- 9 -
"Ekhm," suara Aurel memecah keheningan, sekarang mereka berempat sedang duduk di bawah sebuah pohon besar.Tidak ada yang bersuara, suasana menjadi canggung saat Michael datang, malus yang bernama Roy juga telah kembali setelah mencari buah-buahan untuk dimakan.
Dari awal Michael datang, wajah lelaki itu hanya menunjukan raut masam. Apalagi saat melihat Roy, matanya seakan ingin keluar dari tempatnya.
"Huh.." Aurel menghembuskan nafas, dia sangat tidak suka suasana seperti ini.
"Michael perkenalkan ini Roy dan Rey," beritahu Aurel pada Michael. "Dan ini Michael,"
Krik, krik, krik
"Ayolah kawan-kawan, sudah satu jam kita seperti ini. Apa kalian tidak bosan gitu?" Aurel bosan, dulu dia dengan para sahabat laknat sangatlah gila, tiada detik tanpa bicara kecuali zio sih dan sekarang dia dihadapkan dengan situasi yang sangat sangat sangat sangat membosaaaaankan
"Aku sudah mengenal mereka nona," akhirnya Michael berbicara,
"Oh ya?" Aurel terkejut, dia pikir Michael baru pertama kali bertemu dengan Roy dan Rey seperti dirinya.
"Wah, berarti kalian berteman ya? Maaf aku tidak tau hehe"
"Kami tidak berteman nona, aku tidak Sudi berteman dengan pria tak punya malu dan pria Childs itu." Jelas Michael,
Aurel melotot, pria tak punya malu? Roy maksudnya dan pria childis...Rey?
Aurel mencubit pinggang Michael, "shh kenapa nona mencubitku? Sakit tau." Heh kemana perginya chael yang tegas? Kenapa sekarang malah bersikap manja?
"Kenapa suaramu manja sekali?dan apa-apaan kau menghina 2r?" Kemudian Aurel berbisik, panggil aku tuan Michael
"Ck, nona tidak menyayangiku lagi dan malah bersama pria lain" hei apa-apaan ini? Kenapa Aurel terlihat seperti kekasih yang terciduk selingkuh
"Aku pusing melihatmu Michael, bukan Rey yang childis tapi kau. Sudah aku ingin makan, lelah berdebat denganmu." Aurel memakan buah-buahan yang dipetik Roy tadi, hanya dia yang makan tanpa menyadari Roy dan Rey terkekeh geli melihat cara makannya.
"Aku juga tidak mau berteman dengan pria tembok sepertimu," ucap Roy Michael masih menatapnya tajam,
"Kau-
KAMU SEDANG MEMBACA
Key Of Destiny
FantasySayup-sayup terdengar suara, matanya perlahan terbuka. Dia berada di sebuah kamar, bukan kamar rumah sakit tapi sebuah kamar tua. "Huh,, dimana ini?! tadi rasanya ada yang manggil tuan, tapi kok gak ada orang?" monolognya. Hingga tersadar sesuatu, ...