- 6 -
"Huh,," helaan nafas panjang terdengar dari Aurel, setelah mendengar penjelasan dari lelaki dihadapannya tadi dia pikir akan mendapatkan sedikit informasi, tapi nyatanya tidak ada.
Flashback on"Aku adalah pelindungmu, nona." Jawab lelaki itu singkat.
"Pelindungku? Haha kau jangan bercanda, aku baru saja datang ke duniamu." Aurel tertawa hambar,
"Aku sudah ditakdirkan untuk melindungimu nona, sebelum kau datang ke sini aku sudah mengetahuinya." Jelas lelaki itu,
Aurel memijat pelipisnya, kalau seperti ini bagaimana dia bisa mendapat titik terang permasalahannya.
"Oke,oke, kau hanya menambah beban pikiranku. Sekarang beritahu aku siapa namamu." Tuntut Aurel,
Lelaki itu terkekeh," hmm sepertinya kau sangat penasaran nona. Perkenalkan saya Michael Fransisco Loris nona." Jawab lelaki itu,
Deg
"Michael?" Kepala Aurel seakan ingin pecah,
Tes
Tetesan merah menetes ke lantai, kepalanya sangat sakit, seolah sesuatu memaksa memasuki ingatan Aurel.
"Kepala gue, akh-"
"Nona, hi-hidungmu berdarah. Aku akan mengambil kain dan obat untukmu." Lelaki itu membantu Aurel berbaring kembali,
"Aku akan segera kembali nona," kemudian dia bergegas keluar kamar.
Flashback off
"Gue kenapa sih? Mmm menurut beberapa cerita transmigrasi yang gue baca, biasanya kalau sakit kepala gitu tandanya ingatan asli raga yang dimasuki perlahan diketahui oleh jiwa yang memasuki,tapi-" Aurel duduk kembali, dia menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang,
" Nggak ada tuh ingatan nih badan yang masuk, eh masalahnya kepala gue sakit karna dengar nama dia Michael Fransisco Loris." Aurel mengetuk-ngetuk hidung dengan jari, menggali ingatan dirinya.
" Kayak familiar deh, hoho tapi tidaks mungkin gue kan baru datang di sini ckck."
Ceklek
Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok jangkung yang sedang membawa nampan. Dia adalah Michael, dirinya menatap khawatir Aurel.
"Nona, kenapa kau bangun?" Tanya Michael khawatir.
"Tidak perlu khawatir Michael, aku harus duduk untuk menghentikan aliran darahnya." Jelas Aurel,
Michael mengambil kain yang dia bawa untuk membersihkan darah yang ada disekitar hidung Aurel, darahnya sudah berhenti.
"Terimakasih," ucap Aurel menerima segelas obat yang di bawa Michael, katanya untuk mengurangi sakit kepala Aurel.
"Chael, bolehkah aku memanggilmu seperti itu?" Tanya Aurel,
"Eh, tentu nona." Balas Michael dengan senyum manisnya,
"Kalau gue disuguhi ginian tiap hari, diabetes gue mah,"
"Oh iya, kau tidak boleh memanggilku nona di depan orang lain, Ingat itu." Peringat Aurel,
"Tentu saja nona, tapi kalau berdua saja bolehkan." Goda Michael sambil menarik turunkan alisnya.
"Yayaya, terserah kau saja." Balas Aurel, dia terlalu lelah sekarang.
"Kau harus istirahat dulu nona, aku harus menyelesaikan sesuatu terlebih dahulu." Izin Michael,
"Baiklah, silahkan selesaikan urusanmu. Aku akan beristirahat dan mendengar penjelasan tentang dirimu nanti."
"Aku pergi dulu nona" pamit Michael,
Michael sudah pergi, sekarang hanya tinggal Aurel yang bergelut dengan pikirannya. Tapi akhirnya dia tertidur karna terlalu berpikir keras.
o0o
Hujan turun deras, membuat Aurel semakin nyaman dalam dekapan selimutnya. Padahal sedari tadi ada seseorang yang setia menunggunya membuka mata.
Plak
Aww
Pipi Aurel terasa panas, terasa sebuah tangan baru saja menamparnya. Matanya mengerjap perlahan sambil menggosok pipinya, dan menangkap siluet lelaki yang duduk dihadapannya sambil cengengesan. Siapa lagi kalau bukan Michael.
.
..
.
.Hening, Michael hanya diam dan itu mengerikan menurut Aurel.
"Kenapa dia tiba-tiba jadi pendiam? Tadinya sangat cerewet" Batin Aurel
Aurel mendudukkan dirinya, " Ah, kau sudah kembali?" Michael hanya mengangguk,
" Sudah lama?" Michael kembali mengangguk,
"Kenapa tidak membangunkan ku?" Michael menggeleng, tapi sedetik kemudian kembali mengangguk
Aurel kesal, apa yang sebenarnya terjadi dengan Michael kenapa mukanya sekarang jadi lesu? Apa dia kerasukan?
"Ck, kenapa kau hanya diam saja? dan apa-apaan jawabanmu itu, menggeleng kemudian mengangguk. Apakah sekarang kau menjadi bisu? Ada yang mengambil suaramu ya tadi di jalan?" Tanya Aurel dalam satu tarikan napas.
Michael hanya menggeleng,
"Huh,," Aurel menghembuskan nafas panjang,
"Michael kenapa siih? Mana mukanya lesu banget, gak mungkin kan kerasukan?" Batinnya,
"Nona-" lirih Michael dengan suara agak serak,
Aurel langsung berdiri dari kasurnya, kemudian dengan cepat menuangkan air ke gelas.
"$#-#($-$;";"!')/_?+€£^¥¢π'×}€\€=°¢{¢°°¢{=¢™¢{€}{€™¥¢€{¢{€{€}€[€=€{"
Byurr
Dia membacakan sesuatu, kemudian menyemburkan air yang dia ambil tadi ke wajah Michael,
Byurr
Byurr
Tidak hanya sekali, tapi tiga kali dia menyemburkan air yang dia kumur ke wajah Michael.
" Tenang chael, Aurel yang jenius ini akan mengeluarkan makhluk jadi-jadian itu dari tubuhmu." Ucap Aurel sambil memegang kepala Michael.
" Heh siapa Lo yang merasuki Michael yang tampan walaupun lebih tampan jaehyun sih," Aurel cengengesan sendiri mendengar apa yang ia ucapkan
" Buruan keluar, CEFFAAAT!!" Teriak Aurel di akhir karena melihat wajah Michael semakin pucat,
"Nona di--ngin,"
Bruuk
"MICHAEEEEEEEL"
-To be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Key Of Destiny
FantasySayup-sayup terdengar suara, matanya perlahan terbuka. Dia berada di sebuah kamar, bukan kamar rumah sakit tapi sebuah kamar tua. "Huh,, dimana ini?! tadi rasanya ada yang manggil tuan, tapi kok gak ada orang?" monolognya. Hingga tersadar sesuatu, ...