." Arum menunjuk-nunjuk wajah Rin sambil berucap demikian. yang disebut mirip fox cuma bisa ketawa lebar ---- merasa lucu lihat Arum yang sudah diambil kesadarannya oleh minuman keras beberapa menit yang lalu.
"Aku sayang Kamu. Walau sekarang kita jadi sering gak ketemu, sayangnya Aku buat Kamu gak akan berubah..." racau Arum. Rin cuma bisa anggukan kepala dengan tangan yang ia bawa untuk usap pucuk kepala Arum.
Entah kenapa, hati Rin rasanya gundah akhir-akhir ini. dia yang dulunya gak apa-apa kalau lihat Arum cuma berbincang berdua dengan teman laki-lakinya yang tentu saja obrolannya seputar pekerjaan, kini jadi benar-benar tidak suka dan benci karena hal itu.
bukan hanya itu, Arum terasa jauh dari genggamannya. Penghasilan mereka yang cukup jauh buat Rin tidak percaya diri ---- takut Arum akan cari yang lebih mapan.
Rin juga merasa tidak bisa bicarakan perihal ini kepada Arum. ia hanya tidak bisa membawa dirinya untuk membicarakannya.
Benang merah yang mengikat dan menjadi koneksi mereka berdua rasanya mulai menjadi tipis kian hari, Rin takut ---- takut kalau tiba-tiba benangnya putus dan dia tidak menyadarinya.
Rin memutuskan pada malam itu kalau dia harus melakukan sesuatu, sesuatu yang sangat menyakitkan baik untuk dirinya dan Arum, agar saat mereka kembali bertemu nanti perasaan mereka tumbuh besar dan meledak-ledak.
"Rin, cium..." pinta Arum sambil memajukan wajahnya yang segera Rin tangkup untuk cium bibir plum miliknya.
Lalu, dengan ciuman yang memabukan malam itu, Rin membulatkan tekadnya untuk melakukan sesuatu yang ia yakini akan memperkuat benang merah di antara mereka berdua, sesuatu yang membuat dia mengingkari janjinya pada Arum.
________
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cigarrete [Suna Rintarou]✔︎
Ficción GeneralKamu ---- kepingan berharga masa laluku. Revisi✓ [Short Story] P.S : semua kejadian maupun tokoh yang ada didalam cerita ini hanya f͟i͟k͟s͟i͟. Completed.