gadis badut

6 1 0
                                    

Marsya berdecak kesal dengan masih memandang arah lapangan basket ,mendadak suasana jadi panas padahal lagi mendung.

Cewek cewek adik kelas ,ataupun Kaka kelas sedang mengerubungi satu cowok yang jadi rajanya sekolah GALAXY siapa lagi kalau bukan Zero Naufan.

Marsya mengepalkan tangan seakan dendam ,Marsya sekarang saja berada di depan kelas bertepatan dengan depannya lapangan basket .

Cowok itu terlihat dingin tapi juga care membuat hati Marsya kembali memanas dengan adegan gimana cewek cewek memberi sebuah botol Aqua .

Cih.

Cuma botol Aqua kan? Gue bisa beliin dia sampe sekerdus.

Caper.

Dasar adek kelas centil.

Bahkan ga sadar diri nya aja seperti itu.

Marsya yang berada di depan kelas tepatnya di depan pintu masih mendengus kesal ingin beranjak tapi bahunya di tepuk membuatnya kaget .

"HEH!"

Andri yang menepuk bahu Marsya jadi terkaget sampe tak sadar memegangi dadanya terkejut .

"Sett dah buk ngegas amat"

Marsya tetap pada posisinya mengepalkan jarinya dengan raut kesal .

Andri yang menatap itu pun jadi mengarahkan maniknya ke arah lapangan basket.,lalu terkekeh  geli.

"Jealeos Lo?"

Marsya melotot tajam lalu menghertakan kaki geram lalu segera berbalik menuju kelas.

Tawa Andri makin menjadi jadi ,melihat bayangan Marsya tadi yang bertaut kesal jadi mendesah tersenyum miring .

"Kenapa lo gemes banget sih, ngerepotin hati gue aja."

Selanjutnya terkekeh geli,dan langsung tersadar . "Eh" menepuk bibirnya mengerjab binggung

.

Zero yang iseng main main dengan bola di lapangan basket bersama sahabatnya Angga dan Bayu,mereka memang sering sekali seperti itu ,tapi tiba tiba langit mendung mereka jadi menghentikan permainannya lalu menepi ingin masuk kelas saja melihat ada beberapa tetes hujan terasa pada kulitnya .

Tak di pungkiri banyak cewek cewek adik kelas centil dengan lagaknya menawarkan air putih .

Zero mengatupkan bibir ,menghela napasnya lelah dengan menerima air putih itu dengan wajah dingin pergi meninggalkan cewek cewek itu ,menyusul Angga dan Bayu yang sudah ke kelas duluan .karena tau Angga dan Bayu akan di anggap sampah di situ oleh adek kelasnya.

Zero kesel sebenernya mau marah tapi takut nyakitin perasaannya adek kelas ,jadi yaudah diem aja .

Tanpa sadar perlakuan itu membuat cewek yang bernama Icha itu salah tingkah ,pergi dengan menjerit jerit tak jelas bersama dayang dayangnya sedangkan yang lainnya yang tak di terima minumnya menghela napas kecewa.

.

Kelas 11 IPA 4 kembali ribut entah yang sedang menyayi ,entah yang sedang ghibah atau yang sedang tidur nyenyak ataupun murid ambisius yang membaca buku dengan rajinnya.

Marsya bernyanyi dengan suara melengking yang di buat buat sedangkan Bobi menghentakkan tangannya ke meja sebagai alat musik sementara yang lainnya menertawakan tingkah Marsya yang saat ini memegang sapu sebagai mic dan berjoget mengibarkan rambutnya yang di biarkan tergerai ,begitupun Mila yang berputar putar seperti balet sedangkan Jihan sibuk dengan pesawat kertas yang ia terbangkan dan juga Shaga .

Andri selaku ketua kelas malas meladeni semua nya ,diam diam Andri memandangi wajah Marsya yang tertawa lepas.

Andri tersenyum samar jantungnya berdebar ,kalo di liat liat Marsya itu cantik nya unik beda dari yang lain.

Andri diam jadi menikmati wajah itu lekat tanpa sadar  Ia jadi tersenyum kecil .

"JEBULE SAINGANE KONCO DEWEK" Marsya bernyayi dengan lagu Jawa itu .

Mereka bersorak kompakk meneruskan lirik selanjutnya ."AKU WIS BERJUANG MATI MATIAN"

Di susul lain "HOA HOEEE"

Baru akan Masya melanjutkan jadi terdiam saat Bu Ratih sudah di depan pintu dengan tatapan galaknya .

Semua diam membatu .

Andri juga jadi diam panik sendiri .

Sampe Marsya tersadar lalu teriak .

"Aaaaa"  Marsya melempar sapu yang ia pegang ,kaget tiba tiba ada Bu Ratih di depan pintu .

"Bukan aku buu beneran bukan eh iya ini aku-" Marsya seakan gagap binggung harus menjawab gimana ,melihat raut Bu Ratih yang memerah memendam marah.

Semua seakan jadi beku .

Bu Ratih menghela napasnya mencoba menyabarkan lalu menatap tepat Marsya yang diam menunduk.

Bimo dan lainnya juga diam menunduk merasa bersalah .

Memang guru satu ini adalah kunci semua guru kalau mereka berbuat tidak selayaknya siapkan saja mental ,bisa bisa di keluarkan dari sekolah.

Masih mending hukuman dari Pak Joko hanya di suruh membersihkan WC sehabis itu mereka di biarkan lagi ,lah kalo ini bisa bisa langsung keluar dah.

Marsya diam diam merapatkan bibir,takut kalau seandainya di keluarkan sekolah cuma gara gara ini .

Kan gak lucu.

"Kalian ikut saya ke kantor."

Marsya ,Bimo ,Jihan ,Mila ,sampai Shaga pun tersentak .

Marsya mendongak mencoba menjawab "mereka gak salah Bu ," Marsya diam sejenak menenangkan degupan jantungnya "saya yang ngajak mereka begini,jadi biar saya sendiri saja"

Tan kelasnya terpaku dengan apa yang gadis itu katakan.

Semua  bersyukur atas pembelaan itu .

Tapi

Andri diam diam merapatkan bibir ,lagi lagi cewek itu mengorbankan dirinya untuk orang lain.

Marsya menunduk lagi mulai mengikuti langkah Bu Ratih ke kantor diiringi sorakan heboh senang para teman kelasnya.

Diam diam Marsya menghela napasnya masih dalam mengikuti Bu Ratih yang berjalan di depannya , Marsya baru menyadari bahwa kehadirannya di kelas hanyalah badut penghibur yang tak berarti apa apa ,tapi Marsya pun tak menyangkal bahwa cuma ini yang bisa Marsya kasih sebelum cewek ini benar benar pergi .

Ia sadar dirinya hanyalah sebagai umpan di kelas paling pojok. Membiarkan namanya kotor hanya demi kesenangan .Marsya memang gila .

Marsya merapatkan bibir merasa miris sendiri dengan dirinya kembali berharap akan ada pahlawan yang mampu menerimanya .

Sampai sejauh ini cewek itu belum juga mendapat Zero o'clock nya .

Atau mungkin tak ada?

Tapi tak mungkin.

Bukankah semua orang akan mendapat pahlawannya masing masing dan menempati posisi utama dalam ceritanya sendiri?

Marsya jadi teringat kakak kelas nya yang bernama Zero Naufan itu ,Marsya jadi berpikir seribu kali untuk mendapatkannya .

Marsya tersenyum miris ,menahan embun yang berada di matanya ,melihat dirinya seolah berkata sejak kapan Marsya selemah ini? .

Ia makin yakin ia tak akan mendapatkan seorang Zero Naufan yang terlewat jauh sempurna di bandingkan dengan Marsya .

Ternyata SMA tak seseru itu.

Atau

Marsya yang belum menemukan letaknya?

Oh ayolah Marsya selama ini menjadi gila hanya untuk menemukan letak seru tapi yang di dapat hanya hukuman.

Ternyata mencari kebahagiaan sesulit di itu.

00.00 (Zero o'clock)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang