Gara-Gara Film AADC (Pt.2)

110 23 7
                                    

"Diooo"
"Ih sombong amat sih"
"Dio-nya Chandra" panggil Chandra yang lebih tepat menggoda Dio sedang bersiap melahap makanannya

"Chan.. Please ya gw mau makan"
"jangan sampe nafsu makan gw ilang" Kyungsoo sudah sangat terlihat malas meladeni sikap Chandra

"Yaudah gw duduk aja sambil melihat kamu makan" Chandra tampak santainya mendaratkan bokongnya di kursi tepat berhadapan dengan Dio

Dio tetap melahap makanannya, walaupun sebenarnya dia merasa terusik karena harus berhadapan dengan seseorang yang paling tidak dia sukai bahkan bisa dibilang pengganggu ketenangannya setiap hari. Namun karena tuntutan perut kosongnya yang sedari pagi terus menuntut untuk diisi, membuat Dio harus berupaya berpikir bahwa Chandra yang duduknya adalah makhluk tak kasat mata.

Hampir lima belas menit sudah berlalu, Dio yang sudah selesai menyantap makanannya tadi segera bergegas untuk meninggalkan kantin terutama meninggalkan makhluk jangkung dihadapannya itu.

"Udah makannya?" Tanya Chandra sok manis

"Lu gak liat nih makanan udah abis"
"Apa lu ngarepnya gw makanin mangkoknya juga!" Dio kembali ke mode kesal

"Ya siapa tau aja"
"Kali aja Lu bisa jadi pemain kuda lumping tercute dalam sejarah perkuda-lumpingan" Senyum Chandra yang ambigu antara muji atau ngejek, tapi tetap ngaco bagi telinga Dio

Dio yang malas lama-lama mendengar ocehan Chandra langsung berniat bangkit dari tempat duduknya. Namun Chandra menahan tangan Dio seketika.

"Apa lagi sih Chan?" bentak Dio yang sudah terlalu menahan emosinya

Chandra hanya memandang Dio, lalu secara tiba-tiba jempolnya menyentuh ujung bibir Dio. Chandra mengusap sisa makanan di ujung bibir Dio lalu menjilat kembali jempol bekas sisa makanan di bibir Dio tersebut. Jangan tanya reaksi Dio, dia hanya menganga kaget, dia tak tau orang macam apa yang sedang di hadapannya saat ini.

"Manis ternyata Yo"
"seharusnya mie ayam kan pedas gurih"
"mungkin karena dari bibir Lu jadinya manis" Chanyeol mengucapkannya sambil tersenyum yang sulit di mengerti, entah itu antra rayuan romantis atau senyum mesum.

Dio tersadar dari kekagetannya langsung meninggalkan kantin dengan wajah malu karena dilihat banyak siswa lain. Namun Chandra terus membuntutinya dengan kaki panjangnya itu.

"Chan lu apa sih?" Dio emosi, wajah manisnya tampak penuh kesal

"Humm gw cuma mau ngasi lu ini kok" Chandra mengulurkan sebuah buku kepada Dio

Dio tampak tak percaya melihat buku yang terulur jelas oleh Chandra tersebut

"Da~dari mana lu tau?" gugup Dio seketika

"Gw gak sengaja pernah dengar obrolan Lu ama Bakri"
"Jadi gw cari-cari aja, ternyata susah banget dapetinny"
"soalnya buku legend katanya" Chandra berbohong, karena dia tak mau kalau sampai Dio tau kalau Bakri lah yang memberikan informasi itu padanya

"Jadi Lu nemuinya dimana?" intonasi Dio berubah menjadi sangat halus, seperti seorang gadis yang dikasi hadiah valentine oleh pacarnya

"Ya gw cari di olshop-olshop, tapi kebanyakan KW"
"jadi gw cari di beberapa toko buku loak, akhirnya nemu"
"makanya lumayan kucel" Jelas Chandra soal perjuangannya mencari buku 'AKU'

"Ya namanya buku legend yang ori pasti kebanyakan udah kayak gini"
"Tapi benar, ini buat gw?" Dio mencoba meyakinkan Chandra, dan Chandra hanya mengangguk senyum memperlihatkan lesung pipi manisnya itu

"Btw, napa lu repot-repot ngelakui ini?" Dio mulai curiga, karena kalau dipikir-pikir emang gak logis kalau Chandra melakukan hal sebesar ini buat dia

Dio & ChandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang