Part 6 : Suram

31 5 1
                                    

Hallo teman-teman, ada yang kangen gak sama cerita ini?

Selamat membaca, jangan lupa kasih vote dan komentar. Biar aku makin semangat buat lanjutin ceriganya. Terimakasih sebelumnya ❤

 Terimakasih sebelumnya ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Harsa melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pemuda itu semakin emosi saat dirinya mengenang kembali kejadian lama bersama Saluna. Gadis yang sampai detik ini masih mengisi hatinya dan menguasai pikirannya.

Pemuda itu terlalu benci dengan keadaan yang mempertemukannya dengan Saluna dalam keadaan yang tidak baik. Di mata Harsa, Saluna adalah gadis yang sulit ditaklukan. Gadis dengan pendirian sekeras batu yang prinsipnya tidak mudah digoyahkan. Dan sialnya, pandangan Saluna terlanjur buruk terhadap Harsa. Hal itu lah yang membuat Harsa frustasi bukan kepalang. Dirinya, seolah masuk daftar hitam milik Saluna. Tidak akan mungkin, dan tidak akan pernah berkesempatan untuk dekat gadis itu.

Motor yang dikendarai Harsa lambat-laun menyingkir ke bahu jalan, bersamaan dengan ponsel di saku celananya yang terus bergetar, menandakan panggilan masuk.

Dengan segera, Harsa menepi. Memeriksa ponsel itu dengan cepat. Dia penasaran, pasalnya ponsel yang bergetar itu adalah milik Saluna. Apakah Caraka yang menghubungi gadis itu? Jika iya, dia akan dengan senang hati mengangkatnya.

Tapi ternyata dugaannya salah. Dahi Harsa mengernyit, seraya membaca user name si penelpon itu. Dia tidak kenal nama itu, siapa itu Sena?

Meski ragu, akhirnya Harsa menekan tombol hijau. Barangkali, panggilan ini penting karena sejak tadi ponsel nya tak berhenti bergetar.

"Kemana aja sih lo?! Lama banget angkat telponnya?!" umpat sebuah suara di sebrang sana.

Harsa diam. Dia bingung mau menjawab apa. Dia tidak kenal Sena, dan dia juga sudah lancang mengangkat panggilan pada ponsel Saluna.

"Heh! Bisu ya lo?! Cepetan ke rumah sakit Sejahtera, bokap serangan jantung!"

Harsa diam sejenak, pemuda itu mencoba mencerna apa yang baru saja disampaikan gadis bernama Sena itu. Bokap? Maksudnya adalah ayah nya Saluna?

Tanpa berpikir panjang, Harsa segera mematikan sambungan dan kembali tancap gas. Dia harus segera menemukan Saluna untuk menyampaikan berita ini.

Harsa kembali putar balik menuju halte bus di depan sekolah. Seingatnya, gadis itu tadi di sana. Namun ternyata bertepatan dengan Harsa yang sampai di halte, Saluna sudah mengantri untuk naik ke dalam bus.

"Salu!" panggil Harsa yang tepat berada di belakang bus.

Gadis itu menoleh ke sumber suara, dan sedetik kemudian melemparkan tatapan tidak suka saat dia tahu yang memanggilnya adalah Harsa. Tanpa membuang waktu, Saluna segera mengalihkan pandangannya bahkan sebelum Harsa menjelaskan maksud dan tujuan dia menemuinya.

SAVIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang