salting

4 0 0
                                    

"ini undangan surat orang tuamu untuk datang ke sekolah" kata Bu Ratih dingin .

Marsya terlonjak menggigit bibirnya kecil takut . "Saya gak punya orang tua."

Ibu paruh baya itu diam memandangi itu "lalu siapa yang selama ini jadi wali orang tua kamu di sekolah?"tanyanya

Marsya mengatupkan bibir ke dalam ,matanya bergerak sendu ,menetapkan jiwa untuk menjawab "ibu" Marsya agak berdehem "tapi sudah tidak ada."

Bu Ratih mengangguk "lalu ayahmu?"

Pertanyaan itu menjadikan Marsya tersentak ,tatapannya jadi dingin "gatau"

Bu Ratih mencoba bersabar sambil mengerti "lalu siapa yang bisa di panggil untuk ke sekolah?"

Marsya diam lama lalu mendongak "biar saya saja ,buguru mau bicara apa?" Tanya nya berusaha tetap tegar .

Bu Ratih jadi diam memandang Marsya yang seperti menahan luka "maafin ibu" .

Gadis itu tersentak tak mengerti mengapa Bu Ratih mengucapkan kata demikian.

Bu Ratih menghela napasnya berusaha tersenyum menurunkan intonasi berbicara lembut "jangan buat keributan di kelas lagi ya,ibu yakin kamu anak penurut kok,jangan sedih lagi ya cantik".

Marsya tersentak melongo di buatnya jadi terdiam menengguk ludah mendengarnya ,tersenyum tipis "saya gak perlu di kasihani bu,,"

Bu Ratih nganggur ngagguk mengerti lalu tersenyum ,bergumam menjadikan Marsya melotot kaget . "Bener kata Ressa kamu anaknya mandiri banget" Bu Ratih terkekeh

"Loh,ibu tau nama ibu saya?"

Bu Ratih memandangi itu bergumam "ibu kamu teman saya ,waktu itu dia titip pesan sama saya buat jagain kamu"

Kali ini Marsya diam membeku seolah polos tak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi "jadi sebab itu ,ibu tak pernah mengeluarkan saya dari sekolah ini?"

Bu Ratih mengangguk lalu berdehem "hm,karena kamu anak saya juga."

"Ha"

.

Marsya menyelusuri karidor sendiri,karidor sepi hanya ada yang lewat beberapa untuk mengambil buku di perpus atau beberapa kelas yang akan memasuki lab .

Marsya jadi mengantupkan bibir kedalam lalu berpikir lagi apa yang barusan Bu ratih bilang .

Oh jadi ini sebab ibunya memasukan Marsya ke SMA ini ,jadi selama ini ayahnya berada di dekatnya?

Iya Bu Ratih istrinya pak Hendrik ayah Marsya .

Marsya baru tau kalau dulu ibunya hanya di jodohkan dengan ayahnya hanya untuk urusan bisnis .

Awalnya ayahnya menolak ,tapi akhirnya mau dengan syarat setahun setelahnya Hendrik ayah Marsya bisa menikah dengan wanita yang di cintainya awal begitupun Ressa ibu Marsya juga demikian tapi seiring berjalannya waktu Ressa memilih sendiri ,yang Marsya tau Ia juga memiliki kakak tiri laki laki yang di angkat dari anak panti asuhan untuk menjaga Marsya ,tapi lagi lagi Marsya menolak hingga sampai akhirnya kakaknya memutuskan untuk merantau ke luar kota .

Dan Marsya sendiri.

Ya walau Marsya juga masih sering bertukar kabar dengan sang kakak .

Marsya menghela napasnya dalam menatap sepatu yang berjalan lamban dengan wajah yang mendung ,ia binggung harus senang atau sedih .

Senang sedih seolah datang bersamaan menjadikan debaran sesak di dada .

Menghela napas sekali lagi lalu memberanikan diri menaiki tangga menuju kelasnya .

Sampai tatapannya memaku refleks menghentikan langkah melihat seorang cowok jakung tak jauh dari langkahnya sedang bercanda gurau dengan sahabatnya yang entah sedang berbicara apa .

Zero Naufan pun reflek memaku di tempat memandangi gadis itu tepat di matanya .

Marsya terlonjak salah tingkah lalu mengalihkan mata ke arah kelasnya berlagak tak melihat .

Zero Naufan reflek tersenyum tipis memandang itu,gatau aja Tiba tiba senyum .

Binggung juga harus apa.

Marsya menarik napas sedalam dalamnya diam diam Ia sangat gugup .pertemuannya tadi pagi memang sangat kebetulan .

Kenapa sih ya kalo ada cogan salting?
Padahal dulu tuh biasa aja!

Gak ,kayaknya beneran naksir deh.

Duh Marsya deg degan.

Harusnya sih nyapa tapi binggung mau nyapanya gimana ,ohiya Marsya mendadak lupa diri tadi kan lagi sedih kok jadi kek gini?

Fiks beneran bisa di bilang gila .

"Eh anjirr itu yang bodynya aduhai siapa sih? Desy ya?" Angga bergaya mengikuti penuturan dengan tangannya sambil tertawa ngakak.

Bayu di sampingnya menjadi sinis "si guguk,itu cewe gue anj" sejurus berikutnya memukul belakang kepala Angga .

Angga mengumpat tanpa suara "yaelah semua aja Lo sebut cewe Lo!" Katanya sarkas membuat Bayu ingin menaboknya "eh anjim gak woi gue mah setia,emang Lo semua cewe aja Lo jadiin gebetan tapi gak beri kepastian" kata Bayu meremehkan

"Cuih" lanjut Bayu memaki membuat sang empu memukul belakang kepala Bayu "si anjing" katanya lalu tak sengaja menoleh melihat Zero yang agak di belakang Yang awalnya di depan ternyata di belakangnya kini mengkerut binggung ikut terhenti lalu menoleh menatap cewek agak jauh di depan yang juga terhenti .

Angga tersenyum miring "cantik sih cantik tapi gausah ngeliatin segitunya kali,noh ceweknya malu!"

Bayu menoleh memfokuskan pandangannya kearah yang di maksud ,lalu melebarkan mata mengerti "lahh sejak kapan Lo suka cewe?" Tanyanya polos yang berikutnya di tabok keras Zero ,Bayu mengaduh dan Angga yang sibuk menertawakan Bayu .

"Argh ya ampun"

Marsya tersadar lalu menghela napasnya kali ini ia tak memperdulikan Zero lagi ,lagian Marsya hanya iseng suka ke Zero ya seperti gadis gadis kebanyakan kan.

Marsya melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kelasnya yang terlihat tenang walau Ia yakin kelasnya sedang ramai disana ,karena tau sedang jamkos.

Ia menghela napasnya berat melewati Zero dan kawan kawannya itu dengan rasa biasa saja walau sebenarnya menahan agar tak salting .

Marsya menggigit bibirnya gugup ,sampai setelah melewati Zero jadi menghembuskan napas tenang , memegang dadanya merasa sesak .

Zero yang sedari tadi masih diam ,diam diam menengguk ludahnya susah payah ,merasa salting.

Gimana enggak Marsya itu ngapain segala pake gigit bibir kan seksi banget anjuu.

Angga dan Bayu sorak diam memandangi itu dengan kerlingan tersenyum miring .

"Anjir,ngapain segala gigit bibir coba?gue kan jadi nafsu" Bayu bersuara dengan polos masih menatap kepergian Marsya sampai berputar begitupun Angga dan Zero .

Angga mengangguk membenarkan "seksi banget tadi,emang gak salah bos gue pilih cewek" yang selanjutnya di tabok keras Zero ,Bayu tertawa keras .

Zero mengumpat tanpa suara lalu meninggalkan karidor menuju kantin .

Iya bener mereka bolos,jangan di tiru ya man teman.

Yang berikutnya di susul Angga dan Bayu .

"Sumpah he gue baru tau Zero suka cewek" Bayu lagi lagi dengan kerlingan polosnya .

Zero mendengus mendengar itu "serah", Angga menarik napas mencoba sabar dengan Bayu ini "gue juga baru tau Lo pacaran sama Desy,kirain Lo homo" Bayu terpekik mengumpat tanpa suara sedangkan Zero dan Angga kompak terkekeh geli .







-tbc

Jangan rebahan Mulu dah:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

00.00 (Zero o'clock)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang