"HAH?" Renjun masih mencerna tawaran Jaemin.
Otaknya seolah berhenti bekerja saat itu juga mendengar tawaran sang ketua SeNa yang terkenal itu. Jaemin tidak memiliki kewajiban untuk mengantarnya pulang. Apalagi Renjun itu tipe orang yang tidak suka bergantung pada orang lain. Mereka juga belum kenal begitu dekat, baru bertemu siang ini.
"Mau gue anterin pulang?" ulang Jaemin. Dia menghela nafas sebentar lalu teringat bagaimana rupa motor Renjun yang dibawa kabur dan membandingkan dengan miliknya. "Kalau nggak mau pake motor jelek gue nggak papa, gue bisa minjem motornya Juyeon—"
"Bukan gitu maksudnya kak!" Renjun tiba-tiba meninggikan suara takut Jaemin tersinggung.
Chenle yang sedang mengecek ponselnya sampai menoleh ke arah mereka dan bertukar pandang dengan Jaemin. "Jangan teriak-teriak. Ini rumah sakit," peringat si bos pemilik café tersebut.
"I-iya, maaf." Renjun membungkuk sedikit menyesali perbuatannya.
"Jadi?" Jaemin kembali menagih jawaban Renjun.
"Kalau nggak ngerepotin kak Jaemin nggak papa. Tapi kalo ngerepotin ..." Pandangan Renjun tidak fokus, mencoba melihat sekeliling Jaemin dan menghindari kontak mata.
"Nggak ngerepotin. Ayo kita pulang." Jaemin menggerakkan kepala agar Renjun berjalan mengiringinya. "Gue nganter Renjun pulang dulu bos," pamitnya pada Chenle kemudian pergi.
Chenle melambaikan tangan sebagai jawabannya, menerima bungkukan terakhir Renjun yang berpamitan padanya. Anak itu pun menyusul Jaemin dan berjalan menyamakan langkah dengan sang ketua SeNa, meski harus sedikit pincang.
Mereka keluar dari UGD dan menuju ke parkiran rumah sakit. Kesunyian mengiringi langkah dua orang yang baru saling mengenal hari itu. Hingga langkah kaki beberapa orang lain menghadang Renjun dan Jaemin disana.
"Gimana Jisung Jaem?"
Renjun yang sejak tadi menunduk dan berusaha menyamakan langkah Jaemin kini menatap siapa yang bicara. Ada tiga orang yang tidak dikenalnya berdiri menghadang Jaemin. Yang satu memiliki bekas luka pukulan di hidung dan sudut bibir. Renjun membaca tulisan pada area dada kanan jaket kulit yang dikenakan orang itu, menunjukkan tulisan HYUNJIN.
Di belakang Hyunjin ada orang lain yang mengenakan jaket serupa. Jaket kulit hitam yang ia yakini adalah seragam geng SeNa. Wajahnya kecil dengan mata besar dan alis tebal. Di bagian dada kanan jaketnya yang resletingnya tidak dinaikkan seperti milik Hyunjin, terbaca tulisan YOSHINORI.
Tepat di hadapan Jaemin, berdiri orang yang tidak memakai jaket seragam berwajah tegas dan terlihat menyeramkan. Renjun tidak tau siapa namanya karena orang itu tidak memiliki tanda pengenal.
"Kritis. Tolong ajak anak-anak doa bersama buat keselamatan Jisung. Gue nggak bisa hidup tenang kalo kaya begini."
Jaemin menunduk dan mengeluh di tempat. Seseorang di depannya langsung merengkuhnya, membiarkan dahi Jaemin menyandar di pundaknya. Sedang tangan sang pemeluk menepuk-nepuk tengkuk Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage ✦ Jaemren [nctbz]
FanficRenjun si berandalan sekolah tidak pernah tahu bahwa Park Jisung adalah adik dari Na Jaemin si penguasa jalanan. TERINSPIRASI dari LAGU: ONE OK ROCK yang judulnya BON VOYAGE dan NCT DREAM yang judulnya BYE MY FIRST... [SUDAH DIBUKUKAN] Copyright ©...