01

962 122 16
                                    

Sore yang mendung menggambarkan perasaan Y/n saat itu.
Jalanan yang macet menambah kesan ramai,namun sepi menurutnya.
Lampu merah menyala terang,menandakan kendaraan harus lekas berhenti.

Rambut legam tergerai tertiup angin,bergoyang mengikuti irama lembut.
Netra cerah itu sedikit meredup,menatap langit tanpa harapan.
Sebuah gambar yang hampa,kehidupan yang suram,hidup yang kejam.
Semua ini tidak adil bukan?.

Y/n melangkahkan kakinya pada aspal jalan raya,berjalan di kerumunan orang-orang.
Wajah cantiknya tertutup oleh banyak perban.
Ia tidak bisa merasakan wajahnya,rasa yang ia alami adalah kebas disana-sini.
Tulangnya terasa remuk ketika menapak di jalanan.

Y/n berusaha untuk jalan kembali.
Dan ia ketahui langkahnya semakin lambat.
Betisnya sangat sakit,rasanya tulang keringnya bergeser.
Y/n meringis berusaha untuk menghilangkan rasa sakit itu dan tetap melanjutkan langkah.

Tiiiin!

Dan sialnya lampu hijau kembali menyala menandakan nasib buruk bagi Y/n yang masih ada di tengah-tengah jalanan.
Y/n menatap panik para kendaraan yang ingin melaju kearahnya.
Seketika ia memejamkan mata,berusaha untuk tidak melihat adegan selanjutnya.

"Awas!"

Bruk!

Y/n kembali meringis perih pada kakinya yang malang.
Dan kali ini...
Ia ada di pinggir jalan.
Dan orang yang menyelamatkannya adalah...

Seorang pria muda berambut undercut berwarna pirang membawanya hingga pinggir jalan.
Y/n mengatur nafasnya,mendongak menatap wajah orang itu sekali lagi.

Mata biru yang indah,dan anting bulat kecil terhias di telinga kirinya.
Ia mengatur nafasnya yang memburu,sebelum akhirnya menggeleng lalu menunduk mensejajarkan tubuhnya pada Y/n.

"Kau...tidak apa-apa?"

Y/n tak dapat menjawab apapun,ia masih syok dengan kejadian tadi.
Sebagai gantinya ia hanya mengangguk pelan.
Pria itu mengulurkan tangannya,"Ayo berdiri."

"Aku akan mengantarmu pulang,dimana rumahmu?"

Y/n yang mendengar itu menggeleng dengan kepala menunduk.
Sudah syok,ia tidak pandai bicara.
Ia harus menjawab apa?.

"T-tidak..aku akan pulang sendiri,terimakasih atas bantuannya.." Y/n menundukkan tubuhnya lalu bergegas pergi.

Dan apa yang Y/n alami tidak lah semanis yang ia pikirkan.
Pria itu menarik tangannya.
Dapat Y/n lihat ia memiliki pandangan yang tajam.

"Lihatlah kakimu,luka-luka begitu,aku tidak akan membiarkan seorang wanita pergi sendirian disaat kondisinya sedang begini."

Kepala Y/n menunduk sehingga wajahnya tertutup poni.
Ia akhirnya mengangguk pelan,membiarkan orang itu mengantarkannya sampai apertementnya.

...

Mereka sampai pada sebuah gedung kecil,disebut apertement sepertinya tidak pantas,disebut rumah juga terlalu besar.
Mungkin lebih baik di bilang Basement.
Y/n membungkuk bertanda terimakasih.

"Terimakasih,aku akan segera masuk."

Y/n tidak sama sekali menunjukkan wajahnya.
Ia tidak berani melakukan itu apalagi pada seorang lelaki yang tidak dikenalnya,terlebih lagi sepertinya mereka seumuran.

"Siapa namamu?". Pria itu masih berdiri di tempatnya,sepertinya enggan untuk beranjak.

Y/n menjawab dengan suara pelan,"Chikagura..Y/n.."

Lelaki itu tersenyum manis lalu melambaikan tangannya,"Namaku Matsuno Chifuyu,semoga kita bisa bertemu lagi".

Y/n tersenyum kecil untuk menanggapi perkataan orang itu dan ia segera masuk ke dalam.

Chifuyu ya? Orang yang baik.
Dan ia terlihat ramah.

"Semoga kita bisa bertemu lagi" adalah kata terakhir yang di ucapkannya sebelum meninggalkan tempat itu.
Diam-diam Y/n tersenyum tipis,dan entah mengapa ia juga menyanggupi perkataan orang itu.

Ia berharap agar bisa bertemu kembali dengannya.

Tbc

Hi,teman-teman! Ini book pertamaku~
Semoga suka ya soalnya aku juga ga pandai membuat cerita romantis,tetapi semoga aja ceritaku ini lancar sampai tamat yaaa hehee.

Jangan lupa vote dan comment biar aku tambah semangat updatenya^^.

-Sekian dari Seren-

my love for shy girl [Chifuyu matsuno × reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang