Part 3 : Sudut Pandang

162 28 52
                                    

Vote dulu yah, jangan lupa juga kasih komentar.

Ngomong-ngomong, maaf banget aku gak bisa kasih gambar visual di cerita ini. Karena apa? Karena aku takut kalian bosan. Soalnya aku setiap nulis kebayang nya wajah Sohyun terus 😭 nanti kalau aku kasih gambar Sohyun, kalian ngiranya itu Senja wkwkwkwk

Pokoknya bayangin sendiri aja tokoh Saluna dan Harsa sesuai imajinasi kalian.

Tapi sejujurnya dalam bayangan aku sih masih Sohyun sama Hanbin 🤣 selalu mereka yang menghantui ruang imajinasi aku 😭

Ya udah deh, gitu aja. Sekian 😙

Selamat membaca...

Eh bentar, gatel pengen upload 😭

(Pokoknya ini Saluna dalam imajinasi aku) ✌️ 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pokoknya ini Saluna dalam imajinasi aku) ✌️ 😭

Selamat membaca...

***

Di dunia ini, citra diri memang sangat penting. Seseorang yang sering berbuat keburukan, pasti akan sangat akrab dengan pandangan negatif dari orang di sekitarnya. Meski seandainya dia melakukan kebaikan, akan sulit bagi orang lain untuk mempercayai itu semua.

Saluna sadar betul akan hal itu, dirinya seolah melihat sendiri bagaimana keadaan menghakimi seseorang yang sudah lekat dengan keburukan. Sekali berbuat yang tidak baik, akan sulit mendapatkan kepercayaan dari lingkungan sekitar.

Selepas mata pelajaran matematika, gadis bernama Saluna itu segera bergegas keluar. Dirinya merasa harus menyelesaikan masalah ini sekarang juga.

Gadis lugu itu berlari kecil menuju tempat yang dia yakini akan bertemu seseorang yang ingin dia temui sekarang ini.

Taman belakang sekolah. Tempat sepi yang jarang sekali dijamah oleh penghuni SMA Cendana. Dan benar saja, Saluna melihat sosok itu sedang duduk di bawah pohon yang terhalang semak belukar.

"Harsa," panggil Saluna pada pemuda yang kini sedang asik menyesap rokok miliknya.

Pemuda itu lantas menoleh ke belakang dengan senyum miring khas dirinya.

"Mau berterimakasih ya?" ujar Harsa sembari membuang sisa rokok yang sedang dia hisap ke tanah, lalu menginjaknya dengan sepatu.

"Apa yang kamu lakukan sih?!" omel Saluna tiba-tiba.

"Jangan sok pahlawan. Aku itu gak butuh bantuan kaya tadi," cerca Saluna pada akhirnya.

Harsa hanya tersenyum menyeringai. Di mata Salu, dirinya memang serba salah.

"Siapa juga sih yang mau bantuin elu? Gua kan bilang, barter sama foto yang lu ambil tadi pagi," jelas Harsa yang seketika membuat Saluna terdiam.

"Sini hp lu. Jangan curang, hapus sekarang juga. Dan awas aja kalau lu ngadu ke guru BK," ancam Harsa sembari menodongkan tangan meminta ponsel milik Saluna.

SAVIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang