...Aku akan pergi....
...Hati-hati dijalan....
...Ingat ya kau harus pulang....
...se ... lamat datang ... di....
...Berlarilah lebih cepat!
Jangan sampai mereka menangkapmu!
Sepertinya aku akan pulang terlambat
AAAAAAAAAA!!
"AAA!... hah... hah... hah... Mimpi itu lagi".
Pagi hari yang cerah dihari ke-36 para ultra masih bersikukuh untuk mencari ultra mereka yang hilang.
Selama pencarian tidak ada hasil sama sekali walau mereka sudah bertanya pada setiap desa, kota, sawah, ladang, hutan, saluran air, dan lain-lain tapi tetap tidak ditemukan.
Kini kelima ultra duduk didekat air mancur mereka terlihat putus asa kecuali Hares yang memang tidak ada niatan cari.
"Bagaimana ini? ini sudah tiga minggu tapi tak ada petunjuk" Zero dengan lemasnya rebahan di pinggir air mancur bak pengangguran.
"Maafkan aku semuanya, alat yang ku siapkan untuk ini malah ketinggalan" X membenturkan kepalanya kedinding tepi air mancur.
"Sudahlah X, meski tak ada alat itu kita harus cari cara lain!" ucap Cosmos dengan semangat.
"Tapi kita harus kemana lagi ultra penyayang?!" Mendengar pertanyaan Justice, Cosmos memasang muka berpikir.
"Sudahlah, dunia lebih cerah tanpa dia. Kenapa kita harus repot?" Ucapan Hares sukses mendapatkan tatapan tajam dari keempat ultra.
"Kau mau dijadiin telur dadar ama putri galaksi?!" tanya X.
"Kalau itu-".
"Dibantai sama ksatria cahaya dan gelap?!" sambung Cosmos.
"Tentu saja ti-".
"Dibakar ama pengendali api dan dibekukan adiknya Victory?!" sambung Justice.
"Hangus lah ak-".
"Lalu Organmu dijual atau dikoleksi adikku?!" sambung Zero.
"Tentu saja tidak, lebih baik hidup daripada mati konyol" ucap Hares dengan dingin tapi merinding mengingat kebiasaan ultra yang dimaksud keempat ultra ini.
"Kalau begitu jangan menjelekkan dia kalau gak mau itu terjadi" ucap keempat ultra itu dengan kompak.
Sesaat setelah perdebatan unfaedah tadi tiba-tiba seseorang terjatuh didepan mereka karena Hikami sengaja menjegal kaki orang itu.
"Hikami, jangan usilin orang" ucap Cosmos memberi nasehat kepada Hikami.
"Tapi dia pencuri" ucap Hikami dengan polosnya dan benar saja para warga menangkap orang itu lalu menyeretnya.
Seorang wanita yang umurnya tidak beda jauh dari para ultra (dalam bumi) itupun menghampiri mereka.
"Maaf... Apa kalian... Melihat seorang pencuri?" Tanya wanita itu dan para ultra serta Hikami menunjuk segerombolan warga yang menyeret seseorang. "Hah... Semoga saja tas itu masih ada".
"Tas ini?" Justice menenteng sebuah tas dengan keadaan basah kuyup.
"Iya! Tapi.... kenapa kau basah?".
"Karena tasmu ini mengenai wajahku jadi aku masuk kedalam air mancur ini!!!" ucap Justice dengan kesal dan memberikan tas itu kepada si wanita.
"Ahahaha.... aku minta maaf, aku tidak meramalkan kejadian itu" Wanita itu hanya tertawa polos sementara yang lain menatapnya bingung.
"Meramal??".
"Iya... Ngomong-ngomong namaku Miyo".
Para ultra kecuali Hares karena tak tertarik dan Hikami pergi ketempat Miyo. Rupanya Miyo peramal tapi kemampuannya masih rendah karena masih pemula.
"Ini handuknya, sekali lagi aku minta maaf dan terimakasih" Miyo menyerahkan sebuah handuk ke Justice.
"Kau peramal ya Miyo" tanya Cosmos melihat bola kaca ungu pekat.
"Iya... Tapi karena aku masih pemula ramalanku terkadang tepat".
"Masa depan itu tidak mungkin bisa diramal" ucap X dengan remeh.
"Bisa! Jika kau tidak percaya akan ku buktikan padamu!".
"Ramalanmu saja terkadang tepat, memangnya teknik apa yang akan kau kulakukan untuk meramal?".
"Tunggu sebentar" Miyo berlari kedalam tempatnya.
Tidak lama setelah itu dari luar terdengar suara seperti barang yang dilempar kesana-sini hingga suara itu berhenti saat Miyo keluar dan meletakkan setumpuk kartu berwarna hitam.
"Kau meramal dengan kartu" Zero mengambil satu kartu hitam tersebut tapi tidak ada gambar, simbol, angka, maupun tulisan hanya warna hitam saja. "Tidak seperti kartu peramal lainnya, dan tidak ada apa-apa".
"Tiup kartu itu, dan baca". Karena penasaran Zero meniup kartu seketika muncul tulisan berwarna putih diatasnya.
Zero maupun ketiga ultra dan Hikami terkejut atas kejadian itu tapi terbanfing terbalik dengan Miyo yang tersenyum.
"Kepercayaan akan diuji. Pilihan ada pada diri. Apa maksudnya?" tanya Zero bingung setelah membaca kalimat tersebut.
"Maksudnya adalah............
.
.
.
.
.
.
.
.
...Maaf, aku tak tahu" ucap Miyo dengan polosnya.
Keempat ultra tersebut hampir kejungkir karena jawaban yang didapat tak sesuai ekspetasi.
"Aku lupa dia ini pemula" gumam Justice dingin.
"Maaf ya, kartu tersebut hanya memberikan petunjuk tentang apa atau bagaimana kalian menghadapi suatu kejadian nanti".
"Tidak apa-apa kak Miyo, tapi kartunya keren" ucap Hikami yang terlihat girang.
"Terimakasih, jika boleh tahu kenapa kau memakai topeng?" tanya Miyo penasaran.
"Ingatanku hilang tapi yang kuingat aku tidak akan membuka topeng ini" ucap Hikami dengan polosnya dan itu diangguki Miyo.
Tidak lama berselang Hares menemui mereka di tempat Miyo. X yang mengetahui itu pun memberi kode kepada ketiga temannya.
"Ada apa Hares? kau terlihat serius" tanya X.
"Pangeran memanggil kita beserta Hikami ke istana, sepertinya dia mendapat petunjuk" ucap Hares.
Mendengar itu sontak para ultra senang apalagi Cosmos yang paling senang mendengar itu.
"Kalau begitu apalagi! Ayo kita ke istana!" ucap Zero yang sudah pergi duluan dan ikuti yang lain.
"Kak Miyo! Kami pamit dulu" pamit Hikari lalu menyusul yang lain.
"Ya! Hati-hati dijalan!".
Mereka berenam pun pergi ke istana menaiki kereta kuda. Tanpa mereka sadari seseorang tengah tersenyum miring melihat para ultra itu.
.
.
.
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Ultra
FanfictionTanah cahaya sedang membangun sekutu, dan seorang ultra muda diberi tanggung jawab untuk menyatukan tanah cahaya dan sekutu baru. Akan tetapi tiba-tiba ultra itu menghilang tanpa jejak. Ultra brother memilih beberapa ultra untuk mencari tahu kehilan...