13 :: My Best Boy🧸

592 138 47
                                    

Double update🙆

Tau boring. Tapi ramein aja. Ramein pake protes juga gapapa👍




.









15 years ago...





"Gimana ulangannya tadi Jeongin sayang?" Jennie sambil melajukan mobilnya bertanya pada anak laki-laki yang duduk di sebelah kursi kemudi.

"Dapet seratus, Tante. Sama tadi Jeongin dapet bintang karena bisa jawab pertanyaan Bu Guru!" celotehnya dengan senyum lebar sambil mengayunkan kedua kakinya yang terbalut sepatu dan kaus kaki selutut.

"Ihh keren banget! Jangan panggil Tante dong, panggil Mama aja." tangan Jennie mengusak rambut hitam anak itu.

"Mama tau nggak?? Tadi Nicho——"

"Apa? Nggak usah cerita apapun kalo nggak penting deh. Kebiasaan banget suka ngoceh yang nggak berbobot."

Di jok belakang, Nicholas kecil yang saat itu berumur delapan tahun mengulum bibirnya sedih. Nicholas baru mau cerita kalau dia ditunjuk gurunya untuk ikut pensi. Kayaknya dia akan cerita ke Eyang aja, pinjam telpon punya Papa Jake nanti.

"Ayo turun!" Jennie berseru riang saat membukakan pintu untuk Jeongin setelah mobil mereka terparkir di basement suatu rumah sakit.

"Ngapain ke rumah sakit, Ma?"

"Tante Jennie mau nganter Jeongin ketemu Papa. Ayo Nicho ikut sini..." tangan kecil Jeongin menarik tangan Nicholas untuk dia gandeng. Jeongin anak baik, karena itu Nicholas sama sekali nggak masalah setiap Jennie sering ngajakin Ayen tanpa sepengetahuan papanya.

"Ck! Nicholas kenapa sih jalannya lelet banget?! Bisa cepet nggak? Kasian loh Jeongin."

Habis kesabaran, tubuh kecil anaknya didorong masuk ke dalam mobil. "Kamu tunggu situ aja! Emosi Mama sama kamu. Apa sih bisanya anak ini? Heran saya."

Nicholas kecil takut sendirian di dalam mobil yang saat itu gelap karena di basement sama sekali minim pencahayaan. Ia hanya duduk di jok, menatap waswas keluar. Pandangannya tertuju pada seorang anak perempuan yang menangis di dekat tiang basement. Akhirnya Nicholas keluar dari mobil untuk menghampiri anak itu.

"Kamu kenapa nangis?" tanyanya tanpa ragu. Eyang bilang laki-laki sejati itu nggak boleh ngebiarin perempuan nangis.

"Hikss... Bunda aku... Bunda aku nggak bangun lagi habis ngelahirin adek. Kata Pak Dokter harus pilih satu, mau Bunda atau adek. Tapi sebelum aku sama Ayah milih, Bunda bilang adek aja. Hikss hiksss... T-Terus sekarang Bunda pergi. Aku nggak mau liat adek bayi!"

Nicholas berjongkok di depan anak itu, menyodorkan dasinya untuk mengelap air mata si anak perempuan. "Kasian kamu. Tapi jangan jadi benci adek bayi, nanti Bunda kamu sedih. Bunda kamu udah jagain adek bayi biar tetep hidup, harusnya kamu sayang dia. Kalo kamu bisa jaga adek bayi pasti Bunda kamu seneng. Percaya sama aku!"

Si anak perempuan terdiam sebentar seolah menimbang-nimbang celoteh polos Nicholas. Akhirnya ia mengangguk sambil mengembalikan dasi berlogo SD tadi. "Makasih ...? Nama kamu siapa?"

"Nicholas. Kelas dua. Kalo kamu?"

"Hyewon. Kelas empat." tangan keduanya berjabat singkat. "Makasih Nicholas. Semoga adek bayi jadi anak baik kayak kamu juga."

agnimaya; nichobin ft. enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang