Daddy KTH

791 25 0
                                    


"He love me, he give me all his money
That Gucci, Prada comfy
My sugar daddy."

Ponsel dengan nada dering lagu Sugar Daddy tersebut berdering menandakan panggilan masuk. Namun sang pemilik ponsel itu menolak panggilannya. Ia memasukkan kembali ponselnya.

"Ganti nada deringnya. Kenapa memakai lagu seperti itu, Daddy tidak suka!" tegur Taehyung.

"Tapi Nara suka lagu itu," balas Nara. Ia bergelayut manja di tangan Taehyung. Taehyung mengecup pucuk kepala Nara walau sedang fokus menyetir.

"Terserah. Siapa yang menelpon? Kenapa tidak diangkat? Apa dari teman pria?" tanyanya bertubi.

"Lucas. Dia teman satu kelas Nara. Lucas baru saja masuk di sekolah Nara. Nara belum lama mengenalnya tapi dia sudah sangat baik, kami sudah seperti sahabat meski belum lama kenalan. Nara sangat menyukainya." Nara mendongak melihat ekspresi Taehyung. Pria itu terlihat menghela nafas. Nara tertawa puas dalam hati karena sepertinya berhasil mengerjai sang Daddy.

Nara berhenti bergelayut dan kembali di tempat semula.

"Daddy sudah sering menasihatimu, hati-hati jika berteman dengan pria. Apalagi yang baru kau kenal. Daddy tidak suka kau terlalu dekat dengan pria mana pun, walaupun pria itu temanmu," tegas Taehyung.

"Daddy sangat menyayangimu, Daddy tidak mau kau terluka. Kau boleh berteman dengan siapa saja, asal itu sesama perempuan."

Rasa senang karena mengerjai Taehyung hilang. Nara mengira Taehyung akan seperti biasa, memarahinya layaknya seorang kekasih yang sedang cemburu. Tapi ini tidak.

"Nara tahu, Nara sudah besar Dad. Nara tidak bisa mengerti Daddy, kadang Daddy marah seperti sedang cemburu tapi sekarang Daddy seperti seorang Ayah yang menasehati anaknya." Keduanya saling menatap.

"Cepat keluar!"

"Daddy tega, Daddy ingin menurunkan Nara ditengah jalan karena masalah sepele?" Nara menatap Taehyung tak percaya sambil merengek.

Taehyung memutar bola matanya malas, "kita sudah sampai, Nara. Cepat turun sebelum kau terlambat." Mobil itu sudah sampai di parkiran sekolah. Karena terus bicara mereka sampai tak sadar.

Nara menyengir kuda dan segera keluar dari mobil. "Hati-hati, ingat apa yang Daddy katakan?"

"Ingat Daddy, sayang," balas Nara. Gadis itu berlari ke halaman sekolah. Taehyung tersenyum simpul mendengar panggilan sayang dari Nara.

Jika ditanya harta yang paling berharga dalam hidup Taehyung, dia pasti akan menjawab Nara. Tidak ada yang spesial dari Nara, namun entah kenapa pria yang berbeda usia lima tahun dengan Nara itu sangat menyayanginya.

Saat ini Taehyung menyayangi Nara layaknya seorang Ayah menyayangi anaknya. Tak ada perasaan apapun di hatinya, pure perasaan sayang. Namun tak ada yang bisa menjamin jika suatu saat rasa sayang itu berubah perasaan cinta.

***

"Kenapa membatalkan kerja samanya secara tiba-tiba? Anda tidak bisa seperti ini, anda membatalkan kerja sama kita secara sepihak. Setidaknya kita bicarakan dulu baik-baik."

"Maaf tuan Jeon, saya tidak bisa. Saya pikir akan lebih menguntungkan jika bekerjasama dengan perusahaan tuan Kim," balas tuan Lee.

Jungkook mengepal menahan marah, bagaimana tidak. Tuan Lee adalah klien besar, jika bekerjasama dan menjalin hubungan baik itu akan menguntungkan untuk perusahaan Jeon Jungkook.

Memang kurang ajar si Kim itu, sudah beberapa klien Jungkook membatalkan kerja samanya hanya karena perusahaan Taehyung lebih besar. Begitulah yang pria Jeon itu pikirkan.

"Apapun yang anda inginkan pasti saya lakukan, tapi tolong jangan membatalkan kerja sama kita. Saya sangat ingin bekerjasama dengan perusahaan anda," mohon Jungkook.

Tuan Lee menghela nafas, "tetap tidak bisa. Saya permisi." Jungkook mengepal kuat dan...

BRAKK

Ia menggebrak meja setelah kepergian tuan Lee.

"Kenapa, kalah saing lagi dengan Kim?" Dua orang sahabatnya datang. Salah satu dari mereka menerka dengan nada mengejek.

"Hahaha .. dia memang selalu kalah dari Taehyung." Ejek dari salah satu mereka lagi. Dua pria itu duduk dengan kaki terangkat dan bersandar pada sofa.

"Tidak ada gunanya kau mempertahankan perusahaan ini, lebih baik kau jual untuk membayar hutang-hutang mu. Toh, hanya tuan Lee satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan perusahaanmu dari kebangkrutan. Tapi sekarang? Ck." Pria bernama Min Yoongi tersebut berdecak sebal melihat Jungkook yang selalu kalah saing dengan Taehyung.

"Berisik kalian!" bentak Jungkook. Jimin dan Yoongi sontak langsung diam.

"Aku pasti bisa membuat tuan Lee mau bekerjasama dengan perasaan ku. Akan ku pastikan itu."

**

"Senang bisa bekerja sama dengan perusahaanmu, tuan Kim." Tuan Lee dan Taehyung saling menjabat tangan sebagai tanda di mulainya kerja sama antara dua perusahaan mereka.

"Terimakasih. Saya harap kerja sama ini berjalan dengan lancar dan perusahaan kita saling menguntungkan."

***

"Selamat Taehyung, kau memang yang terbaik." Jungkook memeluk Taehyung sambil menunjukkan fake smile 'nya.

Hanya pelukan singkat. Taehyung dan Jungkook duduk berdampingan. Taehyung dan Jungkook sebenarnya bersahabat, namun Jungkook selalu merasa iri dengan apa yang Taehyung miliki. Bahkan selalu ingin bersaing dengan Taehyung.

"Ya, terimakasih. Bagaimana perusahaanmu? Jika butuh bantuan bilang saja. Jika kau butuh modal jangan segan bilang padaku, aku siap memberi modal berapa pun yang kau butuhkan," tawar Taehyung. Jungkook sekilas melirik sinis Taehyung.

"Ck, dasar bunglon. Bilang saja jika kau ingin melihatku hancur, dan sekarang berpura-pura baik dan menawarkan modal," gerutu Jungkook dalam hati.

"Jung, ada apa?"

"Tidak. Sepertinya kau sangat sibuk, kalau begitu aku pamit," balas Jungkook yang sedari tadi melihat Taehyung sibuk dengan laptopnya.

"Kau kesini hanya untuk mengucapkan selamat?"

"Kebetulan aku lewat, dan berpikir untuk mampir. Kenapa, ada masalah?"

Taehyung segera bangkit mendengar Jungkook seakan kesal. "Sama sekali tidak. Kalau begitu datang ke mension ku nanti malam. Saat ini aku benar-benar sibuk."

Jungkook kembali menujukan senyum palsunya, "pantas perusahaanmu berkembang besar dariku, ternyata kau sangat bekerja keras untuk itu. Baiklah, aku pergi." Jungkook menepuk pundak Taehyung sebelum pergi.

.
.

Bersambung..

Daddy KTH  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang