PROLOG

635 85 13
                                    

Seorang gadis sedang bersiap untuk pulang kerja karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Kafe tempatnya bekerja sudah hampir tutup dan tugasnya telah selesai.

Namun tidak dengan satu pria yang sedang duduk di sudut kafe. Pria itu masih berdiam diri dan tidak bergerak sedikit pun untuk kembali pulang. Diam-diam pria tersebut menatap gadis tadi.

"Permisi Tuan. Kafe ini telah tutup dan saya harap Tuan akan kembali pulang."

Ucap seorang pelayan di sana yang bernama Yerina Angelista. Ia sudah lama bekerja di Kafe ini sejak masih kecil. Ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya telah tiada saat ia masih kecil.

Yerina menghidupi kebutuhan hidupnya dengan bekerja di Kafe ini. Setidaknya uang itu cukup untuk keperluannya. Ia masih mencari pekerjaan tambahan dengan mengandalkan gelar sarjananya.

Ia masih menunggu agar pria dihadapannya segera pulang dan dirinya juga bisa pulang. Namun pria dihadapannya tidak bergerak sedikit pun. Pria itu masih menatap laptopnya.

"Maaf Tuan. Kafe ini harus tutup sekarang juga. Saya hendak pulang," ucap Yerin sepelan mungkin agar pelanggan itu tidak marah padanya.

"Jikalau aku ingin tetap di sini bagaimana?"

Pria itu kembali bertanya pada Yerina. Ini berarti Yerina harus menunggu di Kafe hingga Tuan itu pulang. "Saya akan menunggi Tuan untuk pulang."

Pria itu tersenyum simpul dan menatap Yerina. Yerina seketika terhanyut dalam ketampanan pria itu yang sangat menawan.

"Tutup Kafe ini dan ayo jalan-jalan bersamaku."

Yerina tidak menyangka jika pria dihadapannya sok dekat dengannya. Ia menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak lalu hendak kembali masuk ke dalam sebelum suara menginterupsi pergerakannya.

"Kau tidak mengenalku?"

Yerina mengernyitkan keningnya heran. Lagi-lagi pria misterius itu membuat Yerina bingung. "Anda siapa?"

"Vito Alvaro. Teman masa kecilmu."









Bersambung ....

KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang