Potret

62 13 20
                                    

Nebula memasuki kamar Pino, di mana Jupiter dan lainnya berkumpul. Nebula langsung menyerahkan kamera di tangannya pada Jupiter.

"Katanya itu petunjuk. Sumpah, gue gugup banget tadi. Mana terharu lagi. Huaaa ...."

"Berisik lo, Bocah! Lo bikinin kami minum deh di dapur," cerca Jupiter.

"Emang Abang laknat lo, ya. Udah dibantuin malah maki. Bikin aja sendiri. Gue juga capek kali," omel Nebula rebahan di kasur Pino dengan kaki menjuntai ke bawah.

"Adek Ula. Bikinin kami minuman gih. Nanti Aa beliin softex se-pack buat kamu," rayu Nipon.

Nebula langsung bangkit. "Beneran, ya, satu pack? Langsung gue buatin nih."

"Iya, Sayang." sahut Nipon tersenyum.

"Yang ada sayapnya jangan lupa," celetuk Jupiter.

"Nggak! Gue nggak suka ada sayapnya. Ganggu banget sumpah," elak Nebula.

"Jangankan yang ada sayapnya. Yang ada buntutnya Aa Nipon beliin buat Adek Ula," sahut Nipon lagi.

"Oke, Bang Ipon. Gue buatin dulu," sahut Nebula lekas keluar dari kamar.

Nebula menuruni tangga hendak menuju dapur. Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi, Nebula tak jadi membelok ke arah dapur, melainkan menuju pintu untuk memeriksa siapa yang datang.

Begitu pintu bernuansa putih itu dibuka, tampak sosok pria berbadan tinggi, bahu yang lebar, dan wajah yang tampan pastinya. Nebula salah tingkah jadinya.

"E-eh, cari siapa ya, Kak?" tanya Nebula.

"Dika-nya ada?" tanya pria itu.

"O-oh, Kak Dika ada di dalam. Tapi Kak Dika ...."

"Tau kok. Gue temannya Dika. Kenalin, gue Satria. Lo pasti pacarnya Dika, kan?" tebak pria itu tersenyum.

"Eh, kok tau sih."

"Boleh gue masuk, nggak?" tanya Satya pada Nebula yang tadinya bermonolog dalam hati.

"Oh, silakan, Kak!"

Satria berjalan berdampingan dengan Nebula. Tampak Satria mengamati penjuru rumah dengan tatapan santai.

"Kak Dika lagi tidur di kamar. Kalau mau ... Kak Satria bisa gabung sama Bang Pino dan teman-temannya di lantai atas. Aku mau bikin minum dulu di dapur," ujar Nebula tersenyum canggung.

"Di atas sana, ya?" tunjuk Satria pada lantai dua tepatnya kamar Pino.

"Iya, Kak. Ketuk aja, mereka lagi ngobrol bareng."

"Oke deh. Gue naik dulu, ya."

"Iya, Kak."

Satria menaiki anak tangga, berjalan santai menuju kamar Pino. Sedikit ragu, Satria mencoba mengetuk pintu itu.

"Siapa tuh? Eh, tuh si Ula bawa minuman nggak bisa buka pintu. Bukain gih," celoteh Nipon yang sedang tengkurap di atas kasur.

Pino beranjak dari duduknya, meninggalkan Jupiter dan Jefri yang sedang mengotak-atik kamera. Pino membuka pintu, cukup terkejut melihat kehadiran pria yang mengetuk pintu tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Careful [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang