19. Big pressure

165 20 0
                                    

Penyihir Tua Calia kewalahan mencoba melindungi mereka para penghuni rumah Anna dari serangan makhluk Iblis.

Kewalahan bukan karena para Iblis itu kuat dan sulit untuk dimusnahkan, melainkan karena jumlah mereka yang tidak ada habisnya.

Jumlah Iblis yang menyerang terlalu banyak, bahkan terus bertambah karena pusaran awan hitam yang membuka pintu antara dunia Iblis dengan Negeri Carnelian masih terbuka lebar terus mendatangkan para makhluk Iblis yang berbeda jenis.

"Tidak ada pilihan. Lebih baik aku sembunyikan mereka di dalam." Pikir Penyihir Tua Calia, berucap dengan deru nafasnya yang memburu.

Lantas, Penyihir Tua Calia pun langsung melakukan hal yang baru saja dia katakan. Menggunakan sihirnya, perlahan beliau mendorong para penghuni Istana Anna yang berada di luar memasukannya ke dalam Istana milik Anna, lalu menutup pintunya.

Dengan hal itu berhasil dilakukannya, maka sekarang Penyihir Tua Calia sudah bisa bertarung dengan bebas tanpa harus mengkhawatirkan kematian seseorang.

Ratu Liora bilang bahwa Anna sangat tidak ingin para penghuni rumahnya ada yang tewas di kejadian apapun. Bukan permintaan siapa-siapa, tapi Penyihir Tua Calia tidak sadar bahwa dia ingin melindungi mereka semua.

Entah kenapa itu bisa terjadi, Penyihir Tua Calia sendiri pun merasa heran.

Diatas sana, Aace masih mencoba melindungi Anna dari serangan para makhluk Iblis. Tidak ada hentinya dia menggerakkan sayap dan dua pedangnya untuk melenyapkan para makhluk Iblis itu.

Aace sudah cukup terluka. Tubuhnya sudah dipenuhi luka yang berdarah, keringat juga sudah membasahi sekujur tubuhnya. Tapi hal itu tidak mau Aace pedulikan hingga membuatnya tidak memiliki keinginan untuk berhenti berada di dekat Anna.

Anna sendiri masih dikuasai oleh kekuatan jahat milik Ratu Malvolia yang hendak berevolusi bangkit dari istirahat panjangnya. Anna masih mencoba untuk mengendalikannya sekuat yang dia bisa.

Kekuatan jahat itu juga semakin menyakiti Anna hingga membuat Anna sesekali muntah darah. Aroma kekuatannya semakin tercium dahsyat. Tekanan kekuatan sihir yang mengelilingi semakin terasa kuat.

Jujur. Aace khawatir Anna akan gagal menaklukkan kekuatan milik Ratu Malvolia itu. Hancur sudah semuanya jika hal itu benar-benar terjadi pada akhirnya.

Tapi, tidak. Aace percaya Anna. Aace percaya Anna pasti bisa melakukannya. Wanita itu terlalu kuat untuk diremehkan. Tekad Anna terlalu kuat. Aace tahu itu.

Iblis dengan buntut tajam diam-diam memerhatikan Aace yang sedang sibuk melawan rekan-rekannya. Lidahnya keluar membasahi bibir nya, menatap Aace seolah Aace adalah makanan lezat untuknya.

"Terlihat sangat lezat. Hahahaha!"

Iblis itu berancang-ancang hendak menerkam Aace. Dia menyiapkan buntut tajamnya yang akan dia gunakan untuk menikam Aace dari belakang. Dia hanya perlu mencari cela dimana Aace tidak akan menyadari tentang kehadirannya.

Setelah menemukan waktu yang tepat, Iblis itu langsung melesat cepat pergi kearah Aace dengan mengarahkan buntut tajamnya tepat kearah Aace.



WUUUUSSSSHHH!!

BLLAAAAAARRRR!!



Tapi hal itu tidak bisa dilakukan si Iblis sebab ledakan sihir Anna yang baru saja terjadi membuat tubuhnya terbakar dan menghilang dalam seketika bertukar wujud menjadi butiran debu tak berguna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE WITCH'S HEART  ||  HEERINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang