- 11 -
Setelah insiden pingsannya Aurel karna ingin jadi crazy rich dari hasil congkel mencongkel permata tapi berakhir gagal, dirinya dihadapkan dengan situasi yang tidak terduga.
Aurel ingin menangis rasanya karna ditempeli aspal berjalan kembaran Michael, Pangeran mahkota Jackson.
Bukannya bertemu kaisar, dirinya malah menjadi pengasuh putra mahkota.
Lebih baik dirinya bersama Qisya yang imut bin kiyowo, daripada menjaga manusia kaku yang sayangnya tampan ini.
Pangeran mahkota Jackson, berusia 15 tahun memiliki kondisi lahir batin yang sangat luar biasa. Membuat para gadis bangsawan berbondong bondong untuk memantaskan diri,
Bahkan para menteri, Duke dan bangsawan lain, juga ikut memantaskan diri agar sang kaisar menjodohkan pangeran mahkota dengan putri mereka.
Tapi,
Bagi Aurel pangeran mahkota dihadapannya ini b aja, ya walaupun auranya memang terlihat seperti pemeran utama, tapi masih gantengan Jamal kemana mana.
Tuuk
Aurel tersentak, sangat keningnya disentil agak keras. Berani-beraninya menyentil jidat glowing yang sudah dia rawat seperti anak sendiri,
Memandang tajam manusia yang duduk dihadapannya, moodnya sudah jelek dari tadi malah makin jelek.
Aura indah yang terpancar dari taman terkalahkan oleh aura jelek yang dikeluarkan Aurel, mereka berakhir di taman karna hanya tempat ini yang terpikirkan Aurel untuk mengasuh pangeran kutub Utara.
Dan lihatlah bagaimana bisa si kutub Utara tertawa lepas setelah membuat moodnya anjlok, mengajak perang rupanya.
"Heh kutub, kenapa kau tertawa?" Jackson menghentikan tawanya. "Kau imut,"
Sial, kenapa dirinya harus bertemu orang seperti ini lagi. Bukankah dari tadi si kutub ini sangat dingin, menurut informasi dari Michael juga seperti itu.
Tapi kenapa dia merasa familiar dengan sikap pangeran mahkota yang sekarang menjadi tengil,
"Aca,"
Deg
Jackson berdiri, kemudian mendekatkan wajahnya pada Aurel.
Sama, panggilan yang sama. Nama yang disebut Michael saat demam hari itu.
Wajah mereka sangat dekat, tanpa sadar hidung mereka sudah saling menyentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key Of Destiny
FantasySayup-sayup terdengar suara, matanya perlahan terbuka. Dia berada di sebuah kamar, bukan kamar rumah sakit tapi sebuah kamar tua. "Huh,, dimana ini?! tadi rasanya ada yang manggil tuan, tapi kok gak ada orang?" monolognya. Hingga tersadar sesuatu, ...