Bab 1

9 1 0
                                    

Krasak krusuk krasak krusuk krasak krusuk

Bunyi rel MRT pun terdengar, hal ini adalah hal yang cukup lumrah di dengar saat berada di perjalanan dalam kereta MRT. Menengok ke arah jam tanganku, aku yang berdegup kencang melihat waktu menjadi sedikit lega karena aku hampir saja harus menunggu untuk kereta MRT yang akan datang selanjutnya. Iya, begitulah ramai pagi hari di Jakarta, mau tidak mau aku harus bergegas dan menyerempet kemacetan untuk mencapai kantor.

Perkenalkan aku Ariani Maheswara, aku ini baru saja lulus dari sebuah universitas di Jakarta. Aku ini lulusan akuntansi dan sekarang aku sedang menuju ke kantor ku di tengah kota. Aku kerja di sebuah perusahaan sih, newcomer maklumlah aku masih belum terlalu dibebankan banyak pekerjaan, tetapi aku selalu berusaha keras ya!

Sial! Gumamku dalam hati. Apakah aku telah meingirimkan kerjaanku kepada Pak Risyad? Percuma saja kalau selesai, tetapi tidak terkirim. Hariku baru saja dimulai dan semuanya sudah mulai kacau? Bodohnya kau Ariani! Kenapa sangat teledor?

Sampainya di stasiun tujuanku aku langsung bergegas turun dan jalan menuju kantor, letak kantorku itu tidak terlalu jauh dari stasiun. Oh sialan! Pak Ryan berjalan ke arahku, aku tidak mau menyapanya! Dia selalu mencoba menggodaku, walau dia itu lumayan tampan, tetapi dia itu playboy abis. Lebih baik aku single aja terus.

"Oi Ariani! Tumben nih pagi udah dateng? Gimana kerjaan kemarin udah kelar?" Kata Pak Ryan.

"Udah pak, saya sudah kirim ke Pak Risyad." Kataku risih.

Setelah itu aku menganggukkan kepala dan berjalan dengan tempo yang lebih cepat dan menghindari Pak Ryan, serius deh kalian pasti tidak mau berusan dengan dia. Kata Rani temanku di kantor, Pak Ryan ini baru saja putus sama pacarnya, padahal baru satu bulan! Pacar sebelumnya juga hanya tiga minggu. Sudah benar aku putuskan untuk menghindar darinya.

Sambil makan aku buka laptopku dan mengecek apakah telah terkirim berkasku kepada Pak Risyad. Haduh, lagi-lagi email tagihan dari pemilik rumah sewaku. Sudah beberapa bulan ini aku kesulitan ekonomi karena aku baru saja lulus dan aku baru saja mendapat pekerjaan. Gajiku tidak bisa menutup pengeluaranku dan mana mungkin aku minta kepada orang tuaku bukan? Walau aku lulus dari universitas ternama, tetapi tetap saja standar gaji tersebut untuk hidup di ibukota sejujurnya sangat mencekik leher. Uang tabunganku hampir habis untuk biaya pokok kehidupan saja.

Lalu, aku melihat kotak masuk di email, Pak risyad berkata kurang lebih seperti ini ya kalau tidak salah,

Sebenarnya saya tidak sempat pamit kepada kamu dan rekan kerja yang lain, tetapi terima kasih atas kerja samanya selama ini, akan ada pengganti saya, ini perintah dari atasan dan saya dipindah tugaskan ke Surabaya. Bekerjalah dengan baik kalau ingin promosi..

Ya.. kurang lebih seperti itu isi emailnya. Sangat tiba-tiba sekali? Kantor pusat kami ini ada di daerah Jakarta Pusat, ada beberapa lagi di daerah lain. Mungkin rekan kerjaku yang lain sudah akan tau, dan setelah itu benar saja salah satu rekan kami mengumumkan bahwa Pak Risyad dipindah tugaskan, tetapi siapakah penggantinya?

Jadi, ruang kantorku ini interiornya cukup futuristic dengan warna yang halus. Dibalik ruangan aku melihat adanya bayangan seseorang sedang berjalan. Bukan main bukan sihir, pasti ini pengganti Pak Risyad! Siapakah dia? Apakah dia akan sebaik Pak Risyad? Pertanyaan aneh muncul di pikiranku.

Keluar sosok laki-laki memakai kemeja berwarna putih dengan celana fit slim yang menggantung di atas mata kaki, dia memakai sepatu loafers hitam, serta rambut tebalnya yang sedikit panjang. Mataku terkesima melihat kakinya yang jenjang serta bahunya yang cukup lebar. Apakah dia yang akan menjadi pengganti Pak Risyad? Aku tidak mau berbohong, sungguh dia sebenarnya lumayan tampan.

Namun, disinilah semua cerita yang menarik dimulai.

"Selamat pagi semuanya, Saya Eri Damar Setiabudi selaku pengawas yang baru pengganti Pak Risyad, saya berharap kita bisa bekerjasama dalam beberapa bulan ini. Yang merasa sebelumnya ada dibawah pengawasan Pak Risyad, harap dapat pergi ke ruangan saya, terima kasih." Ujar laki-laki garang tadi. Iya, walaupun tampan tapi dia sangat garang tau!

Aku, Rico, Epen, Rani, dan Fadli bergegas ke dalam ruangan tersebut.

"Kemarin saya sudah cek hasil kerja kalian, tetapi kenapa punya.. siapa ini.. Ariani sedikit ngawur ya ngerjainnya?" Kata Eri, dih sok keren aja dia.

"Mohon maaf pak, saya sudah cek mengenai datanya dan sudah saya tinjau kembali." Kataku.

"Sebenernya ini agak sedikit absurd, kalau saya cek juga kamu ini berasal dari universitas yang baik juga, lulusannya seharusnya dapat dipertimbangkan." Kata dia.

Hei! Aku ini mengerjakan berkas ini dalam kurun waktu dua minggu, aku dedikasikan waktuku menganalisa data! Terus dia bilang kerjaanku ngawur tanpa penjelasan lanjut. Dia menatapku dari atas sampai bawah, rasa-rasanya seperti ular yang diincar oleh burung elang, menyeramkan abis! Matanya itu loh, idih.

"Kamu ini niat kerja gak sih?"

Jujur tersontak kaget aku mendengar hal itu. Mampus, bagaimana kalau aku dipecat? Mau makan apa besok, ujarku dalam hati. Sialan kau Eri, akan ku ingat namamu, semoga panjang umur!

The SupervisorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang