Penyelamatan

119 13 17
                                    

Awalnya mereka akan selamat, namun ada yang membekap mereka berdua dari belakang dan menarik paksa kedalam semak-semak.


.

.


Justice terus memberontak membuat orang yang menahannya hampir kewalahan, berbanding terbalik dengan Hikami yang tenang memikirkan cara agar lolos.

"Bisakah kau tenang? Kita akan ketahuan jika kau terus bergerak." Justice memberikan tatapan tajam kepada orang yang menyuruhnya diam tersebut. Orang itu menghela nafas memahami perasaan Justice kalau tiba-tiba di bekap. "Kami akan menyelamatkan temanmu. Jadi kau harus tenang atau kami akan gagal."

Justice menggigit tangan orang yang membengkapnya, merasakan sakit orang itu menjauhkan tangannya dari mulut Justice dan mengibaskan tangan untuk mereda rasa sakit. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"

"Karena aku bukan musuhmu, tepatnya kami calon sekutu M78." Mendengat itu Justice bingung mencari maksud dari ucapannya. Orang itu membelakangi Justice untuk melihat kesekitar dan memberikan kode.

Tidak lama sekumpulan orang yang berpakaian sama dengan tiga orang yang menahan Justice dan Hikami muncul. Pakaian yang serba hitam mirip seperti ninja menutupi seluruh tubuh kecuali daerah mata, ralat itu juga tertutupi kalau memakai kacamata hitam.

Orang-orang tersebut dengan lihai menyusup kedalam istana tanpa diketahui prajurit yang berlalu lalang seperti bayangan. Orang itu melihat kearah dua orang lain yang sedang menahan pergerakan Justice dan Hikami. "Kalian berdua bawa mereka ke pemimpin, aku akan menyusul bersama dengan tiga ultra lainnya."

"Baik!" Dua orang itu membawa Justice serta Hikami pergi dari daerah itu menuju kedalaman hutan.


Sementara itu di Istana Kouky menatap kebawah tepat di jendela yang sudah berlubang. Ketiga ultra ditangkap oleh para ksatria dengan tangan di ikat kebelakang agar tidak meloloskan diri.

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan kami!" Kouky menatap Zero dengan datar tanpa ada niatan melakukan sesuatu. "Tidak, aku tidak bisa membiarkan kalian pergi karena kalian akan menjadi pengganggu."

Kouky berjalan menuju singgasananya, selama dirinya berjalan asap hitam muncul mengelilingi dirinya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Saat asap tersebut menghilang ketiga ultra terkejut melihat wujud Kouky yang sebenarnya.

"Hares?!"

"Kau pangeran negeri ini?" X dan Zero langsung memberikan tatapan tajam kepada Cosmos karena melemparkan pertanyaan yang menurut mereka berdua tidak masuk akal.

Hares sedikit tertawa mendengar pertanyaan tersebut sambil duduk disinggasana dengan elegan. "Bukan, tapi aku telah menyingkirkan pangeran yang merupakan satu-satunya pemimpin negeri ini."

"Kenapa kau melakukan itu?! Apa rencanamu yang sebenarnya?!" tanya Cosmos lagi.

"Aku tidak sebodoh itu hingga memberitahukan rencanaku, tapi karena kalian sudah terlambat maka akan ku beritahu." Hares menunjuk kearah dinding yang terbuka sekarang mulai tertutup kembali. Ketiga ultra bingung sebenarnya apa mau orang satu ini. "Aku mengincar kunci yang memberiku akses ke ruangan dimana senjata terkuat disimpan dan yang mempunyai kunci itu adalah Hikari no Kishi no Yuusha."

Ketiga ultra terkejut mendengar hal itu. Cosmos, dan X menatap Zero yang sama terkejutnya menandakan dirinya juga tidak tahu. "Ironinya dirinya sendiri tidak mengetahui kalau dia punya kuncinya, dan untuk memaksa anak itu benar-benar sulit hingga ... khihihi ... aku melakukan cara ekstrem."

Di telan amarah Zero mencoba untuk menyerang Hares namun ditahan ksatria yang menahannya. Hares yang melihat itu hanya tersenyum senang dari singgasananya.

"Kau tidak mungkin melakukan itu!!"

"Ya, aku melakukannya hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali." Hares menaruh kepalanya ditangan sebagai penyangga dengan tersenyum sinis melihat reaksi keempat ultra. "Ku katakan ini pada kalian. Ultraman Valgus sudah tidak ada didunia ini, tidak ada gunanya mencarinya lagi."

"AKAN KU HABISI KAU SEKARANG!!" Zero semakin memberontak hingga butuh empat ksatria untuk menahannya. Disisi lain Cosmos, dan X menatap Hares penuh amarah. "Itu jika kau bisa Ultraman Zero. Bawa mereka semua ke penjara!"

"Baik!" Ketiga ultra dibawa paksa keluar ruangan singgasana bersama dengan sebagian kecil ksatria tetap diruangan tersebut. Di lorong istana suasana menjadi hening kecuali suara langkah kaki dan berisiknya armor yang dipakai para ksatria.

Di tengah perjalanan sekilas sesuatu melesat diantara jendela yang tanpa kaca dan tiang-tiang. Sebuah bom asap dilempar dari jendela dan meledak diatas mereka. Para prajurit menjadi waspada namun satu-persatu dari mereka tiba-tiba terjatuh tidak sadarkan diri. Ketiga ultra yang kebingungan awalnya menjadi siaga juga sampai ikatan tali ditangan mereka terasa lepas.

Mereka bertiga melihat kebelakang, mendapati beberapa orang berpakaian hitam seperti ninja. "Kami kemari untuk menyelamatkan kalian, jadi tolong percayalah kepada kami."

Saat orang-orang itu akan membawa ketiga ultra, rupanya para prajurit ksatria istana telah berada di kedua ujung lorong untuk mengejar mereka. Tidak habis akal mereka menarik ketiga ultra untuk keluar dari jendela dan menangkap sebuah tali yang sudah tergantung disisi jendela. Mereka semua memanjat tali tersebut sampai ke atap, setidaknya mereka akan aman untuk sementara.

"Mereka mengepung kita dari seluruh penjuru!!" ucap salah satu dari orang-orang itu yang sudah sedari tadi diatap. "Cari jalan lain! Kita harus pergi dengan para ultra ini dalam keadaan selamat!"

X yang seakan sadar akan satu hal menatap Cosmos dan Zero secara bergantian. "Bukannya kita bertiga bisa jadi raksasa?"

Kedua ultra itu pun tersentak lalu menatap X, mereka melupakan fakta yang paling umum bahwa mereka adalah raksasa cahaya. "Kemakan panik jadi lupa untuk berubah," ucap Cosmos.

"Kalau begitu kita jangan buang waktu lagi!" Zero dengan gercep memakai Ultra Zero Eye miliknya dan berubah menjadi wujud raksasa disamping Istana. Para ksatria yang berada dibawah berhasil menghindar dari injakan sang ultra yang bisa menjadikan mereka dadar gulung dadakan.

Zero menawarkan tanganya dan orang-orang tersebut berserta Cosmos dan X menaiki tangan biru yang besar tersebut. Memastikan semua sudah naik, Zero segera terbang menjauh dari Istana menimbulkan angin kencang yang dapat membuat para ksatria mundur beberapa langkah atau terguling kebelakang.

Hares yang melihat itu hanya terdiam tanpa ada keinginan mengejar. "Para Ultraman itu memang memiliki keberuntungan yang bagus ya, memang suatu kebodohan jika memberitahukan rencana kepada mereka. Tapi ya sudahlah mereka juga sudah telat, kalau pun mereka punya rencana aku tahu apa yang diincar."


"Cosmos-senpai, kenapa kita tidak berubah juga?" Cosmos menatap kouhainya yang dari beda dimensi itu dengan senyum. "Zero saja sudah cukup, dan ini sekaligus penghematan tenaga."

.

.

.


Bersambung.





Hai readersku yang tercinta. Bagaimana kabar kalian?

Tadi aku sempat baca-baca lagi dan awalan ternyata berbeda dari yang ku inginkan. Jadi akan ada sedikit beberapa revisi di chapter awal. Tapi masih tetap lanjut itu pun kalau tidak kena Writer Block.

Cuma itu yang ingin ku katakan, terimkasih dan mohon maaf kalau ada ketidak nyamanannya

Lost UltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang