Bagian Kesepuluh

167 37 8
                                    

Vito sedang disibukkan dengan jadwal meeting yang tak ada hentinya. Tiba-tiba pintu ruangannya berbunyi dan memperlihatkan seorang wanita dengan bucket bunga di tangannya.

Vito memgernyitkan alisnya heran namun tidak dengan Irina yang datang dengan senyuman tak hentinya pada wajah cantik nan rupawan itu. Vito teringat satu hal bahwa hari ini adalah hari anniversary pernikahannya bersama Irina.

"Happy Anniversary sayang. Lupa ya?" ucap Irina manja sambil memeluk Vito.

Vito melepaskan pelukan Irina padanya dan tersenyum paksa pada Irina, "Maaf."

Hanya itu yang mampu Vito ucapkan pada istri pertamanya itu karena ia tak mampu mencari topik pembicaraan yang lain lagi bersama Irina. Sudah terlanjur ada Yerina yang lebih memperhatikannya.

"Irina, aku ada rapat lagi. Aku harap kau pulang sekarang atau menjemput Viren karena sudah waktunya ia pulang," ucap Vito.

"Ahiya ini waktunya Viren pulang. Aku ingin kau pulang tepat waktu untuk merayakan hari ulang tahun pernikahan kita," ucap Irina.

"Baiklah."

Aku sangat kecewa padamu, Irina.

Setelah memberi kejutan kecil pada suaminya, Irina bergegas untuk ke Sekolah Viren. Pasti anaknya yang cantik dan menggemaskan itu sedang menunggu dirinya. Namun ia terpikir satu rencana.

Ia mengambil ponsel dalam tasnya dan mencari satu nama untuk ia hubungi. Setelah mendapatkannya, Irina berbicara dengan orang itu.

"Halo Sinb tolong jemput Viren ya. Ada yang hendak saya singgahi sebentar."

"Baik Nyonya."

Irina mengirimkan pesan kepada Vito bahwa Sinb yang akan menjemput Viren karena dirinya akan singgah ke suatu tempat. Vito menghela napas panjang. Ini bukan pertama kalinya Irina seperti ini.

"Apa lebih baik aku menghibungi Yerina? Mungkin baiknya seperti itu."

Vito mencari nomor Yerina yang bertuliskan 'Si Cantik💜' di ponselnya. Setelah mendapatkannya, ia menekan tombol hijau lalu menunggu hingga sosok yang ditelepon menjawab.

"Halo."

"Halo sayang kamu sibuk?"

"Gak juga. Kenapa hm?"

"Bisa jemput Viren di sekolahnya?" tanya Vito.

Tetapi hanya diam tanpa suara dari telepon. Vito menunggu jawaban Yerina hingga Yerina membuka suara.

"T-tentu. Aku matikan teleponnya dan segera ke sana agar anak cantik tidak menunggu."

"Baiklah. Hati-hati sayang."

****

Yerina sedang bersiap menuju sekolah Viren. Lagi-lagi ia teringat insiden kemarin. Insiden dimana ia mengetahui bahwa anak Jeka dan Luna bernama Jena bukan Viren.

Ia hanya berharap ada kebenaran lain yang tidak merusak kepercayaannya pada Vito. Sinb melambaikan tangannya saat melihat keberadaan Yerina dan akhirnya gadis itu berjalan menuju Sinb.

"Kau sudah menunggu lama?" tanya Yerina.

"Tidak juga. Viren bahkan belum terlihat sejak tadi," balas Sinb.

"Kau sudah makan siang?" tanya Yerina lagi mengingat waktu sudah siang.

Sinb menggelengkan kepalanya pelan. Yerina akhirnya berkata, "Baiklah pulang dari sini, kita makan siang dulu."

Tringgg ....

Bel sekolah mulai berbunyi. Ini berarti anak-anak sudah mulai berhamburan keluar. Mereka menunggu Viren untuk keluar. Namun tiba-tiba pundak Sinb ditepuk membuat Yerina ikut berbalik melihat orang itu.

KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang