"Kalau bisa terlambat, kenapa harus tepat waktu?"
- Ruri Narendra -
***
"Oh shit, sepertinya gue telat!" Teriak seorang anak lelaki setelah melihat jam wakker yang sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB yang berarti dia hanya mempunyai waktu 30 menit untuk bersiap sedangkan jarak tempuh dari rumahnya ke sekolah memakan waktu sampai 40 menit. Dengan tunggang langgang dan sempoyongan karena nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul dia menuju kamar mandi.
Cukup dua menit baginya untuk menyelesaikan ritual mandinya kemudian bersiap.
"Nggak nyangka gue ganteng juga pake seragam SMA, lumayan bisa godain kakak-kakak mahasiswi. Pasti mereka bakal kepincut sama pesona gue yang aduhai ini." Gumamnya pelan diiringi senyum menyebalkan.
Namanya Ruri Narendra, singkat dan gampang diingat. Ruri Narendra, anak lelaki yang memiliki karakter kuat dan berharga selayaknya batu zambrut. Nama yang bagus dengan arti yang bagus pula. Tengil, songong, bobrok, pemaksa, biang onar dan masih banyak lagi sifat menyebalkan serta kelakuan nyleneh yang sulit dicerna otak manusia normal pada umumnya.
Jadi, Ruri nggak normal? Sepertinya sih iya, nggak tahu juga. Kita lihat saja nanti kedepannya akan bagaimana.
Anak ke dua dari pasangan suami istri, iya lah suami istri masa suami-suami? Kan ngeri, kaya si onoh yang piral itu. Narendra Yudhakara Ahmad dan Larasati Permata Sari.
Untuk masalah fisik, Ruri merupakan salah satu orang beruntung dari ribuan orang beruntung lainnya. Wajah tampan bak Dewa Yunani, dengan mata sayu namun tatapannya penuh akan intimidasi dan keberanian. Bentuk wajah yang tegas, hidung mancung, bulu mata lentik. Intinya, Ruri itu definisi manusia ciptaan Tuhan yang sempurna deh.
***
Hari ini merupakan hari pertamanya menjadi siswa resmi di SMA Bima Sakti setelah seminggu lamanya melakukan MOS yang menurutnya tidak masuk akan dan terlalu membuang-buang waktu. Sudahlah, dia pun malas memikirkan itu. Yang terpenting sekarang bagaimana caranya supaya dia cepat sampai ke sekolah tepat waktu sedangkan jalanan hari ini begitu padat.
Setelah hampir 10 menit lamanya terjebak macet, akhirnya Ruri sampai di sekolahnya.
"Pak, bukain dong!" Pintanya dengan ekspresi memelas kepada Pak Eko selaku satpam.
"Kamu anak baru yah? Kenapa bisa telat?" Tanyanya garang dengan kumis yang bergerak.
"Kesiangan, pak. Ayolah, pak, bukain!" Masih berusaha membujuk Pak Eko berharap hatinya luluh.
"Tidak bisa!"
"Nanti saya kasih rokok satu bungkus deh, pak."
"Kamu mau mencoba nyogok saya?!" Geramnya dengan nada suara yang meninggi disertai dengan mata melotot.
"Dahlah malesin, seujon mulu si bapak. Dasar kumis lele!" Sarkasnya kemudian berlalu dari sana untuk mencari jalan lain agar dia bisa masuk ke dalam sekolahnya.
Setelah berkutat cukup lama, akhirnya Ruri menemukan sebuah tembok.
"Alhamdulillah rejeki anak ganteng nih," gumamnya pelan diiringi senyum penuh kemenangan.
Setelah berhasil memanjat dengan mudah akhirnya dia menginjakkan kakinya juga di dalam sekolah. Baru saja menginjakkan kakinya, sebuah suara mengintrupsinya.
"Eh lo mau maling yah?" Tanya seorang gadis.
"M-maling! Maling!" Teriaknya.
Mendengar suara super cempreng itu meneriakinya maling, Ruri kalang kabut dan ....
Cup!
To be continue
Sedikit sedikit yes, biar nggak cepet abis😖
Oke semoga suka🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Gaada Akhlak!
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya jika cewe barbar, tomboy, pemarah bertemu dengan cowo super bobrok, pemaksaan, menyebalkan dan onar? "Daripada ngoceh nggak jelas, mending lo jadi cewe gue!" Ujarnya santai seraya menatap intens gadis dihadapannya. "Diripidi ngicih...