04. Kecewa

429 73 18
                                    

"Jangan Berharap Terlalu Tinggi Semakin Tinggi Harapanmu semakin besar kekecewaan mu"

-Aditya Bumi Chakra Buana

Bumi sedang asik duduk di bawah pohon mangga di taman sekolahnya, dengan ditemani sebotol cimory coklat dan sepotong roti tawar yang dia beli di kantin berhasil menambah suasana hati dia.

"Terkadang mencintai gak harus memiliki nak, kalo kamu sayang sama dia biarkan dia bahagia sama orang pilihannya."

Ucapan ayahnya terputar terus di otaknya, dulu saat ayahnya bicara seperti itu dia hanya mendengarkan tanpa memahaminya. Bumi menyesal sekarang, kenapa dia tidak memahami perasaan ayahnya saat itu.

"Mencintai butuh perjuangan bukan?" lirihnya.

"Kenapa sesakit ini?"

Bumi menutup matanya, hembusan angin seakan membawanya berkelana ke padang bunga yang indah. Dia tersenyum, ini suasana yang dia sukai. Dari kejauhan nampak Bulan memperhatikan Bumi, dia tersenyum lalu menghampiri Bumi. Entahlah, jika dia melihat Bumi seperti ada magnet yang membuat dia akan menghampiri Bumi.

"Bumi?" panggilnya.

"Hm?" jawab Bumi tanpa membuka matanya.

"Masih santai nih?" tanya Bulan lalu duduk di samping Bumi.

"Gak sama lintang?" tanya Bumi.

"Ih kok tau ini gue sih?"

"Gue tau suara lo Bulan, sebodoh apa sih gue." ucap Bumi lalu membuka matanya dan menatap Bulan kesal.

"Ih! Lintang masih main basket tuh liat jago kan dia." tunjuk Bulan pada pria yang tengah menggiring bola basket di lapangan.

"Namanya juga atlet yah jago lah." jawab Bumi sambil memakan kembali roti tawarnya.

"Iya juga sih, lo jagonya apa?" tanya Bulan guna mengalihkan pembicaraan.

"Tidur.."

"Tidur semua orang juga bisa kali." kesal Bulan.

"Apa yang lo suka dari Lintang?" tanya Bumi

"Dia tuh keren, baik hati, ganteng temen curhat, asik, gak mati topik dan lucu." jawab Bulan semangat.

"Keren? gue juga keren kan, baik hati? kayanya gue gak baik deh. Ganteng? sedikit mungkin tapi gue gak asik sama mati topik juga apalagi lucu." ujar Bumi menimang.

"Ih kok jadi di bedain sama lo sih? jelas jauh lebih baik Lintang lah. Lo itu es tau gak, kasian cewek yang mau deket sama lo mereka udah kena mental sama ucapan lo." ejek Bulan.

"Bulan!!!" panggil Lintang dari arah lapangan

"Eh gue duluan yah dah Bumi.." Bulan segera berlari menuju Lintang.

Bumi hanya bisa berdecak kesal dan membuang roti tawarnya sembarangan. Dia sudah tidak nafsu makan detik itu juga, entahlah mungkin perkataan Bulan barusan ada benarnya juga. Tapi tidak sepantasnya dia berkata hal seperti itu kepada Bumi.

BentalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang