Bab 4

7 0 0
                                    

"Kita menikah minggu depan." Kata Eri.

Kopi yang sedang aku seruput menyembur ke meja. Untung saja tidak kena bajunya, kalau sampai terkena bajunya pasti aku sudah kena marah olehnya! Lihat saja wajahnya, memandangku dengan dengan raut wajah yang jijik.

"Cepat sekali Pak? Saya kira gak secepat itu." Kataku sambil membersihkan cipratan kopi yang ada di meja.

"Ketemuan dulu sama kakek saya, karena dia yang minta kan. Harus minggu ini. Lebih cepat lebih baik. Kita menikah."

Tidak sabaran! Kemudian aku dan Eri berbincang mengenai persyaratannya dan tidak kusangka dia menyetujui syaratku untuk membayar utang ayahku! Eri ini sebenarnya siapa?

"Mohon maaf Pak, Bapak ada duitnya?" Tanyaku dengan penasaran.

"Ada, nanti saya kasih uang dp-nya kalau gak percaya. Jaminan juga saya kasih. Info lebih lanjut nanti kita bahas lagi."

Aku mengambil handphone-nya dan aku ketik nomorku dan begitu pula sebaliknya. Ketika aku hendak mengambil handhphone-ku dengan tidak sengaja jariku bersentuhan dengan kulitnya. Aku pun menoleh ke arahnya, dan begitu pula dirinya.

"Ada satu syarat lagi Pak kalau boleh, hmm apakah bisa bapak bayarkan uang sewa saya... hmm karena saya belum punya banyak tabungan untuk bisa bayar Pak." Kataku.

"Apartemen saya aja. Ada beberapa kamar kosong." Kata Eri dengan santainya.

Kamu tau wajahku seperti apa? Iya, sangat tercengang.

"Saya bercanda saja Arian... Iya, saya sanggup. Tapi kalau mau tinggal di apartemen saya juga... gak ada masalah sih." Kata Eri dengan nada mengejek.

Laki-laki ini, dia sanggup untuk mengejekku? Eh, tetapi laki-laki itu ternyata masih bisa bergurau juga ya, aku kira dia sedingin antartika!

"Kamu udah makan? Mau makan?" Tanya Eri.

"Belum Pak." Jawabku singkat.

"Mau makan di Buger Kosmos? Saya yang bayar tenang aja." Sahut Eri.

Aku mengangguk, lalu kami pun berdiri dan berjalan keluar dari kafe tersebut dan pergi ke Burger Kosmos, restoran yang lagi hot  di Jakarta! Tidak terlalu mahal sih, enak dan banyak anak muda kumpul disini. Dari samping aku melihat wajah Eri yang sedang memesan makanan, dia terlihat... tampan. Side profile Eri ini memang sangatlah cantik, haha seperti wanita saja, tetapi serius cantik. Pasti menjadi idaman para wanita! Lalu Eri pun menoleh kepadaku, dia memandangku dan dia berkata,

"Udah cukup lihat saya? Manis ya saya?" 

Eri.. Oh Eri, andai aku bisa tampar kamu sekarang, pasti akan aku tampar! Aku pun dengan Eri makan berhadap-hadapan dan setelah itu dia mengantarku dengan mobilnya. Di sepanjang jalan aku melihat gedung-gedung yang tinggi dan ya sesekali menengok ke arah wajah Eri yang sedang fokus menyetir, tidak buruk juga lah wajahnya, enak di pandang.

"Kamu seneng gak kerja di perusahaan ini?" Tanya Eri tiba-tiba.

"Saya sih pribadi seneng aja ya Pak." Jujur senang aku, tetapi semenjak dia datang agak sedikit sulit kehidupan perkatoranku.

"Kakek saya pemegang saham utamanya sekaligus founder, gak usah kaget kamu ya, biasa aja. Dia mau saya menikah sebelum dia meninggal, tapi ya saya gak mau menikah, masih muda. Saya juga masih diberikan pekerjaan yang sekelas manager atau supervisor aja, belum tingkat tinggi, saya masih belum di percaya, mungkin karena dilihat gak kompeten dulu." 

"Oh.. begitu ya Pak.." Ok, jawabanku terjawab. Bocah sialan ini memang terlahir dengan sendok emas, tetapi ya peduli amat aku.

Setelah itu aku sampai di rumah, kemudian aku membuka pintu mobil dan menutupnya. Dia pun turun dari mobil dan menatapku. Iya, menatap saja. Pupil matanya menatap pupil mataku, dia diam saja seperti patung. Dia menaruh tangannya di kantong celananya dan menghela nafas.

"Hmmm, makasih ya udah mau setuju sama persetujuannya... kita omongin lagi besok. Thanks ya." Katanya dengan sedikit ragu-ragu.

"Hmmm iya pak. Kalau gitu saya masuk duluan ya, selamat malam." Kataku sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati ya." 

Lalu aku tutup hari itu dengan senyuman di wajahku.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SupervisorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang